13. Sahabat Hidup

1.6K 49 2
                                    

"Ali...sini..."Panggil Prilly ceria seperti biasa ketika dilihatnya Ali baru keluar dari mobilnya.

"Apaan?"tanya ali dari jauh tanpa mau repot-repot mendatanginya. kemarin dia baru pulang dari meet and greet di Bandung dan langsung ke lokasi membuat dia ingin istirahat sebentar diruang istirahat yang sediakan PH.

"Sini dulu..."teriak Prilly lagi sambil menampilkan giginya yang putih.

dengan langkah gontai Ali kemudian berjalan mendekat ke arah Prilly. Awalnya dia ingin mengabaikan ajakan prilly, tapi ketika dilihatnya senyum lebar prillya membuatnya tidak tega. Senyum prilly membuatnya tidak bisa menolak permintaan Prilly. Entah kenapa dia selalu merasa bahagia ketika melihat senyum prilly yang menandakan kalau gadis--sahabatnya itu lagi bahagia.

"Sudah makan belum?"tanya Prilly ketika ali sudah berada dihadapannya.

Ali mengangkat alisnya sebelah. Dia tidak menduga kalau Prilly memanggilnya hanya untuk menanyakan itu. Padahal dia lihat wajah prilly bahagia. Dia tahu betul kalau gadis didepannya ini akan berceloteh panjang kalau dia sedang bahagia.

"Udah."jawab Ali pendek.

"Oh, sudah makan ya."ucap Prilly sedikit kecewa.

Ali yang tadinya bersandar sambil memejamkan matanya, reflek membuka mata ketika mendengar nada kecewa dari mulut Prilly. Dia paling tidak suka mendengar prilly sedih. Diliriknya kotak makan yang tergeletak diatas pangkuan Prilly. Dia tahu pasti kotak makan itu untuknya,karena kemarin ketika dia masih di bandung, prilly janji akan membuatkannya sarapan pagi ini dan dia janji akan memakannya tapi entah kenapa dia bisa melupakan hal itu. Ingin rasanya dia menepuk jidatnya sekarang karena sudah melupakan janjinya dengan prilly.

"Itu apa?"tanya Ali sambil menunjuk ke arah kotak makan yang ada dipangkuan prilly. sebenarnya dia ingin langsung mengambil kotak makan itu, tapi dia ragu. takut ternyata kalau kotak makan itu ternyata bukan buatnya.

"Ini makanan."jawab prilly lesu.

"Nasi goreng?"tanya ali semangat.

mendengar suara ali yang semangat membuat prilly menoleh ke arahnya.

"Kemarin kamu bilang mau buatin aku nasi goreng. Berarti kotak makan itu buat aku kan?"tanya ali dengan binar bahagia.

Prilly hanya mengangguk senang sambil tersenyum. Dia tidak menyangka kalau Ali mengingat obrolan mereka kemarin.

"Kenapa nggak bilang dari tadi sih? Aku kan lapar."ucap ali sambil mengambil kotak makan dengan semangat.

Dengan cepat dia membuka dan menyendokkan nasi goreng buatan Prilly ke mulutnya.

"Pinter nih yang masak."puji ali tulus sembari memasukkan suapan nasi goreng kemulutnya. Prilly yang mendengar pujiannya langsung tersipu.

"Katanya sudah makan."ucap Prilly seraya tersenyum senang melihat Ali yang begitu lahap menikmati nasi goreng buatannya. Tidak sia-sia usahanya membuat nasi goreng itu dengan bangun pagi-pagi sekali. Dia senang ternyata ali menyukai masakannya.

"Enak nggak?"tanya prilly penasaran. Prilly ingin mendegar pujian enak dari mulut ali.

"Enak banget. Nggak nyangka kamu pinter masak." Pujian ali sekali lagi membuat Prilly senang. Tanpa dia sadari wajahnya sekarang sudah benar-benar merah.

"Beruntung banget cowok yang bisa menikah sama kamu."Ucap ali tiba-tiba membuat Prilly mengernyit heran.

"Biasa aja kali mujinya. Lebay deh."kata Prilly seraya mengacak wajah ali yang tadi mendongak ke atas seperti sedang membayangkan sesuatu sambil senyum-senyum tidak jelas. membuat Prilly berpikir apakah nasi goreng yang dibuatnya mengandung bumbu yang aneh sampai cowok yang sudah beberapa bulan menjadi sahabatnya ini bertingkah aneh.

U & I (Aliando-Prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang