The Meeting

950 51 6
                                    


Levi's POV

Tahun kedua sebagai seorang guru di Holy Saint HS. Bosan. Bosan. Bosan. Semuanya sama. Tak ada bedanya. Murid tahun ajaran barupun nampaknya begitu antusias masuk di sekolah ini. Well they won't make it until the Judgement day. Aku mengelilingi lapangan dan aku bertemu dengan salah satu siswa angkatan 104. Pirang, mata gemetar dan gugup. Kulihat papan namanya, Armin Arlert. Untuk sesaat kami bertatap mata.

"Eh, emm, uhh, anu...."
"..."
"Permisi, apakah kau tersesat? Kemana kakakmu?"

Menyebalkan?! Tentu saja! Untuk ke seribu kalinya aku dikatai anak kecil!
"Watch your mouth brat. Im a president of student council." Kataku dengan tegas. Bisa kulihat dari matanya bahwa dia ketakutan
"Uhh, umm..."
"Kembali ketempatmu sekarang."
"Emm, y-yess sir..."

Hari pertama. Dan sudah ada yang menganggapku anak hilang? Sigh, sungguh meyebalkan. Aku berjalan menuju tempat latihan Anggar. Tempat dimana aku bisa sendiri. Sigh. Tiba-tiba saja aku merinding.

"Levi ♪"
"Glup!!"
"Biar ku tebak ♪"
"..."
"Kau pasti di kira anak hilang lagi?!! Hahaha."
"Hanji... Diam atau ku robek mulutmu itu!"
"Uuh kejam sekali! Kuharap suatu saat nanti mulut tajammu itu akan tumpul. Bweeee!"
"Hah?!"
"Kuharap suatu saat ada gadis yang akan menaklukanmu! Uh atau mungkin tak ada gadis yang akan tahan dengan mulut kasarmu itu."
Sesudah mencaciku Hanji langsung berlari kearah kantin. Dia menggandeng si kepala sekolah alis tebal itu dengan mesra. Erwin Smith dan Hanji Zoe.
"Tsk. Mereka berdua terlalu mesra. Memalukan."
"Apa kau cemburu?" Kata seorang gadis tepat ditelingaku.
"Petra?"
"Siapa lagi? Hehe." Katanya sambil tersenyum manis.
"Sedang apa kau disekolah?"
"Kau tidak kangen pada tunanganmu, hmm? Aku kembali ke German kan untuk bertemu dengan tunanganku." Petra Ral, dialah gadis itu.
"Kenapa kau tak mengabariku dahulu? Kau tau kan bahwa itu sangat berbahaya berjalan sendirian." Aku mulai menceramahinya. Satu satunya gadis yang sanggup bertahan disekelilingku dengan tatapan tajam dan juga omongan pedas selain ibuku, Kushell.
"Ah aku sudah tau bahwa kau akan menceramahiku. Ayo kita makan siang." Kata Petra mengacuhkanku."Kuharap kau tak melirik gadis manapun selain aku, Levi. Hihihi."Begitulah dia, sudah terbiasa dengan sikapku dan malah mengatakan hal ngelantur. Melirik gadis lain? Hmm, entahlah aku tak pernah melirik gadis walaupun itu kepada tunanganku sendiri. No girls are ever melt my heart.

***

Third Person POV

Hari ini adalah hari pertama bagi angkatan 104th Holy Saint HS menjalani masa sekolah mereka. Siswa dan siswi berbondong-bondong memasuki gerbang Holy Saint HS. Dan tepat pukul tujuh bel berdentang. Para Senior dan Junior memasuki aula Holy Saint HS untuk mendengarkan pengumuman.

Kursi-kursi di aula sudah terisi penuh. Siswa-siswi baru mulai berbincang dan saling berkenalan. Ya karna semasa Judgement day mereka dilarang saling brbincang satu sama lain. Jadi, inilah kesempatan mereka untuk saling mengenal.

"Hai," suara merdu bagaikan suara malaikat terdengar."Namaku Historia Reiss dan ini Ymir." Historia tersenyum dengan manis.
"Oh! Hai aku Eren. Eren Jeager. Ini adikku Mikasa Ackerman dan teman masa kecilku Armin Arlert." Sambut Eren dengan tersenyum menunjukan deretan giginya yang rapi.
"Aku Jean Kirschtein." Sapa Jean dari bangku belakang.
"Au saha bus (Aku Sasha Braus)! Ahu hahat hua mahan (Aku sangat suka makan)." Kata Sasha dengat mulut penuh dengan roti lapis.
"Aku Connie Springger."
"Aku Marco Bodt. Ini sepupuku Annie Leonhart."
Kemudian mereka mulai bercengkrama bersama sambil menunggu sambutan dari kepala yayasan mereka.
"I hope we can go to hangout together Mikasa, Sasha, Annie." Historia tersenyun cerah kepada mereka semua. Sasha langsung memeluk Historia dengan gemas.
"Uh! Aku ingin adik sepertimu Historia."
"Haha, bagaimana kalau kita bertukar kontak? Yah entah itu Line, email, atau apa saja." Ide Historia disambut dengan senang oleh yang lainnya. Sangking hebohnya mereka, beberapa pasang mata mulai memerhatikan mereka. Bahkan para senior tingkat dua dan tiga ada yang mencemooh mereka.
"Cih! Murid baru sedang bertukar kontak katanya. Haha segerombolan orang tak berguna."
"Sekelompok pecundang lagi ternyata."
Kata kata pedas dari beberapa senior mulai membuat Eren dan Jean panas. Saat Jean akan segera membalas ucapan mereka, tepuk tangan meriah mengalihkan pandangan mereka keatas panggung.
Disana telah berdiri seorang pria yang masih muda. Mungkin ukurnya di awal atau pertengahan tiga puluh. Dia berpakaian rapi dengan kemeja putih dan jas hijau yang senada dengan celananya dan ada lencana Wings Of Freedom di dada samping kanannya. Ketua yayasan Holy Saint High School, Irvin Smith.
"Selamat pagi semuanya." Katanya tegas." Selamat. Kalian telah resmi menjadi siswa dan siswi Holy Saint High School. I hope we can get along. Kalian bisa memilih klub ekstrakulikuler yang kalian minati di sekolah ini. Kalian juga bisa mengambil kertas yang berisikan daftar ekstrakulikuler sekolah dan daftar nama guru beserta fotonya agar kalian cepat terbiasa disini I hope you enjoy your day as student here." Dengan begitu pidato singkat dari ketua yayasanpun berakhir dengan para siswa berdiri dan memberikan tepuk tangan meriah.

If I StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang