Chapter 9

1.1K 94 2
                                    

"Fuck!" Bentak Thomas dan menutup telponnya itu. Ia memutar tubuhnya itu hingga menyadari keberadaan ku yang sudah ada diambang pintu.

Thomas terdiam sebentar melihatku yang pasti mendengar percakapannya barusan di telpon. Namun ia memilih untuk tidak bertanya seberapa banyak yang ku dengar. Ia hanya menarik nafas panjang dan berkata "Ku antar kau pulang sekarang." dan berlari keluar rumahnya itu. Begitupun juga aku. Aku berlari mengambil jaket hitamku dan naik kemotor Thomas.

Thomas mengantarkan ku pulang saat itu juga dengan wajah kusutnya. Aku juga sudah bertanya berkali-kali ada apa dengannya, namun ia selalu saja mengucapkan dusta padaku.

Aku turun dari motor Thomas. Ku lepaskan helm yang Thomas pinjamkan padaku. Baru saja aku turun, Thomas menyalakan kembali mesin motornya itu.

"Thomas, wait—" Ucapku dan langsung menangkap tangannya agar tidak langsung menarik gas. Ia hanya diam menatap manik mataku, aku tau ada sesuatu yang mengganjal pikiran Thomas saat ini.

"Sebenarnya ada apa?!" Tanya ku untuk ke seribu kalinya. Thomas hanya terdiam dan sedikit memberikan senyuman kepadaku. Ia malah berkata "Pastikan dirimu baik-baik saja, Ly. Aku harus mengurus sesuatu." Thomas kembali menyalakan mesinnya itu dan aku mulai melepaskan tangan Thomas itu.

Thomas menarik gas motornya dan pergi menghilang begitu saja.

Aku memasukan kedua tangan ku kedalam saku jaket ku itu. Namun seketika mataku membelalak lebar saat melihat sosok Shawn keluar dari dalam gedung Apartement ku.

"S-Shawn?!" Bentak ku dan berlari menyusulnya.

"Whoa—gadis pemenang! Darimana saja kau ini?! Kau meninggalkan motor mogok mu di toko itu, dan aku mengganti aki mu dengan yang baru, karena kemarin bukan aki yang baru makanya motormu mogok lagi." Ucap Shawn dan memutar tubuhnya sedikit untuk menunjukan motorku sudah terparkir rapih di parkiran gedung Apartement ku ini.

Aku terkekeh sebentar melihat motorku sudah terparkir rapih disana. Aku menoleh lagi kearah Shawn sambil melipat kedua tanganku didepan dada. "Apa kau terlahir untuk menolong orang terus, hah?" Canda ku.

"Ya—selagi ku bisa membantu, akan ku lakukan." Shawn menyengir lebar lagi dan lagi. Hingga cengiran kuda itu seketika memudar.

"Ada apa?" Aku menyernyitkan keningku, heran.

"Aku lapar." Sial, apa perut Shawn benar-benar bocor?! Aku tertawa menyeringai kepada Shawn. Kali ini, aku tidak dalam mood untuk menemani Shawn makan. Pikiran ku sedang terpenuhi dengan Thomas. Apa ia benar-benar baik-baik saja? Dimana dia sekarang? Apa yang ia urus? Mengapa aku begitu peduli padanya? Ah, sial.

"Pergilah makan, dan terima kasih untuk aki nya, suatu saat nanti akan ku ganti semua kebaikan mu." Aku tertawa menyeringai sambil menggeleng pada Shawn. Aku berjalan melewati Shawn dan menghampiri lift kecil Apartement ku yang kumuh ini.

Namun saat pintu lift terbuka, aku melihat sosok Chloe yang memakai celana hotpans pendek dan memakai baju yang begitu menjiplak tubuhnya. Mataku membelalak lebar.

"Chloe?!" Bentak ku pada Chloe. But wait—Chloe mendaratkan tangannya itu kepipi ku hingga kepalaku tertampar kekenan.

Brengsek. Apa-apaan ini?!

"Kenapa kau tidak bilang tentang ayah?!" Bentak Chloe padaku. Mataku melebar saat aku mendengar kata 'ayah' apa dia sudah tau? Brengsek.

Aku menoleh kepada Chloe. "Kau tau lily? Satu-satunya orang yang paling ku benci di dunia ini adalah jalang pembohong sepertimu!" Bentak Chloe dan menabrak bahu kiriku. Brengsek, sebenarnya apa yang terjadi?!

Between Us // Thomas Brodie. SangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang