§
Aku ingat pertama kalinya saat Damien ikut makan malam bersama keluargaku. Malam bersejarah bagi hidupku. Malam dimana aku mengubah statusku yang semula jomblo, menjadi bertunangan. Eaaak. Dan di sinilah kami berada kembali, yap, aku, Damien, mom, dan dad. Perbedaannya dengan waktu itu hanyalah sekarang tidak ada kedua orang tua Damien. Kami berempat sedang menikmati makan malam bersama di ruang tengah persis tempat di mana aku untuk pertama kalinya melihat Damien selain di sekolah. Pertama kalinya melihat Damien tidak mengenakan baju kerja. Pertama kalinya melihat Damien...
"Katie kamu sedang memikirkan apa sayang..."
Speak of the devil!
Lagi-lagi aku tertangkap basah oleh Damien ketika sedang melamun. Tentu aku hanya tersenyum kikuk sambil berusaha memasang tampang muka-ah bukan sesuatu yang penting kok-ku dan berharap Damien percaya akan hal itu. Namun jika dilihat dari bagaimana matanya menyelidik ke dalam mataku...sepertinya ia tidak akan melepaskanku kali ini. Aku yakin Damien akan berusaha mendapatkan jawaban dariku. Karena ini sudah yang kedua atau ketiga kalinya ia bertanya mengapa aku sering melamun. Sebentar, tadi ia memanggilku apa? Sayang? WHAT?!?!?!
Tidak-tidak! Jujur aku sangat senang! Bahkan aku sangat bahagia dan terlampau gembira tiap kali Damien memanggilku dengan sebutan sayang. Ta-tapi i-ini di depan...mom dan dad! Tepat di depan kedua orang tuaku yang aku yakin sekarang mereka...
Dan benar saja,
Mereka berdua menatap kami berdua secara bergantian dan aku yakin 'ciee ciee' an dari kedua orang tua ku akan aku dengar dalam 3...2...1...
"CIEEEELAAAAHHHHHHH anak mama udah gede ya udah sayang-sayangan aja nih bikin iri mama papa deh...duh pa so sweet banget ya calon menantu kita ini"
Itu mom.
"Haduh haduh haduhhh anak papa sekarang sudah besar ya, ya maklumlah ma mereka kan udah tunangan normal lah panggil sayang...eh ma, gimana kalau kapan-kapan kita liburan aja ya berdua? Sekaligus mengenang momen-momen kita berdua saat kita masih kaya mereka ma..."
Itu dad.
Lebih tidak seheboh mom tapi tetap saja...ME-NYE-BAL-KAN!
Dan apa? Tadi mereka begitu hebohnya tentang kemesraanku dengan Damien tapi sekarang mereka malah heboh dan asik sendiri merancang perencanaan liburan mereka berdua. Katanya sih second honeymoon. Ckckck orang tua ku ini ada-ada saja ya, mungkin mereka mengira mereka masih remaja kali ya.
"Apaan sih mom dad!, Katie kan malu digituin...lagian kenapa kalian mau pergi berdua saja? Katie gimana dong? Katie gamau sendiriii, moooommm Katie mau ikut, ya? Yayayayayaya?"
Eh yang diajak bicara malah terkikik geli melihat tingkahku merengek seperti anak kecil begini.
"Katie sayang...kenapa musti malu? Toh Damien sebentar lagi akan menjadi suami kamu. Dan mengenai mom dan dad ingin pergi, tenang aja Katie...kita gaakan pergi meninggalkan kamu sendirian-"
"YEEEYYY kalian memang yang terhebat!!!"
Kini kedua jempol di tanganku sudah terangkat. Mengesampingkan perkataan mom mengenai Damien yang sebentar lagi akan menjadi suamiku, aku sungguh amat senang ketika mom berkata bahwa aku tidak akan ditinggal sendirian. Hihihi berarti aku akan ikut berlibur dan jalan-jalan bersama mereka! Hurray!
"Katie, mom belum selesai berbicara nak. Mom dan dad tidak akan pergi meninggalkan kamu sendirian...sebelum kamu menikah dengan Damien"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Foe Is My Fiance
Novela JuvenilTerkadang hidup tidak berjalan sesuai yang kita inginkan... Misteri di dunia ini, akan terus menghantui kita layaknya tunangan yang super ganteng! Perkenalkan namaku Katie, murid SMA biasa, gak cantik-cantik amat, mempunyai mimpi menjadi istri seora...