Timeline

56 4 2
                                    

Seoul, Sabtu 25-07-2015

Tik...

Tik...

Tik...

Jarum jam dinding di gereja terus bergerak, membiarkan setiap detik terus berlalu. Terus bergerak, tak pernah mau berhenti walau hanya sedetik.

Seorang pemuda menatap perih sebuah foto ditangannya. Terus berdoa, berharap waktu bisa membawanya kembali. Kembali ke masa dimana ia masih bisa menatap senyuman, mendengar tawa, serta memeluk erat gadis di foto itu.

'Mengapa hal ini bisa terjadi? Harusnya hari ini menjadi hari yang bahagia bagimu, hari dimana kau akan menari diatas panggung' batinnya bertanya disertai dengan isaknya yang tak dapat ditahan

'Kenapa?! Kenapa itu kau!! Kenapa bukan aku!!' teriaknya terus dalam hati

Sungguh, betapa inginnya ia berteriak. Mengeluarkan seluruh keluhannya. Mengeluarkan seluruh ketidakadilan yang ia dapatkan. Tetapi hanya isak tangis yang dapat ia keluarkan dari bibirnya.

Ia begitu membenci tuhan yang telah membawa pergi gadis yang sangat ia cintai itu. Membawa pergi semua kenangannya.

"Tak bisakah..." isaknya

"Tak bisakah kau memutar balik waktu ini..." tangisnya terus menjadi

Tik...

Tik...

Tik...

***

"Mengapa...?" tanyaku bermonolog pada tuhan.

"Apa kau benar-benar membenciku?"

"Harusnya kau mengambilku! Bukan dia!" tangisku menjadi

"...Aaahh!!!!!" teriakku frustasi

Sungguh!

Aku tak bisa!

Semua waktu yang kulalui bersamamu. Mengapa harus berhenti sampai disini?

Apa masih ada keadilan untukku didunia ini?

Tak kuatku menahan tangis ini lagi, aku berlari keluar dari gereja dengan gelisah

Aku sungguh ingin berlari. Berlari kembali. Kembali kemasa kita bersama.

Apakah aku bisa?

Tangisku terus menjadi. Sungguh! Ini menyakitkan, SoEun-ah.

*Brukk

.

.

Ahh... tampaknya aku menabrak seseorang.

"Maafkan saya..." ucapku meminta maaf pada seseorang yang tak sengaja kutabrak seraya menundukkan kepalaku dengan sopan

Ketika mengangkat kepalaku, sungguh aku tak percaya. Benar-benar diluar dugaanku, mataku melebar menatap orang tersebut

SoEun-ah?

Apa itu kau?

Sontak aku memeluk gadis yang berada tepat dihadapanku itu. Gadis yang kupeluk itu tampak kebingungan, kemudian ia mendorongku menjauh darinya. Ia menatapku dengan pandangan marah seolah yang kulakukan adalah sebuah kesalahan.

Apa aku salah? SoEun-ah itu kau kan?

"Hya! lelaki cabul! Jangan sembarangan memeluk orang! Kenal saja tidak, berani-beraninya memelukku" ujar gadis itu marah

Ia kemudian berjalan memasuki gereja tanpa memperdulikanku. Tetapi aku tak bisa, sungguh. Aku tau kau adalah Lee SoEun, kekasihku. Aku menahan lengannya dengan cepat, membuatnya terkejut serta membelalakan matanya kepadaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang