Dia?

35 1 0
                                    

Author POV

Hari ini untuk pertama kalinya, Acha datang tepat waktu ke sekolah. Entah ada angin dari mana, tadi pagi dia bangun pagi sekali. Bahkan sebelum ibunya sempat menyiapkan sarapan. Sepertinya hari ini mood nya sedang bagus .

Disekolah ketika pelajaran berlangsung, Acha belajar dengan serius dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh gurunya. Hariini moodnya benar2 bagus dan tidak bisa dirusak .

"Kesambet setan apaan lo cha?" perkataan Leta membuyarkan konsentrasi acha pada sebuah novel yang sedang dibacanya sejak bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Eh? Apaan sih kamu, ko ngomongngya kaya gitu?" Ucap Acha pada Leta yang langsung melongo tanpa suara. Apa tadi Acha bilang?-kamu?-ni anak bener-bener kesambet deh kayanya.

"Bhahahhahaaaa, ekspresi lo lucu parah sumpah." tawa acha spontan bergelak ketika melihat ekspresi lucu sahabatnya-Leta.

Spontan Leta tersadar dan menyentuh kening acha yang tidak panas.

"Huuh, ini baru Acha yang gue kenal. Gue fikir lo kesambet barusan!"

Jtak

"Achaaaaaaaaa.... Apaan sihlo? Sakiiitt tauuuuuu!. Maen jitak aja sih!" jerit Leta yang diikuti dengusan oleh Acha.

"Lagian lo rese sih, Apaan coba bilang gue kesambet. Gak elit banget.!"

"Ya abis lo sih, tumben tumbenan bilang "kamu" ke gue. Kan aneh. Kirain gue lo kesambet."

"Heloooo, gue sadar sih kecantikan gue tuh diatas rata-rata. Tapi pesona gue gak mungkin nyampe bikin yang kaya gituan sampe naksir kali.!" ucap Acha dengan pede nya sambil memainkan letak kacamata yang dikenakannya.

"Cantik kacamata lo? Mana ada cewe yang cantiknya diatas rata-rata jomblo kaya lo?!" Leta memutar bola matanya sebal.

"Gue emang cantik, seenggaknya orangtua gue gak pernah tuh bilang gue jelek" balas Acha dengan menjulurkan lidahnya dan menutup novel dipangkuannya kemudian berdiri dan berjalan keluar kelas.

Leta hanya memutar bola matanya dan mengikuti Acha dari belakang.

***
Acha dan Leta sedang duduk di meja kantin untuk menyantap makan siang mereka.

"Gue ke toilet bentar ya ta, emergency nih."

"Oh, oke. Tapi gapake lama ya!"

Ucapan Leta hanya dibalas oleh isyarat tangan membentuk huruf O ditangan Acha.

Di perjalanan ke toilet, tanpa sengaja Acha mendengar pembicaraan beberapa orang yang menarik perhatiannya. Samar samar ia mendengar kakak kelasnya sedang membicarakan seseorang.

"Dia ganteng tau gak! Mukanya itu kaya ada campuran arab-belanda gitu..

"Gue denger sih pindahan dari Medan...

"Ihh cakep banget tauu gak!? Mata gue gak bisa berhenti melotot waktu liatin dia...

"Gue denger-denger sih namanya Handi,-yaa Handi. Handi Putra Pratama...

Kalimat terakhir yang didengar Acha membuatnya menghentikan langkah kakinya.

"Handi Putra Pratama? Apa dia- ah gak mungkin. Gak mungkin dia Handi yang gue kenal!"

Acha berjalan sambil melamun dan tidak melihat ke sekelilingnya, fikiran nya sibuk menerka nerka tentang sosok yang baru saja dibicarakan oleh kaka kelasnya. Sosok yang memiliki nama yang sama dengan seseorang yang selama ini mengisi fikiran cewe tinggi nan cantik berkacamata dan berkuncir dua itu. Sosok yang membuatnya identik dengan kacamata dan kuncir dua. Jujur ketika mendengar nama itu, hatinya bergejolak. Berharap seseorang bernama Handi Putra Pratama itu adalah Handi Putra Pratama yang sama yang selalu mengisi hatinya. Lamunan itu terus berkecambuk, sampai...

TerimakasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang