Selasa, 5 April 2016 ;
" Pagi Ma, Pa " sapa Keyna kepada kedua orang tuanya.
" Pagi juga Key. Kamu mau makan apa? " balas mama nya sembari bertanya kepada Keyna
" Pancake sama susu coklat aja deh Ma" Aline, kemudian mengambil 2 potong pancake lalu melumurinya dengan caramel dan menuangkan susu coklat kedalam gelas berukuran sedang untuk Keyna.
" Ini sayang, di habisin ya. Ohiya Key, dimana Kyra? Bolos sekolah lagi?! Mending papa keluarin dia dari sekolah aja daripada ngabisin duit bayar SPP sedangkan dianya jarang masuk" omel Aline yang selalu saja terbawa emosi jika sudah bersangkutan dengan anak keduanya itu,
Keyna mengangguk mengiyakan ucapan mamanya, " Ngapain juga aku penduliin dia? Semalem dia pulang jam 3, trus kemarin dia cabut, Pa"
Mendengar pernyataan Keyna, Aaron terlihat sedikit terkejut dan menampakkan raut wajah tak percaya, "Kamu serius Kyra pulang jam 3, Key?"
Kyra yang sedari tadi asik menyimak dirinya yang dibicarakan, kini menjawab pertanyaan papanya dengan datar "Kyra emang pulang jam 3. Masalah? mau Kyra pulang atau nggak juga bukan urusan kalian "
Terdengar dengusan dari Aline yang melihat kedatangan Kyra. Aaron kemudian menghela nafas maklum atas perlakuan Kyra, " Tapi kamu itu perempuan, nggak sepantesnya kamu pulang subuh kayak gitu, apa kata tetangga yang ngeliat kamu nanti? " balas Aaron dengan lembut dan menatap Kyra dengan tatapan yang sulit Kyra tebak..?
Kyra mendengus dan memandang Aaron malas, " Ck, emangnya Kyra peduli sama omongan tetangga? Papa gausah urusin Kyra. Kyra udah gede"
Aline yang sedari tadi diam menyaksikan perdebatan Kyra dan suaminya angkat bicara dan mengusir Kyra agar segera berangkat sekolah,
"Gak usah ngeladenin anak gak tau diri kayak dia Pa. Kyra, kamu pergi sekolah aja sana, jangan ganggu kami!!"" Dari tadi juga udah mau pergi kali, saya juga gasudi deketan sama kalian lama-lama " balas Kyra sembari berjalan keluar tanpa pamit, memangnya dia mau berpamitan dengan siapa? setan penunggu rumahnya?
Kyra berjalan menuju garasi, memasuki mobil Jazz berwarna merah yang ia beli dengan uang nya sendiri. Kyra merasa sungkan meminta ini dan itu pada orang tuanya. Ia merasa tak pantas. Kecuali jika Aaron yang memberinya uang, pasti ia terima. Lumayan, rejeki gak boleh ditolak.
Dengan memanfaatkan paras yang dimilikinya, sejak SD, Kyra mulai beradu akting di layar kaca. Memasuki Sekolah Menengah, Kyra sudah jarang tampil di layar kaca. Dia memilih terjun ke dunia Modelling yang menurutnya sedikit lebih santai.
Kyra melajukan mobilnya keluar dari komplek rumahnya. Jalanan yang belum terlalu ramai membuat nya menoleh melihat jam tangan miliknya. Jam menunjukkan pukul 6.40, 10 menit lagi pagar sekolah akan tertutup. Tapi Kyra sudah kehilangan mood -nya untuk bersekolah, Ia memilih memutar balik mobilnya ke arah selatan.
Sekitar 15 menit di perjalanan karena terjebak macet, Kyra akhirnya sampai di sebuah Apartmen ternama di Jakarta. Kyra melajukan mobilnya menuju basement dan segera memakirkan mobil miliknya.
Ia berjalan memasuki Lift dan menekan angka 17 dimana kamarnya berada. Sesampainya di kamar nomor 1756, tanpa ba-bi-bu, Kyra merebahkan dirinya disalah satu Sofa sambil memejamkan mata.
Ia menghela nafas berat memikirkan kejadian di ruang makan tadi, 'Shit, gue gak boleh lembek kayak gini ' batinnya menguatkan diri.
Setelah 10 menit menenangkan diri, Kyra bangkit menuju kamarnya untuk melanjutkan acaranya dengan benda raksasa berbentuk persegi.
Sudah berkali kali Ia mengganti posisi untuk terlelap tetapi selalu gagal. Ia tidak bisa tidur. Ia menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Painful (Kyra Version)
Novela JuvenilIni cerita tentang Kyra Alodia, gadis 17 tahun dengan sejuta kesedihan didalam hidupnya. Kyra benar benar sendirian. Dia ada, tapi jiwanya hilang seakan terikut dibawa angin. Dia nyata, tetapi semua orang hanya menganggapnya sebagai ilusi. Masalah...