Hari semakin sore, di dalam hutan pun semakin gelap karena matahari sebentar lagi akan tenggelam terlebih lagi banyak pohon-pohon rindang yang berada di hutan ini.
Kesunyian dan kegelapan hutan menemani perjalanan siswa dan siswi SMA Alfurist yang berhasil melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Saat ini sudah tersisa empat kelompok, kelompok Ale dan kelompok Al masuk ke dalam keempat kelompok tersebut.
Saat ini ke empat kelompok itu menuju tempat ke tujuh.
Kelompok Al pun akhirnya sampai di tempat ketujuh, mereka sudah mendapatkan 16 bendera sampai saat ini.
"Cepetan ambil gulungannya!" Ucap Ravi
Mereka pun bergegas menuju tempat gulungan itu disimpan.
"Yah.. udah ga ada kita telat." Ucap Bara
"Lo sih kebanyakan istirahatnya. Letoy banget jadi cowok." Ucap Rico
"Yaudah sih! Lo juga tadi makan lama bener." Jawab Bara
"Ayo balik." Ujar Al
Kelompok Al pun kembali ke tenda. Saat ini tersisa tiga kelompok.
Di bagian hutan yang lain ...
"Aduh!aw aw.. apaan nih tajem-tajem? Aduh perih nih kaki gueeee..." Keluh Cindy
"Lo kenapa Cin?" Tanya Della
"Nih kaki gue kena taneman berduri tadi.. aduduh.. perihh bangetttt."
"Eh udik cariin obat gih kasian nih temen gue!" Perintah Naina
"Obat? Cari dimana? Aku kan gatau, nanti kalo nyasar gimana?"
"Yaelah manja banget sih lo! Cepetan ih kasian Cindy. Sekalian cariin gue air yang bersih, air minum gue udah abis. cepetan gue haus!"
"Kalo air sungai mau?" Tanya Ale polos
"Mau! Udah buruan! Siniin ranselnya ntar lo keberatan kalo bawa-bawa ransel."
"Nih. Tunggu ya."
Ale pun menyerahkan ranselnya kepada mereka. Kemudian bergegas untuk mencari tanaman yang bisa dijadikan obat dan juga mencari air untuk Naina.
"Hahahahaha.. bego banget si udik mau aja dikerjain. Keren kan ide gue?"
"Iya hahahahaha acting lo boleh juga."
"Terus juga, mau dibawain air sungai sebersih apapun juga gue ga bakalan mau minum. Najis banget mendingan gue keausan."
"Iyalah gue juga ogah hahaha."
"Yaudah yuk ah cabut. Keburu si udik dateng."
"Iya yuk! Biar mampus tuh ga bisa balik ke tenda. Biar sekalian jadi orang utan hahaha."
Mereka pun bergegas meninggalkan tempat itu. Sementara Aleya sedang kebingungan kemana harus mencari tanaman yang bisa dijadikan obat untuk Cindy dan juga mencari sungai dengan air yang jernih.
Hari pun semakin gelap, mencari tanaman dan sungai di tengah hutan bukanlah hal yang mudah terlebih dengan penerangan yang minim, hanya sebuah senter kecil yang membantu penerangan Ale untuk mencari tumbuhan dan juga sungai.
Kaki jenjangnya terus menyusuri hutan ini. Matanya bergerak kesana kemari mencari tumbuhan apa saja yang bisa digunakan untuk mengobati luka Cindy.
"Kayanya tanaman ini bisa deh buat luka Cindy cepet kering. Tanaman udah, sungainya dimana ya?"
Aleya kembali menyusuri hutan, melewati jalan setapak. Rasa takut dan was-wasnya ia ke sampingkan, ia ingin segera menemukan sungai lalu mengambil air setelah itu kembali ke kelompoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat? ( Completed )
Teen Fiction"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Jangan berjanji jika kau tidak bisa menepatinya. Jangan pikirkan aku, kembalilah jika hatimu memang masih untukku."