Chap 16

64.5K 5.8K 358
                                    


Sebelumnya mau ngucapin terima kasih buat vote dan komen kalian di chap 15 tadi.

Aku mau minta maaf kalo udah sampe chap 15 ini alurnya terlalu bertele-tele, tapi emang dari awal ide ceritanya emang begitu. Mohon maaf yang udah bosen sama cerita ini, yaa.. kan aku sebagai manusia juga punya kekurangan, aku ngga bisa nurutin selera kalian satu per satu, jadi sekali lagi aku minta maaf buat kesalahan aku.

Jangan lupa baca ceritaku yang lain: Satu Cinta, Pernikahan Palsu dan Cinta untuk Bonita  

semoga kalian suka sama part ini :)

  

Sesudah acara makan malam itu selesai, Kayla dan Bunda Rina sempat mengobrol-ngobrol sebentar tanpa ditemani Rangga yang sedang kalut karena ucapan Tio tadi. Bagaimana bisa perempuan yang ia perkosa di gang itu adalah Joan, dan bagaimana bisa ia tak mengenali wajah dan suara Joan saat mereka berbicara bersama?

Setengah diri Rangga percaya bahwa gadis itu adalah Joan, mengingat alamat yang tadi dikiriminkan oleh Tio kalau tidak salah memang alamatnya Joan waktu itu. Tapi setengah dari diri Rangga juga ingin menyangkal kenyataan tersebut.

"Tidak mungkin Joan, tidak mungkin" Rangga mengerang frustasi di dalam kamarnya.

Bunda Rina mengetuk kamar Rangga dan langsung masuk tanpa menunggu mendapat ijin dari anak laki-lakinya itu. Bunda Rina melihat anaknya sedang duduk, rambutnya berantakan berkat tangannya sendiri. Bunda Rina memandang anak laki-lakinya dengan ironi.

"Kenapa, nak? Ada masalah?" tanya Bunda Rina.

Rangga hanya mengangguk lesu sebagai jawabannya.

Bunda Rina duduk di sebelahnya, mengusap bahu Rangga untuk menenangkannya. Bunda Rina ingat, waktu Rangga masih kecil dulu ia sering menangis karena dijaili teman-temannya, dia selalu mengadu ke Bunda Rina dan beginilah yang dilakukan Bunda Rina. Mengusap-usap pelan bahu Rangga sampai ia tenang dan berhenti menangis.

"Cerita sama Bunda?" kata Bunda Rina menawarkan diri untuk menjadi teman berbagi pada anak-anaknya.

Rangga menggeleng. "Ini sulit, Bun," ucap Rangga sambil menutupi wajahnya.

Ia frustasi, benar-benar frustasi.

Kembali lagi, wajah Seruni hadir saat ia menutupi wajahnya. Membuat ia semakin mengerang frustasi, marah dan gelisah. Ingin sekali rasanya ia memukul kaca kamar mandinya, namun karena ada Bundanya disini ia tak mungkin melakukan hal tersebut.

Ini memang yang Rangga inginkan, mengetahui siapa gadis yang ia perkosa. Namun, bukan seperti ini kenyataan yang ia ingingkan. Sebagian, oh bahkan sepenuh hatinya lebih menginginkan bahwa Seruni-lah gadis yang ia perkosa waktu itu mengingat mereka tinggal di kawasan yang sama.

"Masalah kantor? Bukannya masalah kantor sudah membaik?" tanya Bunda masih tetap mengusap bahu Rangga pelan.

Rangga menggeleng.

"Seruni?" tebak Bunda Rina.

Mendengar nama itu disebut, membuat Rangga menoleh sebentar. Diujung matanya terdapat cairan bening yang tak luput dari penglihatan Bundanya. Membuat hati Bundanya ikut terenyuh karenanya.

"Jangan bahas dia lagi, Bun," ucap Rangga dengan nada tegas. Tangannya mengepal hingga membuat buku jarinya memutih.

Bunda menghela nafas. Sebenarnya inilah tujuan Bunda Rina jauh-jauh datang ke Manhattan. Untuk meluruskan kesalahpahaman ini. Namun baru ingin menjelaskan sudah dilarang anaknya seperti ini.

TRS [1] : Night Accident ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang