(Multimedia's pic : Xavier Samuel - Fhreii Ghastava dhir Athyra)
(Multimedia's video : Kodaline - Brand New Day)•||•||•||•
¹Svar : sejenis kuda berbadan kecil dan pendek, namun saat berlari kecepatannya bisa mengalahkan kuda biasa. Air liur Svar terkenal berkhasiat untuk orang yang rabun jauh, air liur itu harus diteteskan setiap hari pada mata yang terkena rabun jauh.
•||•||•||•
Istana Svilynis, Kerajaan Athyra. Di siang hari yang cerah...
Langit hari ini begitu cerah. Jubah birunya membentang sejauh mata memandang. Hanya awan-awan kecil yang bergumul disekitaran sekadar menghias langit agar tak sepi. Matahari bersinar tak terlalu terik, hangatnya menembus hingga ke daging dan tulang, membuat siapapun yang berjemur dibawahnya bisa sampai terlena saking nikmatnya.
Termasuk lelaki itu.
Kulit putih pucat itu sedikit merona tatkala sinar matahari menerpanya. Rambut biru tua yang mempesona itu bergerak-gerak kecil mengikuti irama angin yang berembus, membelainya. Kelopak mata yang terbingkai oleh bulu mata dan alis yang sempurna itu kini sedang tertutup. Bukan, ia bukan tertidur. Ia hanya diam, menikmati suasana damai yang langka seperti ini.
Ah, ia begitu mencintai sensasi kebebasan seperti ini.Kedua ujung bibirnya terangkat keatas, membentuk sebuah senyum damai. Yang sangat mempesona. Dihirupnya udara sebanyak mungkin sehingga paru-parunya terisi penuh oleh oksigen, lalu ia mengembuskannya kembali. Sungguh, ia rasanya ingin mati sekarang saja! Mati dalam keadaan damai nan tentram seperti ini tanpa ada gangguan sedikitpun, ia tentu takkan keberatan, ia rela.
"Pangeran!"
Ck, ia berdecak dalam hati. Baru saja ia menikmati hari ini, sekarang mahluk apa yang berani menganggu ketenangannya kali ini?
"Pangeran! Dimana engkau?"
Ia mulai menggeram marah. Segera ia bangkit dari posisi berbaringnya lalu duduk. Suasana hatinya langsung berubah drastis. Ia sudah tidak bisa lagi menikmati istirahatnya di halaman belakang istana ini karena suara yang mengganggu itu! Argh, sialan!
"Aku disini, bodoh!" sahut lelaki itu.
"Pangeran? Dimana?"
"Diatas sini kau, pengawal bodoh!" hardiknya.
Seseorang yang disebut sebagai pengawal itu menengok ke segala arah, hingga matanya menemukan sosok yang ia cari-cari. Berada di atas pohon besar yang tingginya melebihi lima meter!
"Astaga! Pangeran! Cepat turun! Yang Mulia akan murka jika sesuatu terjadi pada anda!" Pengawal itu berkata dengan nada khawatir yang sangat kentara. Antara khawatir dengan keselamatan pangeran atau keselamatan dirinya yang harus berhadapan dengan kemurkaan sang Raja jika menemukan putera mahkota-nya terluka.
"Cerewet sekali kau! Apa yang kau inginkan? Aku sudah bilang aku tak ingin diganggu oleh siapapun hari ini! Dasar tak tahu diri!" hardiknya. Ah, ia tidak peduli jika kata-katanya itu kasar, ia sangat kesal pada pengawal tolol ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aeritys
Fantasia[•] "Dunia kita berbeda," Fhreii memberi jeda, menarik napas lebih dalam dan berusaha menahan rasa sesak di dadanya, "kita tidak pernah ditakdirkan untuk bersama. Di Athyra, maupun di duniamu. Aku takkan pernah bisa melawan para Dewa. Maka dari itu...