Bersantai dipekarangan rumah sambil menyesap coklat panas dengan biskuit asin yang menjadi kesukaanku ditengah kehamilanku saat ini sangat cocok dimusim hujan ini.
Hujan telah menampakkan wujudnya, diikuti oleh temannya yang saling bekejar-kejaran mengikuti arah sang angin. Membasahi bumi dan menimbulkan bau khasnya yang membuatku sangat menyukai kekhasan tersebut.
Kuhirup dalam-dalam dan kuhembuskan perlahan, hah......... membuatku rileks .
Tak terasa hari sudah petang tetapi Mas Adipati tak kunjung pulang, aku tau ia sangat sibuk akhir-akhir ini.
Berhubung ia telah menggantikan jabatan Papanya.
Tapi ia tetap harus mengambil cuti, karena usia kandunganku yang mulai menginjak 9 bulan.Udara dingin mulai menyusup masuk, membuatku menggigil seolah ingin membekukan tulang-tulangku.
Akupun bergegas masuk, tak ingin membuat anakku kedinginan pula.
Mungkin Mas Adi terlambat pulang lagi, meeting sangat membuatnya lupa waktu.Menghela napas, aku segera naik kekamarku dan membaringkan diri dikasur Kingsize milik kami.
Pikiranku sibuk dengan nama-nama yang akan kuberikan kepada bayiku ini.
Sengaja tak ku USG karena aku hanya ingin menerima kejutan pada saat aku melahirkannya. Entah ia lelaki ataupun perempuan, aku hanya ingin merasa mendapatkan kejutan saja. Tidak dengan USG itu sama saja tidak membuatku penasaran dan tidak mendapatkan kesan yang special.Bunyi klakson mobil yang sangat familiar, bukan familiar lagi tapi sangat kukenal. Siapa lagi? Kalau bukan Mas Adi, aku segera bangkit dan turun untuk sekedar membukakan pintu untuknya dan menyambut kedatangan suamiku tercinta.
Dan setelah kubuka, tampaklah wajah lelahnya tapi masih menyunggingkan senyuman untuk kami.
"Hay dek, Hay baby.. kamu ga nakalkan sama mama? Kangen ga sama papa? Maaf ya papa sibuk banget sayang"dia mengelus lembut perutku yang terbalut kaos babydoll. Kebiasaanya adalah selalu mengajak mengobrol anak kami, dan anak kami hanya merespon dengan tendangan."Iya pa, adek kangen papa, mama juga. Adek tau kok kalo papa sibuk, tapi cepetan dong pa yang cuti. Adek ntar keburu keluar terus papa kalo gak sempet nemenin mama lahiran gimana? Hayoo"ucapku dengan manja seolah-olah yang bicara adalah anak kami, padahal itu kemauanku sendiri.
"Ah iya baby sayang, papa cuti seminggu lagi, dedek sabar ya. Jagain mama jangan nakal"
"Iya pa siapp, ya udah mas ayo kita makan. Aku masak Rendang kesukaan kamu loh, gapapa kan sekali-sekali aku masak"ucapku yang mendapati mas Adi sedikit terkejut karena memang aku tak diperbolehkan memasak. Kira-kira sudah 5 bulan lamanya tak memasak tiba-tiba ingin melakukan kegiatan itu lagi, jadi apa boleh buat?.
"Yaudah gapapa dek,sekali ini aja ga lagi. Wah rendang? Uda lama ga makan masakan kamu jadi laper nih"ucapnya sambil mengelus-ngelus perutnya yang atletis itu.
"Ya sudah mas, maem sana! Aku mau nyiapin air anget buat kamu mandi"
*****
2 minggu kemudian...
Saat ini seperti aktivitasku biasanya, duduk diteras pekarangan rumah sambil menyesap coklat panas dengan biskuit asin bersama mas Adi.
Dia selalu menemaniku seminggu penuh ini, karena ia telah mengambil cuti, perkiraannya aku akan melahirkan 2 minggu lagi dan itu tandanya sudah memasuki bulan ke10.
Rupanya bayiku masih ingin berlama-lama diperut mamanya.
Disini kami saling bercengkrama dan bernostalgia tentang masa-masa kita PDKT dulu.
Tertawa renyah dengan guyonan-guyonan mas Adi membuatku sakit perut, tapi lama kelamaan sakitnya makin menjadi. Kurasakan ada yang mengalir diselangkanganku...
oh tidak! Yaallah..
Air ketubanku pecah."Mas, sakit... sa...kit ke...tuban pecc........ah"ucapku terbata
Mas Adi langsung melotot dan membopongku kemobilnya."Mang Ujang! Mang bawa mobilnya! Istri saya mau lahiran nih!"ucap mas Adi setengah berteriak.
Dalam perjalanan menuju RS aku terus mengerang kesakitan,
dan ia terus memegangiku. Dari cakaran, jambakan sampai cubitan aku layangkan kepadanya untuk mengekspresikan kesakitanku sebagai gerak refleks."Tarik napas dalem-dalem, buang... teruss dekk kek gitu teruss"instruksi dari Mas Adi.
"Ahhhhhhrghhhhhhhhh!!"teriakku
***
30 Menit perjalanan kamipun sampai di RS.
Mas Adi selalu ada disampingku,ditempat bersalin aku tengah berusaha melahirkan malaikat kecilku."Huhh..hahh...ahhhhhhh,masss saaa........kit"keluhku
"Iya dek, tahan demi bayi kita bertahanlah."
"Sedikit lagi bu kepalanya sudah keluar! Ayo bu tarik napas dalam-dalam buang.....! Ayo bu teruss"Instruksi Dr.Andrea
"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhghhh"teriakanku sangat kencang yang mampu memecahkan gendang telinga.
Oekkk oekkk oekkk
Kudengar tangisan, ya tangisan siapa lagi kalau bukan malaikat kecilku. Sebulir krystal jatuh dipelupuk mata, terharu. Sakit yang kurasa seakan hilang seketika tergantikan kebahagiaan yang tiada tara.
"Selamat bu Anaknya laki-laki, tampan lagi"puji Dr.Andrea
"Sini dok biar saya adzanin"ucap mas Adi
Disini seluruh keluarga besar kami sudah mulai berdatangan dari 15 menit yang lalu. Mereka tak ketinggalan moment menegangkan sekaligus membahagiakan ini.
Suara adzan dari mas Adi sangat merdu digendang telingaku, bayiku yang mendengarnya berhenti menangis sejenak
Setelah diadzani , lalu diberikan kepadaku untuk kususui.
Sungguh tampan anakku, polos, kemerahan masih belum terjamah oleh dosa."Mau dikasih nama siapa mas?"tanyaku
"Bagaimana kalau Aufar Reinaldi Adipati Putra?"jawabnya berbinar.
"Nama yang indah, dan cocok untuk anak kita mas"pujiku, karena memang nama tersebut sangat pas untuk pangeran kecilku.
Mas Adi tersenyum,dan menatap anak kami dengan penuh kasih.
******
Heloo haaa?????
Udaa lumayan panjang kan??
Hehe, mood lagi baek nih!
Bagus gak?
Baca yaa readers sayongg.Regards
CIIII:*:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Aufar Moms And Betrayal
De TodoSemua nampak indah Semua berjalan sesuai skenario tuhan... Belum ada badai, masih diliputi oleh pelangi nan elok.. Sampai badai itu menerjang, semua menjadi berbeda... berbeda..... Kau bukanlah kau.. Lalu? Apa artinya?? skenario tuhan telah menunjuk...