Harta karun The Golden Jubile
Namaku Trisa Amalia, aku orang berdarah Indonesia. Saat ini aku hidup bersama kakekku dan kami tinggal di Amerika tepatnya di Alaska. Aku bekerja sebagai pencari benda benda bersejarah dari sebuah agensi rahasia bersama kelompokku yang berisi empat orang yaitu, Lea, Reno, Levi dan Gray.
Senin pagi, aku dan kakekku berada di ruang makan untuk sarapan pagi. Setelah sarapan kami habis, aku langsung menuju westafel untuk mencuci piring-piring yang telah kami pakai. Selang beberapa menit, kakekku bertanya tentang Harta Karun The Golden Jubile yang sedang hangat di beberapa belahan Negara di dunia.
"Tahu, aku juga sedang memikirkan untuk mendapatkan harta karun itu dengan temanku. Tapi aku tak tahu di mana tepatnya benda itu berada." Jawabku sambil menata piring-piring yang sudah selesai aku cuci.
Tiba-tiba aku mendengar Kakek tersedak kemudian aku refleks menaruh piring yang berada di tanganku, mengambil segelas air putih lalu menghampiri kakek dan memberinya. Aku mengatakan hati-hati berulang kali.
"Ada apa?" Aku menatap kakekku dengan iba.
"Lihat ini! Di sini dikatakan Harta Karun The Golden Jubile peninggalan masyarakat Romawi Kuno diperkirakan ada di Kutub Utara," Kakek menunjukkan sebuah halaman dari buku yang ia pegang "Apakah ini benar? Kamu jadi mencari harta ini?"
Aku menjelaskan bahwa ya, aku dan ke-empat temanku akan mencari benda tersebut walaupun harus menghilangkan nyawa. Ini adalah masalah yang lama untuk ditemukan, biasanya hanya kurun beberapa jam aku dan ke-empat temanku langsung menemukan wilayah dan hanya butuh beberapa minggu kami akan menemukan/memecahkannya.
Kakekku memberiku semangat dan do'a untuk kelompokku, aku mengamini lalu pamit dengan Kakekku untuk pergi ke rumah Reno. Aku harus memberi berita itu kepada teman-teman kelompokku karena, kami sudah satu minggu tidak melakukan pencarian.
**
Keesokan harinya, kelompokku sudah siap berangkat ke Kutub Selatan dengan bekal makanan dan peralatan pencarian, kami siap mengudara dengan pesawat pribadi. Beberapa jam kemudian kami sampai ke Kutub Selatan. Dengan menggunakan GPS dan derek salju, kami menuju daerah yang diyakini sebagai tempat terdapatnya Harta Karun Harta karun The Golden Jubile.
Kami mencari-cari dengan detector logam dan detector itu menunjukkan satu titik di sebuah bukit. Kami menemukannya, harta itu tertimbun di dalam tumpukan salju yang sangat dingin. Tanpa membuang waktu, kami langsung bergotong-royong menggali salju tersebut untuk menemukan harta itu.
Kami terkejutnya karena ternyata Harta karun The Golden Jubile hanya sebuah kapal tua yang tertimbun salju. Muncullah perdebatan di situ, semua temanku menyalahkanku. Suasana menjadi panas di sini walaupun udara -32º. Alex telah mencoba menenangkan keadaan tetapi teman-teman kami yang lain tetap tidak menanggapinya bahkan, semakin ribut.
"Diam!!" Teriakku, suasana seketika menjadi hening. Aku memerintah mereka untuk mendengarkanku dan menjelaskan bahwa aku tidak bermaksud untuk membawa mereka ke sini tanpa tujuan yang salah. Aku juga tidak tahu, ya sebenarnya tak masalah jika hal ini terjadi toh kitakan mencari. Tapi semuanya tetap tidak mau mempercayaiku.
Aku menggeram kesal dan baru saja ingat dengan sebuah artikel yang mengatakan jika kita mencari sesuatu yang tidak mungkin, seperti harta karun kamu akan menemukan pointernya.
Semuanya menunjukkan raut muka bingung.
"Maksudmu? Pointer apa?" Ucap Levi.
Lea menggeleng, "Jangan bencanda, pointer itu kan yang biasa kita gunakan saat presentasi di taman kota pada waktu hari pahlawan, untuk menunjuk tulisan-tulisan di power point."