dunia yang indah. Semua orang yang aku sayangi berada di dekatku. Jantungku berdebar ketika melihat sosok yang sangat aku rindukan. Dua orang yang mirip sekali dengan kedua orang tuaku. Aku berlari menghampiri mereka. Tak terasa pipiku telah basah karena menangis. Aku memeluk kedua orang tuaku dengan erat. Seolah aku tidak ingin berpisah lagi dengan mereka. Setelah sedikit tenang, aku merenggangkan pelukanku. Kutatap kedua orang yang ada didepanku dengan tatapan sendu.
" papa....mama........" desahku lirih. Aku benar benar tidak menyangka bisa bertemu dengan mereka.
" Cloudy, kenapa sayang? Kenapa kamu menangis?" kata wanita itu yang wajahnya mirip sekali dengan mamaku. Dia menangkupkan tangannya kewajahku. Kemudian mengusap air mataku dengan ibu jarinya.
" papa..mama... Kenapa kalian meninggalkanku?? Kenapa aku ditinggal sendiri, ma? Aku takut..." kataku sambil tetap menangis. Aku kemudian kembali memeluknya.
"Tidak sayang, kau tidak sendiri.. Kami semua ada didekatmu. Kami tidak pergi kemana mana.. Cloudy sayang..." ucap pria yang mirip dengan papaku. Dia kemudian mengecup keningku lama.
" benar kata papa, sayang. Kami tidak kemana mana. Kami sangat menyayangimu" kata wanita yang mirip dengan mamaku.
Hari itu kami menghabiskan waktu bersama. Makan siang, mengobrol, jalan jalan. Semuanya. Aku benar benar sangat bahagia. Aku melupakan segala kesedihan yang aku rasakan saat ini.
Setelah malam tiba, kamipun makan malam bersama. Rasanya aku tidak ingin mengakhiri hari ini. Seusai makan malam, kami beranjak ke ruang keluarga. Tiba tiba pria yang mirip papaku menatapku dan mulai berbicara serius.
" Cloudy sayang. Kemarilah, mendekat dengan papa sayang.." katanya. Aku hanya menurut. Aku mengambil duduk di antara pria dan wanita itu.
"Sayang..saat ini kau sudah besar, kami yakin kamu bisa hidup tanpa kami.." kata pria itu. Tak terasa air mataku mengalir membasahi pipiku." pa.. Aku tak bisa,, aku takut sendiri pa... Ma.. Jangan tinggalkan aku, aku takut.. Hiks..hiks.." tangisku. Aku menangis, aku tidak sanggup hidup sendiri.
" Cloudy anak mama.. Kamu tidak boleh cengeng, kamu tidak boleh lemah.. Kita sudah tidak bisa bersama lagi nak, mama dan papa akan pergi jauh dari sini..." kata wanita itu. Tapi aku tidak menghiraukannya. Aku tetap saja menangis.
" kenapa kalian tidak membawaku bersama kalian? Kenapa kalian meninggalkan ku sendiri disini. Aku tidak punya teman disini. Ma...pa..." kataku sambil tetap menangis.
" tidak sayang, kami tidak bisa membawamu. Masa depanmu masih panjang,, mengertilah cloudy sayang..." kata pria itu. Aku masih tetap menangis.
" Ma.. Pa.. Kumohon.." aku mulai memelas. Aku tidak bisa hidup sendiri.
"Suatu saat nanti, kamu akan menemukan orang yang menyayangi dan mencintaimu melebihi yang kami berikan padamu sayang.. Dia tidak akan membiarkanmu merasa kesepian lagi..." kata pria itu. Setelah mendengar ucapannya, aku merasa sedikit tenang, walaupun aku masih tetap menangis.
"Kuatlah anakku.. Kami akan selalu berada di hatimu..." kata wanita itu kemudian sambil mengusap air mataku.
"Sekarang sudah malam, berhentilah manangis dan tidurlah.." kata pria itu. Aku kemudian beranjak dari ruang keluarga menuju ke kamarku.
~~~Pagi yang cerah. Cahaya matahari pagi berusaha menembus rapatnya tirai gorden untuk membangunkan setiap orang yang masih terbuai dengan dunia mimpinya.
Perlahan aku membuka mataku. Aku bangkit untuk duduk diatas tempat tidurku, berusaha mengebalikan ingatanku. Aku bergegas turun ke ruang makan untuk menghampiri kedua orang tuaku.
" Ma...pa..." teriakku. Tapi tidak ada sahutan dari mereka. Aku kemudian berkeliling untuk mencari mereka. Dikamar, didapur, di kebun belakang. Di Semua tempat tidak ada. Aku kemudian memutuskan untuk duduk di kursi taman.
" Non cloudy, sudah sarapan ?" tanya bibi, pembantuku.
"Bibi dari mana? Dimana mama sama papa? Kenapa mereka nggak ada?" cecarku. Tak kuhiraukan pertanyaannya tadi. Ku lihat bibi menunduk dengan wajah sedih dan iba.
" non, sabar.. Mereka telah pergi.. Mereka telah bahagia disana..." katanya sedih.
"Nggak mungkin bi.. Kemarin melam mereka ada di sini.. Nggak mungkin bi.." isakku.
"Non mungkin cuma mimpi, mereka sudah pergi lebih dari sebulan, mungkin non ketemu sama tuan dan nyonya dalam mimpi" katanya sambil memeluk ku.
°°°°°°°
Hay guys..
Maaf awal cerita masih berantakan. Feel nya belum dapet. Peace!!Like and comment please :D
YOU ARE READING
I'm Alone
RomanceTak sanggup untuk berkata baik baik saja dalam kesendirian. walaupun bibir tersenyum, tetapi hati tetaplah menangis. Sampai saatnya, Tuhan mengirimkan seorang yang mampu membuat bibir dan hati ini tersenyum...