Story 6

4.4K 159 0
                                    


Yeahhh atas permintaan readers yang apalah-apalah, akhirnya aku update lagi. tuhhh yg di atas ada mulmednya si tampan lee min ho kwkwkwkwk....

langsung aja yaaa readers.... mariii yuks kita capcuzzz ke cerita

.

.

.

...........................................


Story 6

Author Point of view

Rosetta mencoba mengambil sebuah apel di nakas yang agak sulit untuk di jangkaunya. Ia mati-matian menggapai apel itu namun sialnya ia terjungkal dan "BRUKK" ia terjatuh di lantai. Ia terjatuh dari ranjang yang cukup tinggi dengan kepalanya dulu yang terbentur. Malang sekali nasibnya, setelah kakinya yang terluka kini keningnnya ikut terluka.

"Kau terjatuh?" suara itu membuat Rosetta menengok dengan wajah meringis menahan sakit di pelipis kepalanya.

"Sakiiit.." rintihnya. Han tae Jun segera meraih tubuh Rosetta dan di gendongnya ala bridal di rebahkan di atas ranjang kembali.

"Sudah tahu terluka masih saja sok kuat."

"Jaga bicaramu. Aku bisa berdiri tanpa bantuanmu." Kali ini wajah Rosetta benar-benar ketus. Hal itu membuat Han Tae Jun merinding seketika.

"Huh...kau seolah tak tahu siapa yang menolongmu." Rosetta terdiam dan kembali menarik selimutnya. Ia alihkan pandangannya dari Tae Jun.

Tak sadar Rosetta menitikkan airmatanya. Ia merasa terluka jika mengingat bagaimana Han Tae Jun mengusirnya, padahal Rosetta tidak bersalah. Seluruh tubuhnya bergetar dan nafasnya tertahan. Han Tae Jun menatap Rosetta dari punggungnya yang bergetar. Apa dia sedang menangis? Piker Han Tae Jun. perlahan ia dekati tubuh Rosetta dan ia naik ke atas ranjangnya. Ia peluk tubuh Rosetta dari belakang.

"Mianhae(Maaf)....Kim Rosetta." Ujarnya pelan di sela pelukan itu. Rosetta yang mendapat pelukan tiba-tiba itu membuatnya terkejut dan semakin menangis.

"Aku sudah tahu semuanya dari Jang Min Ji."

"Apakah meminta maaf itu sulit bagimu?" Tanya Rosetta yang tiba-tiba. Membuat Han Tae Jun mati kutu. Benar katanya, Tae Jun selalu gengsi dalam meminta maaf dan dia ingin selamanya kesalahan itu benar letaknya pada orang yang di duganya. Ia tidak pernah berpikir untuk meminta maaf seperti saat ini. Dan baru kali ini juga Han Tae Jun merasa benar-benar pilu melihat seorang gadis yang terluka karenanya.

"Apakah meminta maaf akan merugikanmu? Hikss...hikss..." suara Rosetta ttersendat-sendat akibat tangisannya, tubuhnya bahkan semakin bergetar hebat dalam pelukan Han Tae Jun.

"Kenapa kau tidak memberiku kesempatan untuk berbicara waktu itu?" Rosetta semakin terisak. Han Tae Jun menutup matanya rapat-rapat sembari mengeratkan pelukannya pada Rosetta.

"Tinggalkan aku sendiri Han Tae Jun, jebal(Ku mohon)...." Han Tae Jun melepaskan pelukannya dari Rosetta dan beranjak dari ranjang. Ia melangkah keluar dengan raut yang kacau.

Setelah Han Tae Jun pergi, Kim Rosetta melepas suara tangisnya dengan keras. Ia lepaskan semua bebannya dan tangisannya memenuhi ruangan itu.

"Kau bodoh Rosetta...." Dia mengutuki dirinya sendiri dengan memukul dadanya kencang. Ia bangkit dari ranjang dan melepas selang infusnya dengan paksa. Ia berjalan tertatih menuju kamar mandi. Ia duduk di atas kloset dengan tangis yang belum juga reda.

"Apa aku terlalu rendah di matamu Han Tae Jun?" ia masih menggumam sendiri.

"Mungkin aku memang rendah dan sangat menjijikkan. Bahkan aku lebih menjijikkan daripada pelacur. Aku tidak akan mampu meraihmu karena aku hanya wanita bayaranmu."

Damn, My Husband (sudah terbit self publish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang