Sinopsis Mahaputra episode 240

139 5 1
                                    

Akbar mengambil semua bendera dari struktur istana satu persatu dan melemparkannya kedalam api, ia mengingat kata-kata Haji Khan yg menggema di kepalanya. Bairam Khan yang baru datang mempertanyakan apa yang dilakukanya. "Mengapa kau membuang bendera itu dari negara-negara yang telah kau menangkan? Ini adalah kemenanganmu pada siapa saja Shehanshah akan bangga untuk semua hidupnya. Kau begitu bahagia ketika kau telah menang atas semuanya." Ucap Bhairam Khan yang memperingati Akbar. Akbar menjawab " khan baba, saya ingin menang melawan Mewar. Sampai kemudian semua kemenangan saya tidak berharga. Haji Khan yang mengejekku, ia mengatakan bahwa Pratap akan menghancurkan segala sesuatu yang telah saya kuasai." Ucap Akbar dengan geram. Bairam Khan mengatakan, Bhairam khan menyuruh salah seorang prajurit untuk membawa serbat untuk Jalal, Prajurit itupun pergi mengambil serbat itu. Sedangkan Akbar masih marah karena ia tidak ingin duduk dengan tenang dan memiliki serbat. "Saya ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa saya bisa menang atas Mewar, seperti saya telah memenangkan lebih dari semua kerajan-kerajaan lain. Kemenangan saya adalah tidak lengkap tanpa itu. Kita akan berangkat ke Mewar segera. cukup drama politik ini. Sekarang pedang-Ku akan berbicara." Teriak Akbar dengan geram. Namun Bairam Khan menentangnya. Dan Akbar tahu bahwa dia tidak percaya kekuatan yang mengganggu pikiran Khan baba nya. "Aku tidak percaya siapa pun kecuali Anda, jalal. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk menyerang Mewar. Pratap telah menerima begitu banyak pujian dari perang ini. Dan Maldev meletakkan semuanya yang menyalahkan Anda untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia telah mefitnah nama Anda yang mengapa seluruh Rajputana telah berjabat tangan bergabung untuk melawan Anda." Jelas Bhairan Khan memperingati Akbar namun Akbar tetap tidak peduli.
"Saya ingin Mewar, kepala Pratap! Saya tidak keberatan jika semua Rajput berdiri bersama melawan saya. Aku akan membunuh mereka semua." Teriak Jalal dengan tatapan tajamnya. Sedangkan diluar istana terlihat Pratap dan teman-temannya berjalan dengan hati2 di hutan. Kembali kedalam istana dimana Bairam Khan berbicara tentang perpecahan dan kebijakan pemerintahan. "Kita akan melakukan hal ini saja. Kita akan mengambil Mewar dan membunuh Pratap pada waktu yang tepat, tetapi kau harus tenang sampai waktunya." Peringat Bhairam Khan pada Jalal. Saat itulah Seorang wanita cantik datang dengan membawa serbat (minuman herbal) untuk akbar. sementara Bairam Khan terus berbicara dengan Akbar sambil menatap wanita itu. "Pratap adalah batu kecil dalam misi utama kita. Kita pasti akan mengatasinya." Bairam Khan memberitahu gadis itu dan meminta Akbar untuk meminum serabt itu karena membantu dalam pendinginan pikiran. Emosi Akbar menurun saat ia melihat wanita itu di cermin. Perlahan Akbar mengambil serbat yang dibawa oleh wanita itu. Setelah meminumnya, Akbar dan Bhairam Khan terus melihat saat wanita itu berjalan keluar dari ruangan dengan lekuk tubuh yang molek. Bairam Khan tersenyum melihatnya. "Jalal, kau begitu lelah karena kau telah berjuang karena begitu banyak. Kau harus Menikmati hidup sekarang." Ucap Bhairam Khan pada Akbar. Namun Akbar membantah tidak ingin istirahat tapi Bairam Khan kembali menegaskan. Diluar istana, Pratap dan Rawat ji sudah sampai pada titik dari mana barang-barang Akbar akan masuk kedalam. Pratap ingin menghadapi mereka dari depan dan memberitahu Rawat ji untuk melihat dari sisi kiri. rawat ji mengingatkan kepadanya bahwa dia tidak akan meninggalkan pratap sendirian. Sedangkan didalam istana Bairam Khan tengah bertemu dengan seorang pria yang berpenampilan wanita. Bhairam khan menyuruhnya untuk mengirim beberapa gadis yang dipilih dan baik gadis dari budaya manapun yang akan dikirim kedalam ruang khusus Jalal. Mereka menuruti apa yang diperintahkan Bhairam Khan, kemudian pergi . Kemudian Bairam Khan beralih pada 2 orang prajurit untuk melakukan perintahnya secepatnya. Kemudian Bhairam khan berpikir sendiri tentang dia harus dapat mengalihkan pikiran Jalal pada apa pun untuk waktu yang lama. Dimewar, Ratu Jaywanta menanyakan pada semua Ratu siapa yang telah mengirim pesan ke Pratap bahwa dia tidak enak badan. Semua terdiam, kecuali Bathiani yang mengakui ialah yang bersalah. "Saya sangat khawatir dengan Anda karena Anda tidak sadar sehingga berpikir untuk memberitahu pratap tepat waktu. Dia akan marah dengan saya jika orang lain akan mengatakan kepadanya nanti. Saya dapat kabar bahwa pratap akan pergi untuk bertarung dengan Akbar sendirian." Jelas Bathiani dan disambung oleh VeerBaai dimana ia yakin Kuldevi Ma akan melindungi semuanya. Kembali dihutan, dimana Pratap dan teman-temannya terlihat menggali jalan dengan menutupi diri mereka dengan selimut. Para prajurit Mughal mencapai sana. Prajurit mughal menegur mereka karena sudah membuat prajurit itu menunggu. Salah satu tentara prajurit pergi untuk memberi mereka pelajaran, sesampainya Prajurit itu didekat mereka, Pratap dan teman2nya langsung menyerang mereka semua. Pratap dan teman2nya membunuh semua prajurit kecuali seorang tentara yang memiliki kendali kereta. Pratap memberikan perintah kepadanya. Pratap memberitahu dia untuk hanya mengikuti perintahnya jika ia ingin tetap hidup.
Prajurit itu mengangguk untuk menyetujui perintah Pratap, dan pratap beralih menatap Rawat ji dengan perasaan senang. Disisi lain, terlihat Raja Uday masih dalam perjalanan, Rao Mamrak ji memanggil Raja Uday. Rao mamrat mengatakan ia akan bergabung, dan mereka kembali berjalan dengan diikuti beberapa Prajurit dari belakang. Prajurit yang membawa gerobak telah sampai didepan gerbang utama istana Akbar, salah satu prajurit menghentikan mereka, terlihat gerobak itu didalamnya tempat persembunyian Pratap dan Rao mamrat yang menyamar sebagai prajurit mughal, mereka tampak Khawatir. Prajurit menghentikan mereka karena dia tidak tahu tentang kereta ini datang. Dia memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam setelah mereka memberi alasan tapi penjaga itu ingin memeriksa terlebih dulu apa yang ada didalam. Pratap dan Rawat ji bersembunyi di dalam gerobak terlihat Khawatir, begitu pun dengan teman-temannya yang lain berdiri di luar yang juga menyamar sebagai tentara Mughal. Pengawal itu membuka kotak untuk melihat, tapi keberadaan keduanya bersembunyi di belakang kain. Pengawal itu akan membuka kain untuk melihat tapi tentara lain datang untuk memberitahukan kepadanya bahwa Raja sedang menunggu dengan cemas didalm. Tidak ada yang diberitahu ketika mereka berada di Rajputana. Mereka tidak bisa memberitahu siapa pun bahwa itu adalah Nishan-e-Mughalia. Prajurit itu akhirnya mengizinkan mereka untuk masuk.
Dimarwar, Phool bersiap-siap untuk melakukan puja, tapi dia tidak tahu caranya, karena apa yang dikatakan Ajabde hilang saat ia menggunakan untuk melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Dayang menengkan Phool, dia mengatakan "Devi Ma tidak melihat apa-apa tetapi hati Anda." Ucap dayang itu dan Phool setuju. Phool mengatakan bahwa dia tidak bisa belajar bagaimana melakukan doa dengan cara yang tepat meskipun Ajabde mencoba untuk memberitahunya berkali- kali. "Tapi aku akan benar-benar berdoa untuk Pratap. Silakan melindunginya." Ucap Phool sambil mengatupkan tanganya yang melakukan puja. Di Bijolia, Hansa Bai dan Ajabde juga berdoa untuk Pratap. Hansa Bai berdoa untuk kesejahteraanya karena ia tahu jika sesuatu terjadi pada Pratap maka dia akan kehilangan Pratap selamanya. Kembali ke Mughal, Bairam Khan merasa lega setelah melihat kotak itu sudah datang. "Kita bisa kembali ke Agra, tapi saya ingin melihat dulu isi kotak itu." Ucap Bhairam khan sambil bergerak menuju kotak yang membuat semua tentara tegang. Begitu Bhairam membuka tutupnya, seorang tentara bertanya kalau ia ingin tahu tentang isinya. "Kami tidak pernah melihat anda menjadi khawatir akan hal apa pun. Jangan buka, Anda harus berpikir, raja harus membukanya dengan tangannya sendiri?" Ucap Parujit itu memperingatinya, Bairam Khan mengangguk setuju kemudian kembali menutup kotak itu.
Bhairam mengatakan kepada semua prajurit untuk meletakkan kotak itu ke dalam. Saat itulah Akbar keluar, Pratap dan Rao Mamrat tampak tegang mendengar suara Akbar. Akbar memerintahkan mereka untuk membuka kotak. Setelah kotaknya terbuka, Akbar berjalan menuju ke arah kotak itu dan memerintahkan kembali prajuritnya untuk membuka kain yang menutupi lambang mughal. Beberapa prajurit membungkuk untuk mengikuti perintahnya, Charapani dan benindas yang berdiri diluar tampak tegang melihatnya. Episode berakhir pada Pratap dan wajah Rawat ji yang terlihat tegang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sinopsis Mahaputra episode 240Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang