Chapter 13

1.1K 79 2
                                    

Untuk hari ini, aku menginap lagi. Paginya Aku bangun dipagi hari yang membanjiri kota London ini. Ya, aku melihat keluar jendela pagi ini turun hujan sangat deras. Aku berlari pelan menuju lantai bawah rumah besar Thomas ini. Namun aku tidak menemukan Thomas.

Jam menunjukan pukul setengah 7 pagi. Hari masih begitu gelap, dan hujan turun dengan begitu deras. Namun tiba-tiba aku melihat sosok pria yang memakai jaket hitam dan celana training hitamnya itu dan sepatu olahraga yang warnanya hijau terang. Ah, Itu Thomas.

Thomas masuk dan membuka kupluk jaketnya itu. Aku hanya berdiri dan menarik nafas panjang, walaupun ku sadari sekarang setiap kali aku melihat Thomas, aku merasakan gugup dan tidak bisa apa-apa.

"Hey, kau sudah bangun Lily?" Ucap Thomas dan membuka sepatunya itu. Buru-buru aku menampar diriku ini kedunia nyata.

"Ah—ya, begitulah." Ucapku dan memutar tubuhku itu kearah dapur. Aku membuka kulkas Thomas yang penuh dengan air mineral itu. Aku menggigit bibir bawah ku. Sial, mengapa aku jadi begitu gugup? Aku mengambil sebuah botol mineral dan memutar tubuhku itu. Namun sialnya lagi jantung ku berpacu hebat saat Thomas berdiri tepat dihadapanku saat aku memutar 180drajat tubuh ku itu.

"Apa aku mengejutkan mu?" Ucap Thomas dan melangkah mendekatiku. Dengan perasaan yang gugup dan jantung berpacu kencang, aku melangkah mundur hingga akhirnya aku tersadar bahwa aku menabrak sesuatu dibelakang tubuhku, ya—kulkas.

Thomas menatap manik mataku itu dan membuka pintu kulkas itu. Buru-buru aku menundukan muka ku dan mengumpatkan wajah merah ku itu. Sial aku benar-benar salah tingkah pagi ini.

Thomas mengambil botol mineralnya itu dan meminumnya hingga habis. Aku yang masih berdiri mematung didepan kulkas itu hanya menontoni Thomas menghabisi minumannya itu. Thomas melirik ku sedikit dengan heran. "Kau terlihat begitu kaku pagi ini, Ly." Ucapnya lagi. Ia meletakan botol kosong mineralnya itu di meja tepat dihadapannya itu.

"T-Tidak—" Ucapku kaku dengan suara yang bergitu dalam. Entah mengapa aku menjadi berubah kaku seperti ini, ini terasa aneh. Thomas memutar 90 drajat tubuhnya itu dan berjalan meninggalkan ku seorang diri di dapur itu.

Aku menarik nafas panjang dan mulai berfikir jernih untuk kepalaku sendiri. Aku pergi mengambil sebuah piring dan beberapa potongan roti itu untuk Thomas. Kali ini aku akan membuatkan sarapan untuk Thomas. Aku membuatkan sebuah roti panggang untuk Thomas dan segelas air teh hangat untuknya dipagi hari. Aku terenung sebentar saat menunggu alat pemanggang roti itu berbunyi. Sedikit aku memikirkan apa yang ku rasakan tentang Thomas? Sedikit juga aku merenungkan bagaimana kabar Chloe sekarang? Apa yang akan Charlotte rencananya sebenarnya?!

"Hey—" Lamunan ku buyar saat melihat sosok Thomas datang dengan kaos putih polosnya itu. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"A-Aku hanya membuat roti—" Ucapku ragu dan suara yang serak. Thomas menatap ku heran dan menaikan alis kirinya itu.

"Aku melihatmu berbeda pagi ini, Ly. Ada apa denganmu?" Ucap Thomas yang membuatku terdiam seribu bahasa. Namun alat pemanggang itu menolongku, ia berbunyi kencang hingga aku berbalik berniat untuk mengambil roti matangnya itu. Namun, saat aku berbalik Thomas menangkap tangan ku hingga aku berhenti membalikan tubuhku itu. Ia menarik ku hingga kini aku bisa menatap matanya dengan tajam. Matanya yang coklat kini terlihat begitu jelas. Thomas meletakan tangannya itu dileherku. Ia menyingirkan semua rambut ku kebelakang. Sial, sekarang aku merasakan lagi ada sengatan listrik didalam tubuhku. Aku menggigit bibir bawahku dan menundukan kepalaku. Sial, aku tidak kuat menahan salah tingkah ini. Namun tangan Thomas mengangkat daguku hingga kepalaku mendongak kepadanya. Ia menciumku lembut. Sangat-sangat lembut. Aku juga merasakan tekstur bibirnya yang lembut itu. Aku membuka mulutku hingga Thomas bisa memasukan lidahnya itu kedalam mulutku. Kini kami berperang lidah dengan sangat lembut. Beberapa kali Thomas menarik dan menggigit bibir bawahku. Hingga Thomas melepaskan ciuman itu, dan aku membuka mataku lagi. Thomas masih menempelkan tangannya itu dileherku.

Between Us // Thomas Brodie. SangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang