***
JAKARTA, INDONESIA
Setelah dua tahun menetap di Bali, akhirnya Alex kembali kerumahnya. Sang ibu - Mardea Gonawi langsung menyambut sang putra didepan pintu.
"Suatu kejutan saat mama mendengar kau mau pulang ke Jakarta padahal kau bilang kalau kau sibuk bekerja." Mardea tersenyum sambil mengusap pipi sang putra.
Putra semata wayangnya itu tersenyum. "Memangnya tidak boleh aku memberi kejutan?" Meskipun sesungguhnya alasannya Alex kembali ke Jakarta adalah karena permintaan Megan yang ingin ke Jakarta, dia tetap tidak akan lupa untuk pulang kerumahnya sendiri. Bedanya , kali ini dia tidak pulang sendiri kerumah, melainkan berdua dengan Megan.
"Ya jika mama tahu lebih dulu, mama akan memasakkan masakan kesukaanmu. Lagipula kakakmu - Marisha baru saja pulang kembali ke Bogor bersama suaminya. Kalau saja kau tidak memberitahukan mama secara mendadak, mama pasti akan menahan Marisha lebih lama."
Alex terkekeh pelan, sementara mata Mardea kini menangkap sosok asing nan cantik dibelakang Alex. Sosok yang tidak pernah dia lihat sebelumnya dan dia yakini bahwa gadis itu bukan wanita psycopath yang membuat kericuhan dikantor suaminya beberapa tahun lalu.
"Siapa dia?" Mardea melirik Alex.
Alex balas melirik Megan dan tersenyum penuh arti. Ditariknya tangan wanita itu dan mendekat pada ibunya.
"Meg, kenalkan ini ibuku." Ucapnya santai memperkenalkan kedua wanita itu.
Megan mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Mardea dengan sopan. "Nama tante Mardea. Siapa namamu, gadis manis?" Mardea tersenyum lembut pada Megan. Gadis ini terlihat begitu lugu dan Mardea langsung menyukainya meskipun ini kali pertama baginya melihat gadis itu. Meski putra semata wayangnya playboy kelas kakap, ini adalah kali pertama Mardea melihat putranya membawa seorang gadis untuk menemuinya. Dari cara Alex menatap gadis itu, sudah dapat dipastikan kalau Alex pasti benar-benar menyukainya.
"Megan, tante."
"Megan? Nama yang bagus." Puji Mardea. "Apa nama panjangmu?"
"Megan Patricia Dinata, tan." Jawab Megan mantap tanpa beban.
Mardea tertegun selama beberapa detik lalu menoleh pada putranya. Dia tidak heran jika nama keluarga Dinata bertebaran dimana-mana, tapi mengingat saudara iparnya dulu sempat berhubungan dengan seorang gadis dari keluarga Dinata, kini dia bertanya-tanya apakah gadis yang dibawa Alex ini memiliki hubungan keluarga dengan mantan tunangan Joe. Siapa tahu bukan?
"Kalian...." Mardea menatap putranya dan gadis itu bergantian. "Kau kekasih anakku?" Tanyanya penasaran yang membuat Megan terkejut. Dia kemari bukan karena ingin dikenalkan sebagai calon menantu, melainkan karena Alex bilang ingin singgah kerumahnya sebentar lalu mengantar Megan ke kediaman keluarga Alvaro Dinata.
Megan tidak tahu harus berkata apa , namun Alex lebih dulu buka suara.
"Bukan." Jawab Alex tegas, membuat Megan sontak menengok kearahnya.
"Kami hanya teman." Pernyataan singkat itu membuat Megan mengerjabkan matanya tidak percaya. Dia yakin bahwa dia tidak salah dengar, tapi mendengar ucapan itu keluar dari mulut Alex justru membuatnya merasa kesal.
Apa alasan Megan merasa kesal? Bukankan dia tidak memiliki perasaan apa pun pada pria itu? Lantas untuk apa dia harus merasa kesal?
Megan kesal karena Alex ternyata bersikap diluar dugaan. Beberapa hari yang lalu saat mereka masih berada di Bali, Alex menyatakan perasaannya tapi sekarang pria itu justru mengenalkannya sebagai seorang teman didepan sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DTS 5 - Journey Of My Love
RomanceMegan Patricia Dinata, mempercayai bahwa cinta sejati dalam dongeng benar-benar ada dalam kehidupan nyata. Sejak kecil terobsesi pada tunangan almarhum tantenya -Jonathan Gonawi, sehingga di usianya yang ke delapan belas, ia nekad merantau ke pulau...