***
Di pemberkatan pernikahan Florence - Marvin, Janice dan Neil bertindak sebagai bridesmaid dan bestman. Megan terus mengamati dari belakang bagaimana Janice bertindak sebagai bridesmaid yang cekatan setiap sang pengantin mengalami kesulitan. Seperti saat sang pengantin mengalami kesulitan untuk berlutut, Janice dengan sigap membantu mengangkat ekor gaun pengantin tersebut.
Megan bukan memikirkan alasan kakak sepupunya itu memilih Janice dibanding dirinya menjadi bridesmaid, dia justru memikirkan hal yang lain. Dia memikirkan apa yang terjadi kemarin.
Kemarin Janice pulang tanpa bercerita banyak, dia hanya bercerita kalau Alex membawanya kesebuah restoran untuk makan malam lalu pulang.
Lalu apakah Megan percaya?
Tentu saja tidak. Meskipun yang menceritakan hal itu adalah adik kandungnya sendiri, tetap saja Megan tidak percaya. Kemarin adalah kali pertama bagi Megan melihat pria itu berpakaian rapi nan resmi seperti itu. Logikanya, mana mungkin Alex berpakaian resmi seperti itu dan hanya membawa Janice kerestoran tanpa ada hal apa pun yang terjadi?
Kalau sampai Janice berani berselingkuh apalagi dengan Alex, Megan berjanji dalam hati akan melaporkannya pada Darren biar dipecat jadi pacar dengan tidak resmi!
Tunggu, tunggu! Jika dipikir-pikir, mereka berdua memang pacaran tidak resmi bukan? Mereka berdua menjadi sepasang kekasih saja bagaikan mengikuti arus air yang kesannya terjadi begitu saja, jadi kalau dilaporkan memang apa efeknya?
Janice kini sudah kembali berdiri disamping Megan saat kedua mempelai sedang membuat janji pernikahan. Megan tetap menatap adiknya dengan penuh selidik.
"Ada apa? Kenapa kau masih menatapku seperti itu?" Janice berkidik ngeri saat menyadari kakak kembarnya sedang menatapnya tajam.
Megan tidak menjawab, membuat Janice mengasah otaknya mencoba menebak isi otak sang kakak.
"Kau pasti masih tidak percaya tentang yang kubilang kemarin kan? Sungguh, aku dan Alex hanya pergi makan! Dia bahkan tidak menyadari penyamaranku."
Megan masih tidak percaya. Alex tidak pernah berpakaian serapi kemarin sebelumnya. Tidak mungkin mereka hanya makan malam, lagipula memangnya Alex benar-benar bodoh tidak merasa curiga sedikitpun?
"Dia benar-benar sudah berubah, Jie. Dia baik dan juga tampan, jadi aku rasa tidak ada salahnya jika kau menerimanya sebagai kekasih." Janice tersenyum lebar.
Megan menautkan alisnya jengah. Sejak kapan adiknya bisa membela Alex? Memangnya dibayar berapa dia oleh Alex sampai memberikan pujian setinggi itu?
Tak lama kemudian, pemberkatan pernikahan di kuil itu sudah selesai dan kedua mempelai sudah selesai mengikat janji didepan altar.
Renata - sang mama dan Alva yang baru tiba di Jakarta kemarin malam pun langsung menghampiri keluarga Faris- Oscar didepan Altar untuk mengucapkan selamat sekaligus berfoto bersama.
"Anak-anak! Kenapa kalian masih disitu?" Tegur Renata. "Kemarilah!"
Megan hendak menghampiri sang mama, namun langkahnya terhenti saat melihat Janice terlihat seperti mencari seseorang.
"Siapa yang kau cari?" Tanyanya heran.
Janice mengalihkan tatapannya pada Megan. "Darren. Kemarin malam dia mengirimkan pesan kalau dia pasti datang dipemberkatan pernikahan kak Flo. Tapi acaranya sudah selesai dia belum juga tiba."
"Mungkin saja dia tersesat. Kau tahu sendiri Darren tidak mengerti bahasa indonesia sama sekali. Dia tentu kesulitan." Ujar Megan.
Janice tertunduk lesu. "Mungkin saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
DTS 5 - Journey Of My Love
RomantizmMegan Patricia Dinata, mempercayai bahwa cinta sejati dalam dongeng benar-benar ada dalam kehidupan nyata. Sejak kecil terobsesi pada tunangan almarhum tantenya -Jonathan Gonawi, sehingga di usianya yang ke delapan belas, ia nekad merantau ke pulau...