Tami Oktavia yang biasa dipanggil Tami sekarang sedang duduk sendirii di bangkunya. Tami merupakan salah satu murid bberpestasi di kampus UGM sekarang ini. Tami sebenarnya gadis sedeerhana, tetapi otaknya itu yang membuat dia jadi isrimewa.
"Udah jam 5 sore tapi ini tugas ko belum beres juga sih" keluh Tami menggoyang goyangkan pulpennya itu sambil menggerutu
"Haii Tam . Ko belum pulang ?" tanya seseorang di ambang pintu
"Eh Afgan. Iya nih gue lagi ngerjain tugas. masih banyak. Tapi bentar lagi mau pulang ko" ucap Tami sambil tersenyum ke arah Afgan
"Mau bareng gak pulangnya. Kebetulan gue mau pulang" ajak Afgan lalu menghampiri Tami dan masuk ke dalam kelas
"Bukannya gimana ya Gan . Loe kan pacarnya Raisa . gue takut nanti di bully sama dia. Ntar jadi omongan orang" tolak Tami halus. Sebenarnya dia juga ingin pulang bareng Afgan, tapi mungkin akibatnya terlalu beresiko hingga dia harus menolaknya
"Yah ko gitu Tam. Gak papa lagi, Raisa udah pulang. Terus kita kan cuma teman. Dan kebetulan rumah kita searah kan" bujuk Afgan meyakinkan Tami
Tami nampak berpikir dalam dalam. Apa dia harus terima tawaran itu ? Atau tidak ?
Kalau dipikir pikir terima saja lah lagian searah juga dan hemat uang jajan. Urusan Raisa belakangan deh."Gak papa deh jarang jarang" ucap Tami dalam hati
"Iya gue mau deh. Loe gak keberatan kan gue ikut sama loe" ucap Tami basa basi lalu membereskan buku dan dimasukkan ke dalam tas
"Gak lah . yuu" Afgan menarik tangan Tami secara spontan. Tami hanya kaget dan tersenyum, dirinya di pegang Afgan.
•••
"Udah disini berhenti Gan . rumah gue disini" ucap Tami mengingatkan Afgan agar memberhentikan mobilnya di depan sebuah rumah minimalis bergaya eropa
"Iya oke" Afgan memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yg tak jauh dari rumah Tami
Secara bersamaan ,Tami dan Afgan akan keluar dari mobil itu ,tapi Tami melarangnya
"Eh Afgan loe mau kemana , disini aja . loe gak usah bukain pintu buat gue , kan eloe kasian . gue juga bisa bukain pintu" seru Tami yg membuat Afgan bingung
Afgan menaikan satu alisnya
"Emm gue gak mau bukain pintu buat loe ko. Orang gue mau cek ban mobil. Kayanya kempes dinaikin loe" ucap Afgan lalu keluar dari mobilnya
Bodoh Tami, kenapa loe kegeeran gitu ? Malu kan loe hah.
Tami tersenyum Gaje lalu perlahan keluar dari mobil Afgan .Dia berdiri di depan Afgan yg sedang ngecek mobilnya itu
"Gan gue masuk rumah dulu ya" pamit Tami
"Ko loe gitu maen tinggalin gue. Loe liatkan gue lagi apa. Tungguin gue sampai beres donk" ucap Afgan mendongkakan kepalanya
"Ehh sorry ya Gan . oke gue tunggu deh"
"Gak usah deh. Sana masuk lagian ini gak penting juga" balas Afgan sedikit jutek
"Ih loe kenapa ? Kejedot pohon ? Jadi aneh gini" tanya Tami bingung menganggap Afgan
"Hehe sorry Tam. Gue pusing sama Raisa, dia ngajak shopping mulu. Emang gue supirnya . gue babunya . gue mesin ATMnya. Enggak kan" jelas Afgan yg sudah berdiri dihadapan Tami
"Ohh oke. Itusih masalah eloe bukan gue. Udah ya bye Gan . thank you buat tumpangannya" seru Tami lalu berlaari masuk ke dalam rumahnya
•••
"Yuhhuu kita belanja banyak banget yaah . Gak kerasa" ucap Raisa tersenyum senang
Ya saat ini Raisa sedang berada di kawasan moll terbesar seasia tenggara yaitu di Jakarta. Belanja mrupakan hal mutlak baginya. Tiada hari tanpa belanja, Selain dengan pacar, Raisa juga sekarang sedang belanja bersama sahabat sahabatnya yaitu Maudy Isyana dan Fatin. Mereka selalu kemana mana berempat.
"Raisa loe ko tumben enggak ajak afgan ?" tanya Maudy sambil berjalan di samping Raisa.
"Gak papa, tadi dia bilangnya masih ada satu mata kuliah" jawab Raisa
"Tapi loe gak curiga sama dia Rai. Bisa aja dia selingkuh . soalnya diakan selalu nolak kalau diajak loe" ucap Isyana berpendapat
BERSAMBUNG