Chapter 2

2.9K 318 19
                                    

1 bulan berlalu setelah aku masuk Teiko. Ku akui bersekolah disini tidak buruk, kukira akan terjadi aksi pembullyan seperti yang ada di film-film yang kutonton. Syukurlah sekolah ini tidak seperti itu. Aku juga sudah memiliki banyak teman, walau yang paling dekat hanyalah gadis pemalu dan aneh, Saori-chan seorang. Biarpun begitu Saori baik kok. Kubilang baik bukan karena dia sering mentraktirku saat istirahat ya, melainkan karena dia memang baik untukku.

Belakangan ini aku mendengar rumor tentang Kiseki No Sedai, dimana itu adalah sebutan untuk orang-orang yang jago main basket dan hanya bisa ditemukan 10 tahun sekali. Terdengar berlebihan? Dramatis? Awalnya aku juga berpikir begitu tapi setelah melihat mereka bermain secara langsung pada pertandingan beberapa minggu lalu, mata serta mulutku terbuka penuh kagum. Dan aku sempat terkejut ketika mengetahui Akashi Seijuro termasuk salah satunya. Sepertinya aku tidak boleh meremehkan pemuda itu.

Ngomong-ngomong tentang Akashi-san, entah kenapa aku belakangan ini sering merasa dag dig dug ketika melihatnya. Ini berawal dari aku dan dia ditempatkan dalam satu kelompok untuk tugas pelajaran kami. Lebih dekat kulihat dia lebih tampan. Sifatnya juga terkadang seperti gentleman, sesekali dia tampak seperti orang yang tak bisa diganggu, namun tak jarang kulihat dia membantu teman-teman sekelas dengan senyuman lembut di bibirnya. Itu sudah menjadi poin bonus untukku.

Namun setelah beberapa hari yang lalu ia  menemaniku menunggu jemputan dan saling bercerita satu sama lain, haha kalian bisa tebak kalau aku mulai menyukai dirinya.

Normal POV

Sekarang jam istirahat dan [Nama] lebih memilih memakan bentonya di dalam kelas, Salahkan Saori yang tidak masuk hari ini karena sakit dan salahkan juga kantin yang selalu memiliki murid-murid yang berdesakan.

Biarpun begitu, dalam sekejap kelas menjadi sepi, menyisakan [Nama] yang sudah memulai makannya dan Akashi yang sedang bermain shogi sendirian. [Nama]  yang baru menyadari keberadaan pemuda berambut merah itu hanya bisa sesekali melirik tempat makannya kemudian Akashi secara bergantian. Entah pemuda itu tidak mengetahui keberadaan [Nama] atau mengabaikan dirinya, [Nama] tidak tahu. Namun suasana yang canggung gadis itu tidak nyaman. Setelah beberapa saat pun [Nama] mencoba memulai percakapan. Berbicara dengan Akashi tidak akan melukainya kan?

"A-ano.. Akashi-san, kamu tidak makan?" [Nama] meringis di dalam hati mendengar bicaranya yang gagap. Kenapa sekarang dia menjadi Saori? Dimana sifat periangnya?

"Tidak." Ouch, jawaban yang singkat. [Nama] sampai bingung ingin melanjutkannya atau tidak.

Tapi melihat Akahi sedang bermain shogi sedangkan ia sendiri sedang makan membuat [Name] merasa ganjil. Setelah berkutat dengan pikiran dan jantungnya yang terus berdetak kencang, akhirnya [Name] memutuskan untuk menawarkan bentonya kepada Akashi.

"Akashi-san, kamu mau bento?" [Name] berdoa supaya Akashi tidak mendengar suara detak jantungnya.

"Tidak. Kamu saja yang makan." Jawab Akashi dingin. Sudahlah [Nama], jawaban Akashi sudah memperlihatkan dengan jelas kalau ia tidak ingin berinteraksi dengan siapa-siapa sekarang.

"Tapi aku merasa tidak sopan jika hanya aku yang makan." [Nama] membatu ketika melihat Akahi yang berhenti bermain shogi. Oke apa gadis itu sudah membuatnya kesal? Bagus...

"Kamu tidak perlu merasa tidak sopan, anggap saja aku tidak ada."

Bagaimana dia bisa menganggap begitu?!

"Tidak bisa Akashi-san. Aku memaksa."

"Kamu memerintahku?" tanya Akashi sambil menatap [Name] dengan intens.

"Umm..." Inilah konsekuensi memaksa seorang Akashi Seijuro. Kenapa dirinya masih memaksa sih setelah Seijuro menolak? Dan lihat, kini [Name] hanya bisa merasa takut dan gugup karena tatapan Akahi.

Akashi sepertinya menyadari ketakutan gadis di depannya. Ia menutup mata sejenak dan menghela nafas. Gadis ini benar-benar keras kepala. Setelah itu ia membuka matanya dan [Nama] bisa melihat kehangatan disana.

"Baiklah, aku akan mencoba sedikit. Maaf atas perlakuanku tadi dan terima kasih atas tawaranmu." [Name] dengan perlahan memberikan setengah bentonya kepada Akashi. Rasa takut tadi masih ada di dalam dirinya. Akashi pun dengan elegannya mulai memakan bento buatan gadis dihadapannya.

'Cukup enak,' Batin Akashi memuji.

Mata [Nama] sedikit melebar, rasa takut tadi menghilang begitu saja ketika melihat senyum lembut yang muncul di wajah Akashi.

»»————- ♔ ————-««

Catatan :

Akashinya masih unyu-unyu, kepribadiannya yang satu belum muncul jadi ya dia masih manis-manis gitu. Kalau satunya udah muncul, yang ada jadi hot wkwk

Me and My Emperor [Akashi Seijūrō]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang