***
Bau masakan yang semerbak membuat Megan terbangun dari tidurnya. Dia menatap jam yang berada ditengah ruangan. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Tidak biasanya Megan bisa tidur selama ini.
Tapi tunggu dulu.
Megan menatap kamar tidur asing ini dengan seksama. Ini bukanlah kamar Alex, dan Alex tidak mungkin bisa memasak sesuatu yang baunya sangat lezat seperti ini.
Setelah mencoba mengingat-ingat, barulah Megan tersadar dimana ia berada sekarang.
Ini rumah om Joe.
Megan beringsut turun dari tempat tidur, saat itulah dia menangkap sesosok wajah cantik yang sangat familiar disebuah figura yang diletakkan diatas nakas.
Megan menghentikan langkahnya dan mengambil foto usang itu.
Seorang gadis berambut coklat kemerahan tersenyum lebar. Gadis itu terlihat sangat cantik. Matanya lebar dengan hidung mancung dan juga bewajah oval dengan dagu lancip. Sekilas, wajah papa Megan terlintas dikepalanya saat Megan menatap wajah difoto itu.
"Ini..." Desis Megan lirih. "... Ini tante Gwen?"
Tatapan Megan tertuju pada foto lain yang yang terpajang di rak buku milik Joe. Kemarin malam dia terlalu lelah untuk mengamati isi kamar Joe, sehingga baru dia sadari sekarang kalau dikamar Joe hanya terdapat dua bingkai foto. Yang pertama adalah foto tantenya , sementara foto kedua adalah foto di rak buku tersebut. Difoto itu terdapat sosok sepasang insan sedang tersenyum lebar. Itu adalah foto Gwen dan Joe saat masih muda dulu. Dari caranya keduanya bertatapan , terpancar kebahagiaan yang tak terkira.
Jika boleh jujur Megan iri melihat mereka, walaupun ini hanya bagian masa lalu dari om Joe tercinta tapi tetap saja Megan merasa iri.
Suatu saat , om Joe akan bersikap seperti ini padaku kan?
Megan berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Dia berjanji akan membicarakan masalah janji Joe untuk menikahinya segera.
"Hem," Suara dehaman menyadarkan Megan dari lamunannya dan berpaling keasal suara. Seraut wajah dewasa yang masih sangat tampan muncul dari balik pintu sambil tersenyum.
"Kau sudah bangun?" Suara Joe memecahkan kecanggungan diantara mereka berdua karena Megan hanya bisa menatapnya canggung.
Megan mengangguk, lalu memperhatikan wajah Joe yang tak lagi semuda dulu dengan lebih seksama. Sesuatu yang tidak bisa dia lakukan kemarin malam saat dia datang kerumah Joe karena kemarin dia masih dikendalikan oleh emosi.
Keriput kecil disudut mata dan bibirnya terlihat setiap kali pria itu tersenyum ataupun berbicara, namun meskipun begitu dia tetaplah om Joe yang Megan sukai sejak dia masih kecil.
"Aku sudah membuatkan sarapan. Kemarilah!" Ajak Joe lalu keluar dari dalam kamar menuju ruang makan. Megan mengikutinya dari belakang.
Diatas meja makan, sudah terhidang berbagai jenis makanan enak yang menggugah selera.
"Aku...Aku cuci muka dulu ya ,Om." Ucap Megan.
Joe mengangguk. "Ada sikat gigi baru dan om sudah menyediakan handuk untukmu dikamar mandi. Pakai saja."
"Tapi Megan tidak membawa pakaian."
"Dilemari om ada beberapa helai pakaian wanita. Kau boleh pakai yang kau mau." Tukas Joe lalu membuka lemari es dan menuangkan air putih dingin kedalam gelasnya.
Megan pun menuruti perkataan Joe, dia masuk kembali kedalam kamar Joe dan membuka walk in closet nya. Didalam sana selain kemeja kerja dan kaos santai Joe yang lain, terdapat tiga helai gaun wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
DTS 5 - Journey Of My Love
Любовные романыMegan Patricia Dinata, mempercayai bahwa cinta sejati dalam dongeng benar-benar ada dalam kehidupan nyata. Sejak kecil terobsesi pada tunangan almarhum tantenya -Jonathan Gonawi, sehingga di usianya yang ke delapan belas, ia nekad merantau ke pulau...