Second Chance - One Shoot

35.2K 1.1K 22
                                    

Sorry kalo ceritanya ngga seru, ngebosenin, gaje, de el el. Ini sebenernya tugas buat cerpen bahasa indonesia. Tapi aku share aja dari pada nganggur. Tapi ini ceritanya pendek banget. Readers, I hope you like it :) -tapi ngga terlalu berharap banyak-

Happy Reading

-----------------------------------------------------------


"Siang Karin"

"Hai Karin"

"Hai Karin. Mau kemana?"

Suara-suara hangat itu menghambur dari penjuru sekolah ini. Gadis yang bernama Karin itu membalas sapaan mereka dengan hangat dan senyuman manis dari bibirnya. Karin memang gadis yang ramah, tak salah bila banyak orang menyapanya. Karin mengikuti kaki mungilnya yang mengantarnya menuju lapangan basket. Karin pun duduk di bangku panjang tak jauh dari lapangan basket. Karin mengedarkan pandangannya menuju lapangan basket. Dilihatnya beberapa laki-laki bertubuh tinggi seusianya sedang berlari kesana-kemari mengikuti bola oranye yang tak karuan arahnya. Pandangan Karin pun terhenti pada sosok laki-laki yang berjalan ke arahnya. Laki-laki berpostur tinggi itu semakin mendekati Karin dan akhirnya duduk disampingnya. Karin tersenyum melihat laki-laki itu. Ya…dia adalah Radit dan berstatus kekasih Karin.


“Ini minum dulu. Pasti haus kan?” ucap Karin memecah keheningan diantara mereka

“Thanks” ucap Radit dingin

“Oh iya. Aku hari ini bawa sandwich. Aku bikin sendiri lho. Kita makan sama-sama ya. Nah ini kotak makan kamu” tangan mungil Karin mengulurkan sebuah kotak makan berwarna biru bertuliskan ‘buat Radit’. Namun Radit tak menggubris ucapan manis Karin, ia masih terpaku pada botol air yang masih dipegangnya. Karin pun menaruh kotak makan itu tepat dipangkuan Radit. Reflek Radit langsung memandangi kotak makan biru itu. Tiba-tiba senyum pun mengembang di wajah tampannya.

“kok ada nama gue?” ucap Radit sambil menunjuk memo kecil di tutup kotak makan itu.

“aku selalu tulis nama kamu dikotak makan itu. Mungkin kamu aja yang nggak pernah engeh sama tulisannya” suara Karin terdengar parau diakhir kata-katanya. Mendengar kata-kata Karin, Radit langsung membuka kotak makannya dan mengambil sepotong sandwich.

“Umm..enak” ucap Radit singkat sambil mengunyah sepotong sandwich

Mendengar kata-kata singkat dari Radit membuat wajah Karin terlihat cerah kembali dan mengembangkan senyum manisnya sebagai tanda terima kasih. Karin tak menyangka Radit akan memuji makanan yang dibawanya. Padahal selama ini Radit tidak berkomentar apa-apa bahkan pernah tidak memakannya sama sekali.


Tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi. Karin pun langsung beranjak dari tempat duduknya. Karin mengambil kotak makannya dari tangan Radit lalu ia melangkah menjauh dan semakin menjauh dari pandangan Radit.


***


Keesokan harinya Karin melihat sosok Radit didepan kelasnya. Karin pun berlari kecil menghampiri Radit


“Hai, Dit. Tumben kamu ke kelas aku. Ada apa?” sapa Karin ramah.

“nggak ada apa-apa. Gue cuma pengen nanya ntar pas pulang ada acara ngga? Kalo nggak pulang bareng gue yuk”

“Aku mau kok” ucap Karin semangat

“ya udah. Ntar pulang sekolah gue ke kelas lo. Bye” ucap Radit sambil mengacak-acak halus rambut Karin.


Senyum Karin mengembang melihat perubahan Radit. Perubahan sikap Radit seperti angin segar bagi hubungan mereka. Selama mereka menjalin hubungan tak pernah sekalipun Radit bersikap manis pada Karin. Selama ini sikap dingin yang selalu terpancar untuk Karin. Besar harapan Karin agar Radit benar-benar mencintainya.


Bel pulang pun berdentang, murid-murid pun mulai berhambur keluar. Karin berjalan pelan menuju keluar kelas. Dicarinya sosok Radit didepan kelasnya namun nihil. Radit tak ada di depan kelasnya.

“Mungkin dia masih dikelasnya” ucap Karin dalam hati

Kaki mungilnya mulai melangkah perlahan menuju kelas Radit. Diantara langkahnya, Karin masih memikirkan perubahan sikap Radit akhir-akhir ini. Entah mengapa hati Karin yang kering seperti tersiram air yang membuat hatinya tumbuh kembali. Senandung kecil muncul dari bibir mungil Karin. Mungkin ini efek hatinya yang sedang gembira.

Second Chance - One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang