Bogor

1.4K 146 5
                                    

"Mau kemana Steff?" Tanya Yuki saat Stefan terus menarik tangannya, dia kemudian membukakan pintu mobilnya dan menyuruh Yuki masuk.
"Kita mau kemana? Kan aku sebentar lagi siaran" sambung Yuki.
"Ssstt... Udah ikut aja. Kamu katanya cinta kan sama aku" jawab Stefan sedikit memaksa Yuki untuk masuk. Yuki kembali mengernyitkan keningnya, ia semakin bingung. Sepanjang perjalanan Yuki terus melihat kearah Stefan. Dia bingung Stefan tak juga memberitahunya hendak kemana. Stefan yang menyadari itu kemudian tersenyum pada Yuki.
"Kamu jangan takut, aku ngga akan macem-macem sama kamu. Kamu percaya aja sama aku" ucap Stefan meyakinkan Yuki seraya mengecup tangannya.
"Aku ngga pernah takut saat ada didekat kamu Steff, justru aku merasa sangat nyaman" ucap Yuki bergelayut manja dilengan Stefan. Stefan tersenyum sambil sesekali membelai rambut Yuki.

Tak terasa Yuki terlelap selama perjalanan. Sesekali Stefan memperhatikan Yuki yang pulas tertidur. Hatinya terasa nyaman melihat Yuki yang juga terlihat nyaman dalam tidurnya.
"Jangan ambil dia dariku Ya Allah.. Aku sangat mencintainya" batin Stefan lirih. Pikirannya kemudian melayang pada siang tadi.
**********
"Sayang, ini bagus kan?" Tanya mama Stefan sambil menyodorkan sebuah sample undangan. Stefan melihat dan perlahan membaca ada namanya disana.
"Stefan William Umboh & Natasha Wilona" gumamnya. Ia melirik heran kearah mamahnya.
"Itu undangan pertunangan kalian, 2 minggu lagi sayang" ucap sang mama yang membuat Stefan semakin kaget.
"Ma, yang ngejalanin hidup Stefan tuh ya Stefan sendiri. Kenapa sih ngga pernah minta pendapat Stefan dulu" Stefan terlihat kesal.
"Sayang, mama tau yang terbaik buat kamu. Natasha kan pacar kamu, kamu dulu yang minta persetujuan dari mama, giliran mama udah setuju kamu malah berbalik gini. Ada apa sih sayang? Katanya kalian saling mencintai. Dia itu baik kok, dan juga dari keluarga yang jelas" ucap sang mama.
"Baik buat Mama tapi belum tentu baik buat Stefan. Semua udah berubah, termasuk perasaan Stefan yang sudah berubah juga buat Natasha" ucap Stefan seraya melempar undangan itu diatas meja.
**********
Stefan menghela nafasnya "Maafin Stefan mah, tapi ini hidup Stefan. Stefan berhak bahagia. Dan kebahagian Stefan cuma ada di Yuki." Sedih Stefan.
Mereka tiba disebuah pedesaan yang sejuk dikota bogor. Stefan tak membangunkan Yuki, ia tak tega melihat wajah Yuki yang begitu nyaman tertidur. Ia menelusuri setiap titik indah diwajah Yuki. Sungguh hatinya terasa begitu nyaman. Ia membelai lembut pipi Yuki yang akhirnya membuat Yuki terbangun. Ia perlahan membuka matanya, dilihatnya samar wajah Stefan tersenyum padanya.
"Kita udah sampe?" Tanya Yuki seraya melihat-lihat sekitar tempat itu yang sudah terlihat gelap. Stefan hanya tersenyum melihat Yuki, wajahnya nampak begitu polos.
"Yaudah yuk turun" ajak Stefan.
"Ini tempat apaan?" tanya Yuki heran.
"Steff, kita dimana?" Sambung Yuki sambil menarik-narik baju Stefan kemudian dia membaca sebuah tulisan "Bogor???" Katanya kaget.
"Kamu gila ya, ngapain kita ke bogor? Ini udah malem banget, kita mau pulang jam berapa coba?" oceh Yuki tak henti. Stefan hanya tersenyum dan berjalan meninggalkan Yuki. Stefan kemudian memesan 2 kamar untuk mereka menginap. Yuki semakin bingung.
"Untuk apa dia memesan kamar? Apa-Apaan sih ini?" benak Yuki tak mengerti. Yuki kembali mengoceh saat sampai dikamar tempatnya menginap.
"Sssstt...dengerin aku,, aku cuma pengen sama-sama kamu beberapa hari ini, please" mohon Stefan sambil menatap lekat Yuki.
"Tapi kuliah aku gimana? Kerjaan aku gimana? Terus mama?? Mama pasti khawatir nyariin aku. Kasian kan kalo..." Kata-kata Yuki tiba tiba terputus. Ada sesuatu yang mengunci bibirnya, mengunci semua kata yang hendak terucap. Tak ada ruang sedikitpun untuk mengeluarkan kata, bernafas pun terasa sedikit sulit baginya. Sentuhan itu terasa lembut dan dingin tapi seketika rasa hangat menjalari seluruh hati dan tubuhnya. Jantungnya berpacu amat cepat. Stefan menarik wajahnya dan menatap Yuki lekat yang terlihat mematung.
"Diem kan kalo udah kaya gini. Telfon mama kamu yah, biar dia ngga khawatir" perintah Stefan sambil tersenyum nakal, mengerlingkan matanya dan meninggalkan kamar Yuki.Yuki masih terlihat menenangkan dirinya, dia menyentuh bibirnya dengan tangannya, sentuhan itu masih sangat terasa lembut menyentuh bibirnya..

Perjuangan Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang