1230

3K 279 59
                                    

Jimin pov

Untuk kesekian kalinya aku duduk disini, memandang lurus kedepan laut. Laut, aku membenci laut. Laut telah merampas orang-orang yang sangat aku cintai. Eomma, Appa, Dongsaengku. Mereka pergi meninggalkanku sendirian disini tanpa salam perpisahan tanpa satu katapun. Aku kesepian, aku sendirian, seperti seekor paus yang paling kesepian di dunia ini. Kalian tahu kisahnya?

Aku selalu berteriak disini, aku kesepian, aku sendirian. Bahkan jika aku menangis sekeras apapun, tidak akan ada yang pernah tahu, tidak akan pernah ada yang mendengar.

Seperti seekor paus yang selalu mengeluarkan suaranya dengan keras, teman-temannya tidak akan pernah mendengar. Seperti aku yang selalu mengharapkan keluargaku kembali, mereka tidak akan pernah kembali.

Dunia tidak akan pernah tahu betapa sedihnya aku, betapa rapuhnya aku yang ditinggalkan. Betapa inginnya aku bertemu keluargaku.

Aku menangis di depan laut samudra yang luas, untuk kesekian kalinya.... aku kesepian.

Normal pov

Puk

"Kau menangis untuk yang ke seribu dua ratus tiga puluh kalinya disini. Apa kau tidak bosan?"

Jimin terkejut, ada seseorang yang berbicara dan duduk disampingnya sekarang.

Jimin mengangkat kepalanya, melihat seorang laki-laki yang memandang lurus kedepan, terlihat seumuran dengannya.

"Kau tahu kisah paus paling kesepian di dunia ini?" Laki-laki itu bertanya tanpa menoleh ke Jimin.

"Tahun sembilan belas delapan sembilan, kapal perang Amerika menemukan suara di Samudra Pasifik yang identik dengan suara paus namun anehnya paus ini bersuara lima puluh dua hertz sedangkan umumnya paus lain hanya dapat mendengar lima belas sampai dua puluh hertz, efek buruknya adalah paus itu tidak dapat di dengar oleh teman-temannya. Berpuluh tahun seorang ilmuwan mencari keberadaan paus itu namun sampai sekarang paus itu belum pernah di temukan."

Laki-laki itu berhenti sejenak dan tetap memandang lurus laut di depannya. Jimin hanya memandangnya.

"Tapi satu hal yang ilmuwan itu tahu, paus itu hidup dengan sehat meskipun ia hidup sendirian."

Laki-laki itu menoleh melihat Jimin.

"Menurutmu kenapa paus itu tetap hidup sehat meski sendirian?."

Jimin menggeleng sebagai jawaban.

"Meskipun paus itu tidak bersama teman-temannya. Tapi masih ada ribuan spesies ikan lain hidup di dekatnya. Paus itu sebenernya tidak sendirian, tidak benar-benar kesepian." Laki-laki itu diam sejenak, menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan, lalu melanjutkan

"Kau, seperti paus itu. Kau terlihat kesepian, sendirian karena ditinggalkan tapi kau tidak pernah sadar bahwa sejak aku bertemu kau disini seribu dua ratus tiga puluh hari yang lalu kau tidak pernah menangis disini sendirian, karena aku selalu melihatmu dan berada tujuh meter dibelakangmu. Menemanimu menangis."

Jimin terkejut, dia tidak tahu bahwa selama ini dia tidak sendirian duduk disini.

Laki laku itu mengulurkan tangannya.

"Aku Kim Taehyung. Siapa namamu?" Laki-laki itu -Taehyung- tersenyum pada Jimin.

Jimin memandang tangan Taehyung sebentar.

"Park Jimin." Jawabnya.

"Mengapa kau selalu menangis disini Jimin?" Taehyung bertanya.

"Aku ditinggalkan." Lirih Jimin

Mereka terdiam sejenak

"Hey, Jimin."

Jimin menoleh ke arah Taehyung

Taehyung tersenyum, "Menurutmu lebih sakit mana, ditinggalkan atau dibuang karena tidak pernah diinginkan?"

"Mungkin kau merasa sendirian karena kau ditinggalkan. Tapi aku bahkan lebih merasa sendirian karena aku tidak pernah diinginkan untuk lahir ke dunia ini. Tidak ada yang menginginkanku Jimin."

Jimin tahu, Jimin melihatnya, di balik senyum Taehyung, di dalam matanya tersirat luka yang begitu dalam. Luka yang bahkan Jimin mungkin tidak tau betapa sakitnya luka itu. Jimin tertegun melihatnya.

Taehyung berdiri, menepuk celananya yang kotor karena pasir yang menempel dan memandang ke laut di depannya. Jimin hanya melihatnya dari bawah.

"Jimin."

"Ya?"

"Jika kau adalah paus yang kesepian, biarkan aku menjadi laut untukmu. Karena kemanapun kau pergi aku akan selalu ada bersamamu, jika kau menangis tidak akan pernah ada yang tahu. Karena aku adalah air laut yang akan menutupi air matamu. Kau tidak akan kesepian lagi Jimin. Ada aku disini bersamamu."

Taehyung melihat ke arah Jimin. Taehyung tersenyum tulus. Mengulurkan tangan kanannya ke depan wajah Jimin.

Jimin melihat itu, senyuman tulus Taehyung.

Jimin tahu setelah ini dia tidak akan sendirian, tidak akan kesepian lagi.

Karena Taehyung ada bersamanya membagi luka dan rasa kesepian masing-masing dan menutupnya dengan sebuah senyum tulus.

Karena Taehyung adalah teman yang baik dan tulus untuknya.

Karena Taehyung adalah laut yang tenang untuknya.

Jimin tahu, hari esok tidak akan pernah sama dengan hari sebelumnya.

Karena Jimin sekarang bersama Taehyung.

Laki-laki yang tidak pernah Jimin tahu keberadaannya.

Laki-laki yang selama ini tahu semua rasa kesedihan dan kesepiannya.

Maka jimin menyambut uluran tangan Taehyung dengan senyum untuk pertama kalinya sejak seribu dua ratus tiga puluh hari yang lalu.
.
.
.
.
.
.
.
End.

Halooooo!! aduh aku tau ini feel nya ga dapet, aku hanya lagi suka sama VMin dan inget sama moment di sebuah acara BTS kalo dulu predebut jimin orang yg susah buat temenan sm org lain sampe taehyung yang nyariin jimin temen biar ga sendirian terus.

Maaf atas semua typo dan keanehan dr ceritanya dan maaf untuk alur yg kecepetan. Tp ini pure 100% dr otakku. Aku suka whalien52 nya BTS.

Thankyou

Whalien52Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang