Journey 8 - My Dearest Uncle Joe (2)

1.1K 116 54
                                    

***

FLASHBACK

Setelah mengendap-ngendap masuk kedalam ruang kerja Alva , akhirnya Janice bisa mendapatkan alamat om Joe yang diinginkan kakaknya. Tingkahnya sekarang bagaikan maling yang takut ditangkap hansip. Janice melangkahkan kakinya sepelan mungkin. Dengan lega dia menutup pintu ruang kerja sang papa , namun saat berbalik dia menabrak sesuatu yang tinggi besar.

Mata Janice hampir keluar saat melihat siapa yang berdiri didepannya dengan kedua tangan dilipat didepan dada.

"Pa...Papa?" Janice terbata sambil menatap Alva dengan wajah menegang.

Alva tidak menjawab melainkan melirik secarik kertas yang dipegang Janice. Tanpa banyak bicara, dia pun mengambil kertas itu dari Janice dan membacanya.

"Jadi ini yang kau cari, Megan?" Sebelah sudut bibirnya menaik. "Ah, salah. Maksudnya, Janice - anak papa?"

Janice memucat. Dia dapat merasakan seperti ada petir yang menyambar-nyambar diatas kepalanya.

"...Papa sudah tahu?" Tanyanya takut-takut.

"Sudah sejak awal." Jawab Alva singkat. "Orang tua mana yang tidak bisa mengenali anaknya sendiri? Papa diam karena ingin tahu apa motifmu menyamar menjadi Megan, ternyata hanya demi alamat om Joe?"

"..."

Janice hanya bisa menundukkan kepalanya menatap ujung kuku jari kakinya dengan tatapan kosong. Tangannya gemetar. Saat ini dia sangat takut sekali.

Alva melangkah melewati Janice, membuka pintu ruang kerjanya dan melirik anaknya. "Masuklah! Kau berhutang penjelasan pada papa!" Tukas Alva lalu masuk kedalam ruangan itu diikuti Janice.

Berjam-jam Janice di introgasi oleh sang papa, akhirnya dia tidak bisa lagi menutupi kebohongannya. Dia akhirnya mengakui bahwa Megan tidak menggantikannya pergi ke Chang zhou , melainkan pergi ke Bali menyusul om Joe.

Janice menceritakan semuanya. Mulai dari Megan yang dirampok setibanya dia di Bali sampai pada cerita bahwa dia sudah mengirimkan uang pada kakaknya. Satu-satunya yang tidak dia ceritakan adalah Reagan terlibat dalam kebohongan ini dan juga fakta bahwa kakaknya tinggal serumah dengan pria asing yang tidak dia tahu bibit bebet dan bobotnya. Dia tidak ingin Reagan juga dibawa-bawa dalam masalah ini, dia juga tidak ingin kakaknya mendapat masalah yang lebih besar lagi jika ketahuan tinggal seatap dengan seorang pria.

"Papa tidak menyangka kau akan sanggup membohongi semua orang , Nice." Ucap Alva. "Apa kau tahu bagaimana perasaan mamamu jika dia tahu kedua putrinya membohonginya? Kurasa kami berdua sudah gagal dalam hal mendidik anak. Anak-anak kami ternyata sanggup menciptakan kebohongan yang apik seperti ini."

"Pa..."

"Kau keluarlah. Introspeksi dirimu malam ini dikamarmu, papa akan menghubungi om Faris untuk mencari Megan."

Janice tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaan papanya. Walaupun papanya tidak membentak dan memakinya, sesungguhnya papanya itu sudah sangat marah dan juga kecewa.

Sepeninggal Janice, Alva menghempaskan punggungnya kesandaran kursi kerjanya. Begitu panggilannya tersambung dengan orang yang berada diseberang sana, dia pun buka suara.

"Halo ,Ris?"

"Ya aku tahu ini sudah tengah malam,dik, tapi aku butuh bantuanmu."

Ucapan Alva berikutnya terdengar putus asa.

"Tolong bantu aku mencari Megan. Dia nekat menyusul Joe ke Bali."



***

Janice tidak bisa tidur tenang semalaman. Dia tidak bisa membayangkan reaksi mamanya jika tahu semua ini. Tadinya dia ingin menghubungi sang kakak untuk menceritakan semuanya, tapi apa daya dia terlalu lelah berpikir sampai akhirnya dia pun tertidur.

DTS 5 - Journey Of My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang