Seorang gadis sedang sibuk berkutat dengan kertas dan pensil yang terletak di atas sebuah meja kantor berukuran besar. Tangannya dengan lincah membuat pensil seperti menari di atas kertas. Ketika rancangan dasar sudah diselesaikan, Aira mulai mengambil pensil warna dan menambahkan warna di untuk mempercantik rancangannya.
Hari ini mood Aira sedang bagus. Dia sudah bisa menghasilkan 3 desain baju dalam waktu 1 jam. Biasanya jika moodnya sedang buruk, dalam waktu berhari - hari tak ada satupun desain yang berhasil dituangkan dari otaknya.
Aira telah tenggelam dalam ide dan pekerjaannya, ketika Melly, asistennya masuk ke ruangan dan menghampiri meja kerjanya. Melly ikut melihat desain gaun yang sedang Aira kerjakan. Sebuah gaun pengantin modern, dengan bagian bawah mengembang, berwarna putih tulang dengan sedikit sentuhan soft pink di bagian pinggang dan beberapa tempat lainnya. Simpel namun terlihat cantik.
"Mba, aku-" seketika ucapan Melly terhenti ketika Aira mengangkat tangan kirinya meminta Melly berhenti. Lalu berkata "2 menit lagi, please", sambil tangan kanannya masig sibuk memberi detail di desain gaunnya. Kalau sudah begini, Melly hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan bosnya.
"Oke, selesai. Ada apa, Mel?" Aira membuka pembicaraan setelah menyelesaikan desainnya dan menyimpan berkas - berkas di dalam sebuah folder.
"Begini, Mba. Aku barusan dapat telepon. Orangnya bilang namanya Stevy, temannya Viona. Katanya hari ini dia akan datang kesini, sekitar jam 2, mau lihat - lihat" jelas Melly.
"Oh, Stevy. Iya, dia itu temannya Viona, teman SMA aku dulu. Viona sudah bilang ke aku kemarin sore, dia bilang ada temannya yang akan menikah dan mencari jasa WO, namanya ya Stevy itu. Kalau begitu, tolong kamu siapkan desain - desain aku, lalu siapkan gaun - gaun pengantin yang ada, jangan lupa berkas yang lainnya juga" ucap Aira panjang lebar. Sebuah penjelasan yang berakhir dengan tugas untuk Melly.
"Siap, Mba. Laksanakan" Melly menjawab sambil tersenyum, dan segera melakukan perintah Aira.
Aira hanya tersenyum melihat tingkah Melly, gadis 23 tahun yang sudah 2 tahun jadi asistennya. Tepatnya sejak pertama kali dia membuka usahanya.
Kecintaan Aira pada dunia fashion membawanya kuliah ke Sidney, Australia. Setelah lulus dari Billy Blue College dengan jurusan Fashion Designer, Aira bekerja pada seorang designer ternama di kota yang sama tempat dia kuliah. Setelah mendapatkan berbagai ilmu dan pengalaman dari pekerjaannya selama hampir 1 tahun, Aira memutuskan untuk pulang ke tanah air dan berniat membuka sendiri butiknya.
Dengan tekad kuat, Aira meyakinkan kedua orang tuanya, dan mereka setuju. Malah orang tua Aira memberikan modal yang cukup besar untuk anaknya agar bisa mewujudkan impiannya.
Aira teringat saat pertama kali memulai usahanya. Dengan modal dari orang tua dan uang tabungannya selama bekerja, dia menyewa sebuah ruko di tempat yang strategis. Lalu mencari para pegawai untuk bekerja di butiknya, mencari supplier yang menjual bahan kain yang dibutuhkan, sampai mencari tukang untuk membuat lemari etalase yang akan digunakan untuk memajang gaun - gaunnya.
Awalnya Aira hanya membuka butik yang menjual berbagai jenis gaun hasil rancangannya sendiri. Seiring berjalannya waktu, Aira mulai merancang gaun pengantin dan ternyata banyak peminatnya. Aira mulai bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan bisnisnya. Dari karyawannya yang hanya 4 orang, kini sudah 12 orang. Hingga sekarang, di usianya yang memasuki 25 tahun, ia tak hanya memiliki sebuah butik, tapi juga menjadi seorang wedding organizer.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Organizer
ChickLitAira, seorang gadis yang berkarir menjadi seorang wedding organizer. Sibuk mengurusi pernikahan orang lain padahal dirinya sendiri belum menemukan calon pendamping hidupnya.