Sunflower

549 63 11
                                    

Bagaimana cara seorang Midorima mendeskripsikan dirimu? Mudah.

Ia bilang, kau seperti bunga matahari.

Kenapa bunga matahari, kau tanya?

"Shintarou-kun." Panggilmu ketika tak sengaja berpapasan dengan Midorima di lorong SMA Shuutoku. Laki-laki bersurai hijau itu membetulkan letak kacamatanya seraya menoleh kearahmu.

"Apa?" Tanyanya dengan nada tegas seperti biasa.

"Tidak apa-apa," kau tersenyum, "hanya ingin menyapamu! Menyalurkan semangat pagi hari!"

Sifatmu cerah seperti bunga matahari yang selalu mekar di hari yang cerah.

"Terserah." Ia membuang wajahnya.

"Oh. Hari ini kau membawa barang aneh lagi." Ia tertawa kecil seraya menunjuk boneka anak ayam di tangan kirinya.

"Barang aneh? Ini benda yang membantu keberuntunganku. Kau tak akan mengerti."

"Ya... Aku tak akan mengerti, ahaha. Habis, aku lebih suka membuat keberuntunganku sendiri."

"Manusia tak akan bisa melakukan hal itu."

"Bisa kok, contohnya... bertemu denganmu."

Kelembutanmu bagaikan kelopak bunga matahari.

Sayangnya...


"Sepertinya kau bahagia sekali." Padahal dalam hati, ia berteriak kesenangan.

"Habis, kalau ada Shintarou-kun, pasti..." Ia tersenyum, seakan memberikan Midorima sebuah kode.


Bunga matahari hanya terpaku pada satu subjek.

Yaitu matahari.

Sama seperti dirimu.

Terpaku pada satu orang.


"Pasti ada Kazunari-kun."

Rasanya sudah seperti mendengar lagu berulang-ulang kali, Midorima seakan hafal perkataanmu tiap bertemu dengannya. Walau setelah itu dia hanya akan mengejek-ejek atau membuka aib Takao yang membuat kalian berdua tertawa.

Memang sih, ibunya selalu bilang, hati adalah sebuah 'barang' pecah belah yang sangat sensitive, tak perlu kau senggol atau lempar, kau ucapkan kata kasar saja kearahnya, ia dapat pecah berkeping-keping.

Sama seperti miliknya sekarang.

Selalu saja ia bergumam dalam hati, seandainya aku adalah Takao.

"Yo! Shin-chan! (y/n)-chan!"

"Oh! Kazunari-kun!" Ia segera menoleh dan tersenyum makin lebar begitu pemuda konyol berambut belah tengah itu muncul.

Senyumnya lebih lebar ketika bertemu Takao daripada dirinya.

Seandainya aku adalah Takao.

"Jadi, kalian berdua kencan ditengah jalan, huh? Dasar! Minggir! Orang jomblo mau lewat!"

"Bodoh! Mana mungkin!"

"Kazunari-kun! Kalau semua orang mendengar bagaimana!" Ia mulai memukuli lengan Takao dan mereka pun tertawa sambil kejar-kejaran.

Seandainya aku adalah Takao.

"Aww, Shin-chan kesepian! Shin-chan kesepian karena ditinggal main!" Teriak Takao begitu sadar Midorima hanya menatap mereka berdua dari kejauhan.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang