Hanya one shoot, jangan minta lanjut..!!
**********
"Aaahhhhh.... Jo, lebih keras lagi. Oh ini nikmat sekali."
"Sayang, kau sangat binal jika di ranjang."
"Jo, ku mohon lebih keras lagi nyodoknya. Aaahhhh... aaahhhhh..."
"Seperti yang kau minta, sayang. Rasakan ini! Oh, vaginamu selalu nikmat."
"Yah, seperti itu. Ahhh... aaahhhh..."
"Shit! Apa mereka tak bisa mengunci pintu kamar sebelum melakukan itu?! Ngapain juga gue ngintipin mereka?! Brengsek!"
Aku langsung meninggalkan pintu kamar yang sedikit terbuka itu dan menuju dapur. Aku mengambil sekaleng bir dari kulkas dan duduk di meja bar.
Aku sedang berada di apartmen sahabatku, Jodhi. Dan sialnya kekasihnya juga sedang di sini dan mereka sedang asyik bercinta sekarang. Padahal ini sudah lewat tengah malam. Apa mereka tidak lelah? Dan satu hal yang sudah aku pendam selama 3 bulan ini, aku juga mencintai kekasih sahabatku itu. Prillyza Rahardian. Dia sangat cantik dan ukuran dadanya, ugh menggoda. Sejak perkenalanku dengannya 3bulan lalu, aku selalu membayangkannya saat sedang bercinta dengan kekasihku. Tapi sialnya, baru satu ronde saja kekasihku sudah kelabakan.
"Hai, Li. Udah lama di sini?" Sapa seorang pria sambil menepuk bahuku. Siapa lagi kalau bukan sang tuan rumah, Jodhi.
"Ya. Cukup lama untuk mendengar teriakan puas kalian." Jawabku sambil menenggak habis bir yang hanya tinggal sedikit.
"Hahaha. Apa terdengar sampai sini?" Tanyanya sambil membuka kulkas dan mengambil bir untuk kami. Dia lalu menyodorkan sekaleng untukku dan duduk di sampingku.
"Bagaimana tak terdengar, bahkan kalian lupa mengunci pintunya." Kataku sewot.
"Sorry brow, kalo sudah sama Prilly jadi lupa segalanya. Hahahaha."
Sial ni orang! Gue juga mau kali kalo disuruh nikmatin tubuh kekasihnya itu. Sepertinya Jodhi selalu terlihat sangat puas.
"Ini udah jam 2 pagi. Apa kalian kagak lemas?" Tanyaku penasaran. Sebenarnya mereka mulai dari jam berapa?
"Kagak lah, gue kan lelaki perkasa. Lagian Prilly juga minta nambah terus. Gila tuh cewek gue! Sepertinya gue harus cepet nikahin dia." Gue langsung tersedak mendengar kalimat terakhir yang dikatakan Jodhi. Menikah? Oh no! Itu tidak boleh terjadi.
"Kalem aja brow. Kayak belum pernah minum aja lo." Kata Jodhi sambil menepuk punggungku. Gue kesedak juga karna dia kali. Pokoknya gue harus dapetin Prilly sebelum Jodhi melamarnya!
"Gue cuma syok denger kata-kata lo tadi. Kenapa buru-buru mau nikahin Prilly?" Tanyaku setelah nafasku kembali normal.
"Ini bukan buru-buru, gue ma dia udah pacaran 3 tahun. Lagian keluarga gue juga sudah akrab dengannya." Jawab Jhodi sambil menenggak habis minumannya. Dari cerita Jodhi, gue baru tau kalau Prilly sudah tidak mempunyai keluarga. Dia besar di panti asuhan. Walau hanya gadis biasa, tapi pesonanya bisa mengalahkan semua gadis kaya di luaran sana.
"Kenapa malem-malem ke sini? Si Rachel lagi tanggal merah?" Tanyanya memecah lamunanku.
"Gue lagi bosen, pengen menghindar." Jawabku. Aku memang menghindari Rachel akhir-akhir ini. Aku sudah benar-benar bosan dengannya. Ditambah lagi dia selalu merengek minta dinikahi. Membuatku makin muak saja.
"Gila lo! Cewek secantik itu dianggurin. Digondol orang baru tau rasa lo!"
"Gue malah seneng kalo dia kecantol ma pria lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Sahabatku
RandomDia mampu mengguncang hatiku hanya dengan senyumannya. Dia kekasih sahabatku dan akan segera menjadi milikku. Tetap dengan content dewasa. Only one shoot, jadi jangan minta dilanjut.