Shiho dan Shuuichi?

1.5K 75 1
                                    

Shinichi's POV

"Apa katamu!"

"Dia masih belum kembali setelah dia meninggalkan rumah ini."

"Aku akan segera ke rumahmu. Setelah itu kita cari dia bersama-sama!" Kututup telepon dari Heiji dan segera mengenakan jaketku lalu turun ke lantai 1.

"Shin-chan, kau mau kemana?" Tanya Yukiko ketika melihatku sudah berpakaian rapi.

"Shiho masih belum kembali ke rumah Hattori. Aku mau mencarinya." Jawabku.

"Apa! Kalau begitu kami juga ikut." Ucap Yukiko lalu menarik tangan Yusaku.

Tak butuh waktu yang lama bagi kami untuk sampai ke rumah Heiji. Setelah sampai aku langsung masuk ke rumahnya dan kutemukan Heiji dan Kazuha sedang duduk di sofa. Heiji terlihat sedang berpikir keras.

"Hattori!" Panggilku.

"Oh kau sudah sampai Kudo."

"Ayo kita cari Miyano! Aku khawatir padanya."

"Tunggu dulu Kudo. Ada hal yang aneh. Bukankah kau tahu kalau Miyano pernah pingsan ketika dia kehujanan?"

"Iya, memangnya kenapa?"

"Aku punya pendapat Kudo."

"Apa itu?"

"Dia mungkin pingsan sudah pingsan di jalan. Ada 2 kemungkinan. Pertama, Dia telah ditemukan oleh seseorang dan dirawat di rumah orang tersebut. Kedua, dia pingsan dan dia belum ditemukan oleh seseorang." Aku hanya bisa terdiam mendengar penjelasan Heiji. Dia ada benarnya. Aku merasa bertambah menyesal.

"Sekarang ayo kita cari dia!" Ucapku dengan tegas.

Walaupun hujan sudah mulai berhenti, tetapi kami tetap kesulitan mencari Shiho di kegelapan malam ini. Kami mulai mencari di sekitar rumah Heiji, di pinggiran sungai, sampai akhirnya pencarian kami terhenti karena sudah terlalu larut malam.

"Hari sudah larut. Kita hentikan pencarian untuk hari ini." Ucap Yusaku. Semua orang mengangguk dan beranjak untuk pulang tetapi aku langsung menghentikan mereka semua dengan teriakanku.

"Tunggu dulu!" Semua orang langsung berbalik badan dan menatapku dengan heran.

"Ada apa lagi Shinichi? Kita lanjutkan saja besok." Ujar Yusaku.

"Aku menemukan ini di dekat pohon itu." Aku menunjukkan seuah sepatu yang tinggal sebelahnya saja.

"Tunggu dulu. Itu kan milik Shiho." Kata Kazuha.

"Apa! Kalau begitu mungkin dia sekarang..." Ucap Heiji.

"Dia mungkin sudah dibawa oleh seseorang." Sambungku.

"Saat ini kita tidak memiliki cara untuk menghubungi dia. Yang bisa kita harapkan adalah menunggunya pulang saja." Jelas Yusaku.

"Ya. Ayah benar, sekarang ayo kita pulang." Ucapku mengajak semuanya pulang.

Shiho's POV

"Sudah baikan?" Tanya Shuuichi yang baru masuk ke kamarku lalu duduk di kursi samping tempat tidurku.

"Lebih baik dari kemarin." Jawabku.

"Mau kuantar pulang? Semua orang mungkin mengkhawatirkanmu."

"Tidak! Aku akan tinggal disini! Mereka sama sekali tidak menyayangiku!" Kataku dengan ketus.

"Baiklah kalau itu maumu. Aku tidak bisa apa-apa. Tapi kenapa kau meninggalkan rumah Kudo? Bukankah dia orang yang baik?"

"Kau tidak akan mengerti perasaan perempuan Akai."

"Mungkin aku tidak mengerti perasaan perempuan. Tapi bukankah kau akan sedikit lega jika menceritakannya kepadaku? Bukankah kebanyakan orang lega perasaannya setelah menceritakan masalahnya?"

"Aku lelah Akai. Aku tidak mau mengingat hal tidak menyenangkan itu."

"Baiklah kalau kau tidak mau cerita. Tapi jika kau mau cerita, aku akan selalu bersedia untuk mendengarkannya." Ucap Shuuichi sambil beranjak dari duduknya lalu mendekati pintu keluar.

"Mau kemana?" Tanyaku.

"Keluar sebentar. Membeli beberapa bahan makanan." Balas Shuuichi lalu pergi meninggalkanku sendirian di apartemennya.

Shinichi's POV

Sinar matahari terang benderang siang itu. Tempat-tempat yang biasa dikunjungi Shiho sudah kudatangai. Namun hasilnya tetap nihil. Aku tidak menemukan satupun petunjuk dimana keberadaannya. Tubuhku terasa benar-benar lelah karena mencarinya.

"Mungkin istirahat sebentar akan memulihkan tenagaku" Gumamku.

Akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi mini market terdekat. Dan setelah masuk, aku bertemu dengan seseorang yang amat kukenal. Seseorang yang membantuku saat mengalahkan organisasi hitam dahulu. Ya, dia adalah Akai Shuuichi.

"Akai-san! Lama tidak bertemu." Ucapku dengan girangnya.

"Ohh.. Kudo ya. Lama tidak bertemu." Balasnya ramah.

"Bagaimana kabarmu? Apa yang FBI lakukan sekarang?"

"Aku sedang liburan sekarang. Oh ya, biar kutebak, kau sedang mencari Shiho kan?"

"Eh! Bagaimana kau bisa tahu?"

"Dia saat ini sedang di apartemenku. Aku membawanya karena dia pingsan saat hujan waktu itu."

"Apa! Kalau begitu antar aku ke apartemenmu!"

"Baiklah. Tunggu sampai aku membayar belanjaanku ini."

Setelah selesai membayar belanjaannya aku langsung menarik tangan Shuuichi dan keluar dari mini market tersebut.

"Tunjukkan padaku dimana jalannya!"

"Lurus saja, di pertigaan belok kiri."

Setelah sampai di depan apartemennya, aku langsung mengetuk pintu. Ketukan pertamaku tidak ada yang menjawab. Ketukan keduaku juga tidak ada yang menjawab. Akhirnya pada ketukan ketiga, aku bisa kembali mendengar suara Shiho.

"Iyaa. Tunggu sebentar." Ucap Shiho dengan suara yang amat lembut. Tak lama kemudian pintu tersebut akhirnya terbuka, refleks aku langsung memeluk Shiho yang baru membuka pintu tersebut.

"Maafkan aku! Maafkan aku Miyano!" Ucapku dengan penuh penyesalan.

"Kudo-kun lepaskan aku!" Kata Shiho sambil mendorongku sehingga pelukanku tadi terlepas.

"Mau apa kau kemari!" Sambungnya dengan suara yang ketus.

"Miyano, aku tahu aku salah. Karena itu maafkan aku. Dan juga aku ingin kau pulang ke rumahku lagi."

"Tidak! Aku tidak bisa pulang bersamamu."

"Kenapa!"

"Karena aku merupakan pacar Shuuichi!"

"Apa katamu!" Aku langsung melirik tajam ke arah Shuuichi. Sedangkan Shuuichi juga menatap tajam ke arahku.

"Kau.... beraninya kau!" Ucapku lalu memgang kerah baju Shuuichi.

"Memang apa salahnya? Bukankah kalian tidak memiliki hubungan apa-apa."

Ucapan Shuuichi menyadarkanku. Kenapa aku bersikeras untuk mengajak Shiho pulang. Kenapa aku marah ketika mendengar mereka sudah berpacaran. Akhirnya aku melepaskan genggaman tanganku dari kerah baju Shuuichi.

"Maafkan aku." Ucapku dengan kepala tertunduk. "Aku permisi dulu." Sambubgku lalu pergi meninggalkan apartemen Shuuichi.

-TBC

Perangkap Bernama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang