Hellooo...!! I'm back with my other short story! ^^
Kali ini aku mempersembahkan ceritaku ini untuk temanku yang jauh di Bandung sana, Dini Nurilah alias @dinienurilah.
Here is my story Di, as I promised you :)
Semoga kalian menikmati ceritaku ini. Jangan lupa comment & vote ya! Thanks & Happy reading All!! :D
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
" Airiii.... hei, Airi!!! Are you okay? "
Tepukan pelan dipipiku disertai dengan suara keras milik Renita, sahabatku, akhirnya mengembalikanku ke 'dunia nyata'. Uh oh, apa yang sebenarnya terjadi padaku?
Aku menatap Renita yang saat ini sudah terlihat kesal. Aku hanya dapat cengengesan sok innocent melihatnya.
" Sorii Nit, kenapa sih? " tanyaku akhirnya. Renita masih cemberut, tapi aku tahu dia hanya kesal sesaat. Renita tidak pernah sanggup marah padaku lama lama.
" Iihh... kamu tu ya! Kita ini di pensi yang segini ramenya, bisa bisanya sih malah bengong kayak gitu! Malu maluin tau! Kamu ngeliatin apa sih dari tadi Ai? "
Oh ya, kami saat ini berada di pensi yang diadakan di SMA ku, karena pensi ini dibuka untuk umum, jadi aku semangat sekali mengajak Renita kesini. Kalau saja ini hanya untuk murid murid sekolahku, aku tak akan seantusias itu tentunya.
Dan aku sama sekali tidak menyesal datang kesini, karena ternyata aku menemukan cowok paling tampan didunia! Aku jadi memikirkan pernyataan Renita tadi, apakah aku benar benar tampak memalukan?
Ah, tapi biarlah! kurasa wajar jika aku sampai tampak memalukan, cowok itu benar benar membuatku terpesona! Bahkan diantara ratusan manusia yang berbaur di lapangan sekolahku ini, aku langsung tertarik kepadanya.
Aku merasa hanya ada dia disana. Senyumnya, tawanya, matanya... benar benar luar bisa! Sekarang aku paham maksud lagu Alexa yang bilang 'Wajahmu mengalihkan duniaku', Asliii.. kayaknya cuma kata itu yang bisa gambarin perasaan aku sekarang.
" Hmmm... bener mau tau? " tanyaku pada sahabatku itu. Renita mengangguk dengan semangat.
" Lihat deh disana, cowok yang tadi bareng sama Ken itu" ucapku setengah berbisik. Renita mengikuti arah pandangku.
" Teruuss?? emangnya cowok itu kenapa sih sampe kamu bisa tiba tiba melongo gitu? " Renita menatapku heran.
" Ya ampuun Niiit... tu cowok ganteng bangettt tau!! Masa kamu gak sadar sih? "
" Dean emang ganteng kok, tapi aku bosen ngeliatnya " jawaban santai Renita itu terang saja membuatku kaget.
" Dean?? " tanyaku memastikan.
" He eh, itu cowok namanya Dean. Temen Ken dari orok "
" Haaaahhh??!!! "
" Ih, biasa aja kalii Aii ekspresinya " Renita terkikik geli melihat reaksiku.
Yang benar saja! Renita mengenal cowok itu! Dean.. benarkah namanya Dean?
" Mau aku kenalin.. ?? " ucap renita berikutnya.
Tawaran yang menggiurkan, tapi tidak! Aku tidak mau.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Sudah seminggu sejak aku melihat Dean. Tapi walau Renita mengenal cowok itu, aku sama sekali tidak mau meminta Renita untuk mengenalkanku padanya. Aku pikir toh mungkin itu hanya ketertarikan sesaat.
Tapi ternyata aku salah! Ugh... aku jadi sebal mengingatnya. Sejak hari itu, wajah Dean bagai menari nari di dalam kepalaku. Berlebihan memang, tapi itu kenyataannya. Aku sampai stress sendiri memikirkannya. Terlebih lagi, karena aku menolak tawaran Nita untuk mengenalkanku pada Dean, aku sama sekali tidak tahu apa apa tentangnya!