1- The Begining of Everything

1.1K 51 6
                                    

Seorang wanita paruh baya berjalan terseok-seok sambil menenteng sebuah karung. Ia berjalan melalui komplek perumahan yang sedari tadi tidak ada seorang pun disini. Kalian pasti berpikir mengapa komplek sebesar ini tidak ada seorang pun.

Tapi memang itu kenyataannya,setiap pintu rumah yang wanita itu ketuk tidak ada suara sedikitpun. Paling tidak mereka berkata 'maaf tak ada receh' atau berkata apapun. Ini tidak ada sama sekali.

Lalu wanita itu melanjutkan perjalanannya lagi dan masih berharap bahwa masih ada pintu rumah mereka yang terbuka. Dengan hanya harapan yang ia punya,ia berjalan terus sampai ujung komplek perumahan ini. Dan,harapan ia tadi akhirnya terkabul juga.

Di ujung komplek ini ada sebuah rumah yanh sangat besar bercat putih,pintunya yang sangat besar terbuka sedikit menampakkan keadaan di dalam rumahnya. Melihat kejadian ini,wanita itu pun langsung mengetuk pintunya sambil mengatakan permisi. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya ada yang menghampirinya,seorang wanita cantik yang tidak terlalu tua namun tidak terlalu muda sedang mengandung.
"Ada yang bisa saya bantu bu?" Ujar wanita cantik sambil tersenyum.
"Bolehkah saya meminta segelas susu hangat dan sepotong roti?"
"Oh baiklah,tunggu sebentar"

Wanita cantik itu pun membalikkan badannya untuk kembali masuk kedalam rumahnya. Wanita paruh baya itupun menunggu,berharap semoga setelah ini penderitaannya hilang walaupun hanya sementara.

Beberapa menit berlalu,terlihat seorang yang menghampirinya. Namun,seseorang itu bukan wanita cantik yang membukakan pintu untuknya melainkan seorang pria yang sepertinya suami dari wanita cantik tadi.
"Kudengar kau ingin meminta roti dan susu ya?" Tanya pria tersebut
"I-iya"
"Kau berpikir aku akan memberimu begitu saja?"

Wanita paruh baya itu pun hanya menunduk,karena pernyataannya sukses membuat hatinya yang rapuh hancur begitu saja.
"Kau tidak menjawab? Baiklah akan aku jawab untukmu,memangnya ini panti sosial yang memberi makanan dengan cuma-cuma? Jawabannya bukan. Aku tidak akan memberikan sepeser pun. Lebih baik kau pergi darisini!" Balas lelaki itu dengan tangan yang terlipat di dadanya sambil menatap dengan tajam.
"Kau begitu sombong,oke baiklah aku akan pergi. Tapi ingat perkataanku! Anak yang didalam kandungan istrimu akan ku beri hukuman atas tindakan papanya yang begitu sombong. Nanti saat anakmu tumbuh ia akan dikelilingi kutukan yang membuatnya terus sakit. Terimakasih atas KERAMAHANNYA"

Bertepatan dengan itu pula,wanita yang meminta makanan dan minuman itu pun menghilang disertai petir yang menyambar.

******

16 Years Later
Los Angeles,California

Seorang pria menggunakan setelan tuxedonya sedang berjalan bulak-balik di depan ruangan rumah sakit menunggu kabar bagaimana keadaan putranya,yang semakin hari semakin buruk. Yang bisa putranya lakukan hanyalah berbaring di kasurnya.

Sudah enam belas tahun berlalu,dan sudah enam belas tahun pula putranya menanggung beban ini. Menanggung penyakit ini.
"Jeremy Bieber? Anda diperbolehkan masuk dan Sir Arthur ingin berbicara dengan Anda" ujar wanita yang bernotabene sebagai suster di Rumah Sakit ini.
"Oke terimakasih sus"

Jeremy pun masuk,menghampiri putranya yang sedang tertidur pulas. Ia pun mengalihkan pandangannya menuju Sir Arthur dan bertanya pertanyaan yang selama ini selalu ia tanyakan.
"Bagaimana kondisi putra saya sir?"
"Kondisi Justin masih seperti hari sebelumnya,namun saya menemukan sesuatu"
"Maksud Anda?"
"Maksud saya Justin bukan menderita sakit biasa ia seperti terkena kutukan"

Kutukan. Ya Jeremy langsung mengetahui kutukan apa yang Sir Arthur maksud. Jeremy tidak menyangka belasan tahun yang lalu saat ia bertemu dengan wanita paruh baya dengan pakaian compang-camping dan karena kesombongannya wanita tersebut memberi kutukan pada Justin. Anaknya. Awalnya ia tidak mempercayainya,but it's real.
"Jeremy? Are you okay?"
"Ya sir saya baik-baik saja. Terus bagaimana cara untuk menyembuhkannya Sir?"
"Justin harus dinikahkan dengan anak perempuan yang lahir di bawah bulan purnama yang sedang bersinar tepat diatas rumahnya"
"Tapi,jika kita menemukan perempuan itu Justin akan sembuh?"
"Ya,sepertinya iya"
"Oke,baiklah sir. Akan saya cari kemanapun sampai anak perempuan itu ditemukan. Dan saya akan melakukan apapun demi mendapatkan obat penawarnya" balas Jeremy dengan tekad yang bulat.






To Be Continued.
Hi! Ini FF pertama aku. Dan ini Jariana story ya. Disini Ariana nya belum muncul,so stay tune buat next chapter ya. Vomment jangan lupaaaaa.

Love,

Jaybeari_

Their Curse | jariana [COMPLETED]Where stories live. Discover now