III. Jawaban Penuh Arti

74 11 7
                                    

Happy reading guys ~

**

"Damas keren sekali, dia benar-benar gentle" gadis berkuncir kuda itu berkata pada temannya.

"Ya. Apalagi dia anak ketua Yayasan, benar-benar perfect" balas teman gadis itu dengan tatapan berbinar.

Kantin ramai siang ini. Salah satu penyebabnya adalah tindakan yang bisa dibilang heroik dari Adamas, ya..semua orang berbicara tentangnya siang ini. Namun tidak dengan gadis itu, Alaska Blake. Dia dengan santainya meminum lemon tea nya semambil melakukan sesuatu yang tidak biasa, em..merangkai sesuatu, tampaknya sebuah mahkota bunga.

"Apakah gadis itu waras? Dari tadi dia tertawa sendiri sambil merangkai sesuatu?" suara bisikan pemuda itu terdengar jelas di telinga Alaska,namun ia tak peduli dan terus melanjutkan kegiatannya.

Setelah selesai, ia pun pergi ke halaman belakang sekolah yang sangat sepi di jam istirahat. Dia mengambil tempat di bawah pohon rindang dan mengeluarkan sesuatu dari sebuah kotak miliknya, cincin.
Tatapannya kosong untuk beberapa saat, sebelum sebuah suara memecah keheningan.

"Kau Alaska?" suara tegas dan dalam seorang lelaki menyapa indra pendengarnya dengan tiba-tiba,membuat gadis berambut hitam panjang itu mendongak menatap sang lawan bicara yang berdiri di hadapannya.

"Yeah, that's my name. And..what?" ucap Alaska dengan senyum merekah.

"Ya, namaku-"

"Adamas. Aku tahu itu" ucap Alaska memotong kalimat Damas.

"Hm..kau benar" ucap Damas sambil menggaruk tengkuknya.

"So, ada apa Damas?" ucap Alaska sambil menatap Damas lekat-lekat.

-Alaska PoV-

"Aku hanya ingin berkata..sebenarnya,kau ini apa?" Tanyanya dengan ekspresi ingin tahu.

Apa?Pertanyaan macam apa itu? Kau ini apa? Tidak sopan sekali dia?! Ya, walaupun banyak yang lebih tidak sopan sih, tapi tak ada yang dengan terang-terangan mengataiku seperti ini.

Tapi jika kupikir-pikir, dia orang terjujur disini.

"Aku? Menurutmu aku apa?" jawabku balik bertanya padanya.

Dia hanya mengerutkan kening nya.

"Ya, kau tahu, kau..aneh..dan yah..tak bisa ditebak" jawabnya sambil menggaruk tengkuknya, mungkin dia sedikit tak enak hati.

"Em..memang sih aku aneh, aku tak pernah bergaul dengan kalian, bukan berarti aku tak mau, tapi karena aku tak nyaman dengan berada ditengah orang-orang penuh dusta" ucapku.

Ingatanku kembali ke masa kelam itu.

"Tidak ada yang bisa dipercaya di dunia ini,tanpa kau sadari sebenarnya kau hanya berdiri sendiri. Dan jika kau terlalu bergantung pada seseorang,pada akhirnya kau lah yang kan terluka" lanjutku.

"Kurasa tak semua orang seburuk itu" ucap Damas datar.

"Jelas saja kau tak tahu, hidupmu selalu mudah, tak pernah dirundung masalah siih berganti" ucapku. Hatiku terasa sesak, aku segera mengendalikan diriku agar air mataku tak menetes didepan orang datar serba bisa yang ada di depanku ini.

Hening . Dia tak menyetujui,menjawab atau menyanggah ucapanku. Kurasa dia akan sedikit mengerti kalau aku ingin segera mengakhiri topik sensitif ini.

"Maka, beritahulah aku.." ucapnya lirih.

Aku segera menoleh kearahnya dengan tatapan tak percaya. Orang macam apa yang ingin hidup bersusah payah disaat hidupnya sempurna.

"Apa kau gila?" tanyaku.

"Mungkin ya.." ucapnya sambil memandang langit cerah.

"Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu,Alaska" ucapnya dengan nada tegas yang membuatku terperangah.

"Apa maksudmu?memangnya siapa dirimu?" ucapku dengan muka memerah. Aku sedikit marah terhadapnya karena seenaknya saja ingin masuk kedalam hidup orang.

Dan, jawaban selanjutnya yang ia lontarkan. Tak ubah membuatku lebih terkejut lagi, bagaikan diberi sebuah kejutan tak terduga.

"Aku..aku adalah orang yang gila karenamu,Alaska" ucapnya lirih dengan kedua matanya menatap lekat kedua mataku.

Aku hanya menatapnya dengan terbelalak.


-TBC-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Just AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang