Hari demi hari Veranda jalani tanpa Deva, lama sekali rasanya ia tak bertemu sang pujaan hati, padahal baru satu bulan Deva meninggalkannya. Hari ini, tanggal ini, adalah anniversarry pernikahan mereka, Ve duduk termenung sambil menatap rintikan air hujan yang membasahi bumi, tangannya menggenggam erat cincin milik Deva. Cincin yang ia sematkan pada pada jari manis prianya yang mungkin sekarang sudah tak berarti lagi bagi Deva, dalam diam Ve menangis, jauh di dalam hatinya ia meraungkan nama Deva. Tapi, apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya bisa bersabar dan terus mendoakan Deva dan anak anaknya. Sudah lama Ve tidak mendengar suara ribut anak anak di rumah. Setiap hari ia hanya diam di rumah dan selalu berbicara pada foto anak anaknya. Menyedihkan, itulah keadaanya sekarang. Ia benar benar kacau tanpa Deva, belakangan ini selalu melamun. Ia tak tau harus melakukan apa agar Deva mau memaafkannya dan bertemu dengannya, memulai semuanya dari awal, membangun kehidupan rumah tangga dengan pondasi baru. Terlebih saat mengetahui tentang kehamilannya, ia tak tau harus mengatakan apa pada keluarganya, memang sekarang perutnya masih belum membuncit, namun hal itu tak lama lagi pasti akan terjadi. Selama ini ia menutupi kehamilannya, tak ada orang yang tau kecuali Livy, dokter yang menanganinya saat melahirkan J bersaudara."Rintikan air hujan aja bisa berhenti, masa tangis lo nggak bisa?." Suara itu membuatnya menoleh dan mendongakkan kepalanya. Farish, melihatnya saja Ve sudah sangat malas. Ia bangun dari duduknya dan menatap Farish tajam.
"Mau apa lo? Kenapa ada di sini?!." Bentaknya
"Calm baby, aku kesini mau melihat keadaan calon istriku dan anak kita." Ujarnya santai sambil duduk pada sofa
"Apa?! Jangan harap ucapan kamu terjadi, malam itu kita nggak ngapa nagapain!." Tegas Ve. "Kamu yakin? Hem?." Tanya Farish
"Ii- iya! Udahlah lo keluar aja sana! Gue benci sama lo, gue gamau liat muka lo lagi!."
"Baiklah, aku pulang dulu ya sayang." Ujar Farish sambil mengerlingkan matanya, Ve hanya mnatap jijik ke arah pria itu.
Pikirannya kembali melayang tentang Deva, matanya menangkap pada serangkai bunga yang Deva beri terakhir kalo sebelum masalah ini datang, ia mencium wangi bunga itu. Meski sudah tidak sesegar dulu namun, ia tetap merasakan cinta Deva di sana. Meski ia tak tau apa benar Deva masih mencintainya? Veranda terus mencium wangi bunga itu, terkadang tangannya mengusap satu persatu bunganya.
"Apakabar kamu Va? Apa anak anak menjadi anak yang baik? Apa kamu di sana juga merasakan hal yang sama?." Ujarnya. "Aku nggak bisa bayangin gimana reaksi kamu, kalau kamu tau aku hamil. Dan aku gatau ini anak siapa, tapi aku nggak melakukan hubungan itu dengan orang lain, aku bersumpah." Imbuh Ve
Deva mengajak ketiga jagoannya berjalan jalan di kota ini, hari ini mereka hanya ingin bejalan jalan tanpa tujuan, Deva terus mendorong kereta bayi yang sudah berisi Jason, Jeston dan Jayden di masihg masing keretanya. Membawa ketiga anaknya sendirian dengan wajah tampan membuat Deva banyak di lirik perempuan di sana, ia terlihat seperti hot daddy, hahaha. Ia berhenti untuk membelikan ice cream ketiganya
"Daddy, dulu mommy yang beliin kita ice cream." Ujar Jason.
"Daddy, Jayden kangen mommy." Kata pria kecil itu sambil menjilat ice creamnya.
"Iya, nanti kita ketemu mommy."
"Sebenarnya daddy juga kangen mommy kamu nak, sangat. Entahlah kenapa akhir akhir ini daddy jadi sering memikirkan mommy." Batin Deva.
"Yuk jalan lagi." Ia mendooronh lagi kereta bayi itu.
***
Hari ini aku harus mendatangi pernikahan Boby dan Shania, ini adalah hari bahagia bagi mereka. Boby terlihat tampan dan gagah dengan jas warna putihnya, Shania juga tampak cantik dengan gaunnya. Aku jadi teringat saat menikah dengan Deva, mungkin apa yang Shania rasakan adalah apa yang aku rasakan dulu? Hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Love but I Love You
FanficAku percaya jika tuhan pasti akan memberi kita teman hidup. Hanya tinggal menunggu kapan waktu itu akan datang dan berpihak pada kita. -Deva- Deva Keenan Putra Dirgantara, di usianya yang bisa dibilang masih muda ia sudah sangat sukses, semua keingi...