Merubah penampilan

37 5 1
                                    

"Kyaaaaa!"

"Alah cuma yang kaya ginian aja takut" Daniel menatap Talia yang sedang menutup matanya.

"Aku bukan tipe orang maniak horor sepertimu..." protes Talia, ia menatap Daniel uang tertawa cekikikan.

"Aku, akan pergi kerumah temanku besok" Gilbert tiba tiba berbicara, sontak semua yang ada disitu terdiam.

"Kau yakin? Apa mereka bisa mempercayaimu?" Tanya Kei sambil mengalihkan pandangannya dari tv. Talia, Kathy dan Daniel mengangguk setuju. Gilbert tersenyum kecil dan menunduk.

"Sudah lima tahun berlalu sejak aku meninggal, aku belum menemui mereka setelah itu. Aku harus mengucapkan salam untuk mereka selagi ada kesempatan" ucap Gilbert. Talia, Kathy, Kei dan Daniel tersenyum mendengar itu. Tapi setelah itu Kathy seperti mendapatkan ide yang bagus dan tersenyum misterius.

"Bagaimana kalau kita melakukan perubahan?" Usul Kathy sambil menatap keempat temannya tersebut, Gilbert mengangguk pelan "Itu mungkin ide yang bagus" Talia juga tersenyum manis dan menangguk "Pasti akan seru"

"Oi gara gara kalian membicarakan itu filmnya jadi cepat habis kan" keluh Daniel sambil mematikan tv Kathy dan beranjak menuju kasur yang disediakan oleh Kathy.

"Sebaiknya kita tidur ya"

Lampu kamar sudah dimatikan, Talia sendiri sudah membaringkan tubuhnya disamping Kathy yang sudah menarik selimutnya, Kei tidur sambil memeluk guling coklat, sedangkan Daniel tertidur dengan memeluk Gilbert yang merasa terganggu. Semuanya sunyi senyap sampai sebuah suara terdengar.

"Apa kalian sudah minta izin pada orang tua kalian?" Tanya Kathy yang tiba tiba saja terbangun dari kasurnya, sontak Kei dan Daniel ikut terbangun dan membulatkan mata mereka masing masing.

"ASTAGA!"

***

"Gil! Kau terlihat lebih cakep dan ganteng kalau seperti ini, aku mungkin akan menikahi mu! Ah, kalau Talia rambutnya jangan diapa apakan ya..." ucap Kathy sambil menatap Gilbert yang rambutnya sudah berevolusi menjadi hitam, matanya diberi kontak lens berwarna kuning.

"Baik bos!" ucap Kei yang sedang mengikat rambut Talia yang panjang dan tebal sedangkan Daniel sedang memasangkan kacamata palsu diwajah Talia.

"Kalau ini masih terlihat seperti dirimu yang sebelumnya, bagaimana kalau kita tambah... ini?" Daniel tiba tiba mewarnai ujung rambut Talia dengan cat rambut milik Gilbert tadi.

"Idiot! Sudah kubilang jangan diwarnai kan?!" Teriak Kathy sambil memukul kepala Daniel, Daniel pun mengaduh kesakitan. "Salah sendiri! Aku sangat menyukai rambut Talia yang warna cream itu, Daniel idiot!" Umpat Kathy sambil menyuci rambut Talia, Talia hanya menyengir.

"Mencoba hal yang baru bukan hal yang buruk kok" ucap Talia sambil melihat ujung rambutnya yang berwarna gelap. "Talia... maafkan aku" ucap Kathy, Talia mengangguk dan tersenyum.

Sedangkan Gilbert, ia melihat dirinya dipantulan cermin. Sepertinya dirinya yang sekarang sangat tidak asing, ia pernah melihatnya sebelumnya... tapi siapa?

"Kalau tidak salah... Ah! Gawat!" teriak Gilbert, keempat temannya menatap Gilbert dengan penuh tanda tanya, tiba tiba saja Gilbert ambruk dan tidak sadarkan diri. Semuanya sangat panik, Talia menghampiri Gilbert dengan rambutnya yang masih basah, entah kenapa itu membuat Kei sedikit kesal.

"Ada apa dengan orang ini? Teriak teriak tidak jelas setelah itu pingsan" celutuk Daniel sambil menopang Gilbert menuju kasurnya. "Ada apa dengan Gil?" Tanya Kathy sambil menarik selimut sampai sebatas dada Gilbert.

Beberapa menit kemudian...

Gilbert menggerakan badannya sedikit dan membuka matanya perlahan menyesuaikan penglihatannya dengan cahay diruangan tersebut, sesuatu yang dilihatnya pertama adalah seorang gadis berambut panjang berwarna cream dan mata merah jambunya yang menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Siapa kau? Pacar seseorang yang tersesat?" Tanya Gilbert sambil menatap Talia tajam, Talia hanya bisa melongo mendengar kata kata itu dari seseorang yang sangat kalem seperti Gilbert. "Apa maksudmu Gilbert?" Tanya Talia sambil menatap mata kuning Gilbert, Gilbert sedikit tersentak.

"Apa kau tau siapa aku dengan benar? Namaku adalah Gerard bukan Gilbert. Nona ce-ro-boh" ucap Gilbert genit sambil mendekatkan wajahnya kewajah Talia. "Apa yang kau lakukan Gil-"

Krieeet.

"Talia, apa Gil sudah ba- Apa yang kau lakukan manusia Hentai!" Teriak Kathy yang baru saja mengambil beberapa gelas lemon tea, Kathy buru buru meletakan nampannya diatas meja dan menarik tangan Talia dan mendorong tubuh Gilbert sampai terjatuh kekasurnya.

"Apa yang kau lakukan Mbakyu?" Tanya Gilbert sambil mengusap pipinya yang terbentur dinding. "Harusnya aku yang bertanya seperti itu, apa yang kau lakukan pada Talia? Hidung belang! Dan juga apa makudmu Mbakyu? HUH?!" Teriak Kathy sambil menuduh Gilbert melakukan hal mesum.

"Kathy jangan berteriak dengan keras dirumah mu sendiri" tegur Kei yang baru saja kembali dari dapur dan membawa beberapa pasta. "Gil? Syukurlah kau sudah bangun, kukira kau terkena demam musim panas" ucap Kei lega, ia menaruh pasta tersebut disamping lemon tea.

"Kathy itu oranya tidak bisa tidak berteriak dalam sehari, jadi maklumi ya" ucap Daniel yang membawa beberapa cup permen, Kathy merasa kesal dengan perkataan Daniel.

"Ini karena si Gil yang berubah jadi menusia yang mesum" ucap Kathy, Talia menggeleng cepat dan sedikitmenunduk malu. "Tadi Gil ingin menyingkirkan sesuatu diwajahku, jadi..."

"Aku tidak tau siapa kalian tapi, aku harus segera pergi ketempat Ene dan Calvin" ucap Gilbert yang beranjak dan membuka balkon jendela kamar Kathy lalu melompatinya. Daniel tanpa basa basi langsung mengikuti Gilbert dengan ikut melompat dari kamar lantai dua tersebut, Kathy yang tomboi juga ikut serta sambil melompati jendela kamarnya sendiri dan tak peduli dengan orang tuanya yang nanti akan mencarinya.

"Kejar dia!"

"Teman teman, apa yang kalian lakukan?" Tanya Talia yang berdiri dijendela kamar Kathy sambil menatap halaman belakang rumah tersebut, teman temannya semakin menjauh mengejar Gilbert yang kabur.

Tiba tiba saja badannya terangkat karena sepasang tangan membawanya untuk ikut melompat turun, orang itu tak lain adalah Kei Cralans. Orang yang paling perhatian padanya. Kei mendarat empuk dan langsung berlari kencang.

"Kau harus mengetahui siapa yang mengendalikan Gil kan? Kalau begitu tidak ada cara lain..." Talia tersenyum manis. "Terima kasih"

Gilbert terus berlari sampai akhirnya Gilbert, Daniel dan Kathy sampai disebuah rumah susun yang lumayan elit, mereka bertiga terus bekejar kejaran sampai akhirnya Gilbert berhenti didepan kamar nomor 20 dan memencet tombol belnya.

'Ting Nong' Seseorang membuka pintunya, terlihatlah seorang perempuan berambut dan berpakaian biru menatap Gilbert dan keempat insan dibelakangnya asing, tapu raut wajahnya mulai berubah saat melihat lebih teliti lagi siapa yang berada dihadapannya.

"Kau-"

"Gilbert?" Seorang pria berbaju merah datang dari dalam rumah kecil itu dan menatap Gilbert dengan keterkejutannya. Gilbert menatap mereka kaku dan tersenyum kecil.

"Lama tidak berjum-"

"Bodoh! Kenapa kau baru muncul setelah sekian lama?! Hiks hiks" Tanpa basa basi perempuan berambut biru bernama Ene itu langsung memeluk Gilbert erat dan menangis. Laki laki bernama Calvin itu berjalan disamping Gerard dan tersenyum tulus. "Selamat datang kembali"

"Aku pulang"


Hai:) Bagaimana cerita yang keempat ini? Aneh banget? Makin gak nyambung? Comment masukan dan vote ceritanya dong, sebelumnya terima kasih untuk yang sudah memberikan vote pada cerita ini ya ;) yg dimulmed itu di Gilbert, Ene dan Calvin ya. Dont be a silent reader. See you soon!




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sadness of Talia (SLOW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang