Pict Deva dan Clara di media ya:) Clara yg imut, baju kuning membalut tubuhnya. Thanks.
***
Sepulang sekolah, aku berniat untuk pulang lebih awal, karena semakin hari melihat Akmal bersama Clara pulang bareng membuatku sedikit risih melihatnya. Walaupun itu hanya sedikit tapi menurutku benar-benar menyakitkan.
Saat bel berbunyi dengan cepat aku beranjak dari kursi tanpa aba-aba apapun.Aku menoleh ke Clara.
"Gue duluan," kataku pada Clara dan langsung pergi keluar kelas.
Dari kejauhan aku melihat Erga—teman sebelah kelasku dan teman dekat Akmal keluar dari gerbang sekolah dengan motornya dan terlihat seperti menghampiriku.
Aku mengerutkan dahi. "Kenapa?" tanyaku.
"Cepet naik. Gue mau anter lo pulang." Katanya, sambil menyodorkan helm kearahku.
"Tumben," ucapku, lalu memakai helmnya.
Saat ini aku pulang dengan Erga. Biasa saja tidak ada hal special pada diriku dengannya.
"Lo yang suka ngasih Akmal botol mineral ya?"
Tubuhku bergetar. "Eng—gak." Jawabku ragu.
Erga tertawa kecil. "Insting."
Aku memutarkan bola mataku. "Kalo lo ngasih gue tumpangan buat nanya itu. Gue kira berhentiin gue disini." Ketusku.
"Tenang aja kali, gue gak comel. Jadi bener?"
"Kaga lah, gue ngasih botol mineral ke Akmal? Rajin amat."
"Kayaknya Akmal udah tau siapa yang selama ini ngasih. Dan kayaknya dia suka sama orang tersebut." Tutur Erga
Seketika jantungku berdetak cepat, mataku terbuka lebar sehingga aku lupa cara untuk mengedip.
Tapi, aku menenggelamkan perkataan Erga yang membuatku tersenyum.
Diam, jangan ada yang tersakiti. Pikirku.
"Oh," jawabku.
***
Hari semakin hari membuatku malas untuk melakukan kegiatan apapun. Biasanya hari sekolah yang sangat membosankan ini Erga selalu ada di sampingku, tapi sampai saat ini dia menghilang entah kemana--
"Deva," panggil seseorang, yang membuatku menoleh kebelakang
Aku terkejut saat melihat Akmal berjalan menghampiriku. Nafasku terhenti, jantungku kembali berdegup cepat dari biasanya. Aku menatap Akmal Ragu.
Sambil berjalan menghampiriku Akmal menyembunyikan tangannya kedalam saku membuat wajahku memerah seketika.
"Apa?" tanyaku ragu,
"Minggu ini lo ada acara gak?" tanyanya, yang membuatku meleleh sehingga rasanya ingin terdampar di lantai sekarang juga!
Aku mengangkat sebelah alisku," Eng..ga kayaknya, kenapa?"
"Besok kelas kita mau ngadain prom night kecil-kecilan lah, dirumah gue. Lo dateng ya?"
Aku menyernyitkan dahi. "Hah? Eh, iya ntar gue dateng." Akmal hanya tersenyum simpul mendengar jawabanku kemudian, berjalan melewatiku.
Secara tiba-tiba bibirku membentuk lengkungan yang bahkan tak pernah ku berikan pada orang lain selainnya.
Aku melanjutkan langkahku dan berhenti pada suatu ruangan yang membuat kakiku menarik masuk kedalamnya. Di dalamnya terdapat tangga besi yang mungkin umurnya sudah belasan tahun. Tercetak jelas karat-karat yang memenuhi setiap anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heartache
Short StoryBegitu banyak sakit hati, begitu banyak rasa sakit. namun, pada akhirnya semua selalu berbanding terbalik dari yang diharapkan. Dan kali ini- lebih menyakitkan. copyright 2015 ...