Bab Sepuluh

46 3 0
                                    

˜˜˜˜˜˜˜

"Dasar! Laki - laki kurang ajar! Tidak sopan!"

Jong Woon hanya terus tersenyum saat mengingat kembali apa yang baru dialaminya beberapa jam yang lalu, jari tanganya telulur menyentuh kepalanya yang masih saja merasakan nyeri walau sudah diobati, hingga tanpa sengaja matanya pun menangkap sebelah tanganya yang ikut diperban karena kejadian tak terduga yang dialaminya.

"Dasar laki - laki mesum! Brengsek!"

Teriakan gadis itu masih terekam dengan jelas di kepalanya, bahkan saat ini pun Jong Woon seperti merasakan kalau gadis itu berada disekitarnya lengkap dengan semua makian - makian yang dilontarkanya.

Pagi ini baru saja Jong Woon meginjakkan kakinya kembali di Korea karena mengajukan diri untuk menjadi salah seorang dokter relawan di Afrika dan ikut serta membantu mengobati anak - anak yang menurutnya sangat membutuhkan pertolongan dari semua orang karena nasib mereka yang tidak beruntung atau mungkin kurang beruntung karena setidaknya masih ada beberapa orang dari berbagai macam Negara yang dengan suka rela menawarkan diri untuk menolong mereka.

Lima tahun yang lalu, tanpa berfikir dua kali Jong Woon mengajukan dirinya untuk menjadi salah satu relawan, meninggalkan semua yang dimilikinya begitu saja. Menurutnya tidak ada alasan yang membuatnya harus tetap bertahan di negara yang hanya akan membuatnya kembali mengingat masa lalu kelamnya, tunanganya yang juga bekerja di rumah sakit yang sama denganya menghianatinya, bahkan sehari sebelum pernikahanya. Membuat hidupnya yang sempurna hancur, dan semakin hancur semua yang dilakukanya terasa sia - sia, membuat satu - satunya orang yang paling disayanginya sakit karena memikirkan nasib yang menimpa putra satu - satunya.

Eommanya sakit dan bodohnya Jong Woon, dokter bedah nomor satu di rumah sakit keluarganya disaat seharusnya dia dapat menyembuhkan Eommanya dengan kedua tanganya sendiri gagal karena kesedihan yang terlalu dalam yang seseorang goreskan di hatinya, hingga membuatnya tidak menyadari keadaan sekitarnya, termasuk Eommanya yang saat itu terlalu membutuhkanya.

"Maaf!"

Park Hye Rin membungkukan tubuhnya berkali kali, baru saja dia menempelkan kapas yang sudah dicelupkan kedalam alcohol untuk mensterilkan luka - luka lebam hasil karyanya pada wajah seorang laki - laki dihadapanya. Baiklah ini hal terbodoh yang pernah dilakukanya, atau mungkin salah satu hal terbodoh bahkan tertolol dari sekian kecerobohan yang dilakukanya.

"Kurasa kau rajin berlatih bela diri ya?"

Hye Rin mengigiti bibirnya sendiri karena rasa bersalah yang semakin menumpuk dalam dirinya saat dari sekian ribu permintaan maaf yang dilontarkanya tidak satupun yang mendapat jawaban dari laki - laki di hadapanya, melainkan berbagai macam pertanyaan - pertanyaan retoris barbau sindirian dan ejekan, atau mungkin itu hanya perasaanya saja?

Tapi Hye Rin yakin seratus persen bahwa laki - laki dihadapanya belum mengatakan kalimat seperti, 'Iya, aku memaafkanmu. Sungguh tidak apa- apa. Jangan merasa bersalah.' Atau kalimat lainya yang dirasanya cocok untuk menjawab permintaan maafnya.

"Jadi jenis bela diri apa? Tinju? Taekwondo? Atau apa?"

Oh Astaga!

Hye Rin semakin menundukan wajahnya setelah laki - laki yang baru saja dia ketahui bernama Kim Jong Woon. Keponakan Professor Kim sekaligus putra satu - satunya pemilik rumah sakit tempatnya berdiri saat ini, kabar buruknya Hye Rn pun baru mengetahui bahwa saat ini rumah sakit ini pun sudah berpindah kepemilikan saat kedua orang tua laki - laki dihadapanya sudah tidak lagi tinggal di dunia yang sama dengan putranya, jadi kesimpulanya baru saja dengan tololnya Hye Rin menghajar atasanya atau mungkin lebih mengerikan lagi baru saja seorang Park Hye Rin menghajar pemilik rumah sakit tempatnya bekerja, dan merupakan ketua dari tim satu bagian bedah, sekali lagi Hye Rin hanya bisa menutup bibirnya rapat - rapat dengan kenyataan bahwa Kim Jong Woon adalah ketua di bagianya. Tempatnya saat ini menjadi dokter taraining.

Eternal SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang