the scorch trials 1D

184 7 1
                                    

Author's note :
Saudara saudara sekalian.
Demi kenyamanan dan keharmonisan cerita ini.
Berilah kami vote sebelum kalian membaca.
Dan berilah kami comment jika sudah membaca
Untuk cerita di part sebelumnya.
Akan hamba lanjutkan setelah mendapat banyak komentar.
Demi kesejahteraan bersama, hamba ucapkan.
Salam sejahtera,

Istri sah Harry Styles

Setelah Thomas keluar dari maze mereka berfikir akan hidup lebih tenang. Karena tidak ada tembok besar yang akan membatasi ruang gerak mereka, dan pembunuh yang muncul setiap malam yang menghantui pikiran mereka.

"Thomas! Thomas. Bangun ler!" Teriak Minho yang mencoba membangunkan Thomas. Mereka telah sampai di sebuah tempat di tengah-tengah Scorch.

Merka di evakuasi kedalam sebuah gedung yang terlihat sangat kokoh. Setelah itu mereka di kumpulkan di sebuah ruangan yang sedikit gelap.

"Ini tempat apaan dah?" Tanya Niall kepada siapa saja yang sekiranya mendengar. Namun mereka hanya menggidikan bahu bahwasanya mereka pun tidak tahu mereka dimana.

Kemudian seorang lelaki datang. ia memperkenalkan dirinya sebagai Janson. "Cuy, ini tempat apasih? Emang kita aman disini? Kita di empanin kaga?"

Celetuk Minho. "Lu pada bakal aman disini, caya dah ama gua. Di banding di scorch, tempat ini lebih aman," jawab Janson. "Gabakal ada yang bisa tahan sehari di scorch."

"Newt, gua pen berak masa." Ujar Harry kepada Newt dismpingnya.

Newt menatap Harry risih. "Janson," teriak Newt dan mengacungkan tangannya. "Si Harry pen berak. Dimana tempatnya."

Janson menghentikan langkahnya dan menatap bocah kampung nan dekil itu."gua juga gabakal biarin kalian para bopung masuk keruangan ini dengan bau 7 rupa, macam dukun santet. Dan kalian harus mandi dulu pake kembang 7 rupa."

Mereka begitu girang ketika tetesan air membasahi tubuh dekil mereka.

Setelah selesai mandi, mereka dibawa keruang kesehatan untuk di tes dan diberikan imun. Newt dan Thomas merasa bingung, namun mereka tetap diam. Tidak seperti Niall, Harry, dan Liam yang merasa takut dengan alat-alat dokter itu.

"Ampun pa dokter. Niall gak sakit. Niall kuat. Kalau niall marah bumi aja gonjang ganjing dan langit kerlap kerlip." Niall berteriak dan memberontak.

Dokter itu sedikit kesal dan mencoba untuk menenangkan bocah kampung tersebut. "Lo pikir lo itu gatot kaca si tulang besi dan otot baja?! Lu aja lembek begini! Lu mau diem atau gua lemparin keluar?!"

Seketika itu Niall bungkam. Minho dan Harry tengah berada di atas tread mil mencoba untuk larry sebagai salah satu tes yang harus di jalani. Harry yang tidak biasa larry terus mengeluh, dan membuat Minho gusar. "Sumpah demi apapun juga. Gua cape!! Sampe kapan gua harus larry diatas benda sialan bin kampret ini!?" Omel Harry namun masih tetap berlarry.

Minho yang tidak sabaran pada akhirnya membentak Harry yang berada di sebelahnya. "Eh bopung, denger, ya. Kalau lu masih ngomel dan ngeluh terus, gua tembak dan gua bakal botakin rambut gondrong lu! Ngerti, shank?!"

Harry terdiam dengan ancaman Minho. Sedangkan Liam yang sedang duduk diatas kasur seperti di rumah sakit hanya bisa diam dan memandang teman-temannya. Ia juga melihat Teresa di sebelahnya. Gadis itu sedang menatap Thomas sampai akhirnya seorang dokter mentup tirai tempat Teresa duduk.

Saat tiba makan malam, Minho, Newt, Frypan, Jackson, Winston, Niall, Harry, dan Liam berada disalah satu meja panjang dengan makanan yang disediakan. Kemudian, Minho melihat Thomas yang baru datang dari arah pintu. "Eh, Thomas. Ternyata maze kita itu bukan satu-satunya. Kreator bikin banyak maze."

Remaja Labil IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang