"Kebahagiaan akan kau temukan, Lily."
Bullshit.
Aku bangun dengan sadar apa yang terjadi semalam. Aku mengechek ponselku. Thomas Sangster, menelponku semalaman. Aku tidak kerja kemarin. Pasti ia mencariku. Sebenarnya aku kerja disalah satu Toko Serba Ada didekat pantai. Sebenarnya, rumahku tidak terlalu jauh dari pantai. Sekitar 50Kilometer lah perjalanan dari rumahku kepantai.
"Hallo?"
"Lily? Mengapa kau tidak masuk? Bob mencarimu. Kemarin toko ramai dan tidak ada dirimu aku dan bob jadi kewalahan."
"Baiklah, hari ini aku akan datang."
Ia mendesah lega. "Bagus. Aku harap juga begitu. Kapan kau kesini?"
"Ayolah, tidak sekarang. Nanti sekitar jam—" Aku melirik jam dinding ku.
"Jam 9 pagi aku tiba disana."
"Baiklah, akan ku bilang Bob."
"Oke." Aku menutup telpon nya dan mulai bergegas mandi dan bersiap-siap. Kali ini pakaian ku seperti wanita normal yang tidak serba hitam seperti semalam. Aku juga menguncir rambutku menjadi messy bun.
Aku juga sempat memasak untuk sarapan, makan siang, dan makan malam Chloe jika aku belum pulang. Ku letakan di meja makan. Dan ku taruh selembar keras yang bertuliskan "Minum pil pencegah mu lagi. Cegah itu."
Aku memakai jaket kulitku yang melapisi kaos putihku itu. Kau memakai jeans berwarna biru, tidak hitam lagi. Aku pergi menuju pantai di pinggir London sana yang sudah menjadi tempat wisata.
Aku memarkirkan motor didepan toko kepunyaan Bob ini. Aku mengenal Bob saat dulu aku menghabiskan waktu untuk berseluncur dipantai sini. Namun itu sudah tidak menjadi hobiku lagi. Aku sudah beralih semuanya menjadi balapan.
"Lily! Bantu aku!" Bob memanggilku sambil menempelkan ganggang telpon itu dikupingnya. Ia mengisyaratkan untuk melayani laki-laki pengunjung pantai wisata ini.
"Aku ingin membeli lotion mencegah hitam." Aku memutar bola mataku. Mengapa kau kepantai jika kau takut hitam? Dasar Pria bodoh.
Aku berjalan menuju tempat Lotion dan mengambil benerapa merk untuknya.
"Oke, aku ambil ini."
"Ku rasa kau lebih bagus memakai yang ini, sir." Ucapku sinis dan menunjukan sebuah kotak lotion berwarna coklat.
"Aku tidak suka warna kotaknya."
"A-Apa?" Ucapku kesal mendengarnya. "Well, terserah." Aku mendengus kesal dan mengambil merk yang tidak dibeli olehnya. Aku kembali lagi dan melayaninya untuk membayar.
"20$" Kataku. Ia mengeluarkan 2 lembar keras dollar dan memberikan nya kepadaku.
"Thanks" Katanya dan keluar. Aku melihat Thomas yang sibuk membawa 3 dus kerdus sekaligus.
"Kau butuh bantuan, Tom?"
Ia melirik ku sebentar dan menaruh kerdus yang berisi minuman itu kelantai.
"Well, jika kau mau. Kemarilah."
Aku melirik bob yang sedang marah-marah ditelpon genggam nya itu. Aku memutar bola mataku dan mulai berjalan menuju Thomas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us // Thomas Brodie. Sangster
Romance"The power of love." "For the first time i saw her, i was totally madly in love with her." -Jhon Green's books. But i really sure, this is not only Fiction. Untill one day I realized, a figure that had been there before, is my true love. And i feel...