"And when you smile, the whole world
stop and stares for a while."- Just the way you are. Bruno Mars
Besok adalah hari minggu atau hari dimana aku dan Shawn akan mengelilingi New York.
Aku bangun pukul setengah sembilan pagi, kemudian aku sarapan dan mandi.
Aku memakai atasan kaus santai berwarna putih berlengan pendek dan bawahan hot pants biru tua.
Setelah siap, aku lalu menunggu jemputan Shawn, enam menit kemudian, mobil lamborgini merah milik Shawn berhenti di depan rumahku, aku yang mengetahui suara mesin mobilnya segera pamit ke kak Matt dan Jack, lalu aku masuk ke mobil Shawn dengan sapaan Shawn yang sangat ramah.
Shawn's POV
Ava, wanita cantik itu semakin cantik dengan pakaian yang terlihat cocok untuknya, ia tidak memakai make up sama sekali, maka dari itu, ia terlihat lebih cantik, bibirnya sudah berwarna pink muda dan jari jemarinya yang sangat lentik, selentik bulu mata hitamnya yang lebat, sudah tidak membutuhkan polesan bahan kimia yang sebenarnya tidak baik berlama lama untuk dipakai para gadis remaja seperti Ava.Sejenak aku memperhatikannya, kemudian, aku menyapanya.
"Hai Ava, kau cantik sekali pagi ini." Sapaku sesopan mungkin.
"Terima kasih Shawn, kau juga terlihat lebih tampan dengan kaus abu abu mu sekarang." Jawabnya sambil tersenyum, aku suka dengan senyumnya.
"Terima kasih Va." Jawabku.
"Kau tak perlu mengatakannya."
"Jadi, sekarang kita kemana?" Tanyanya, suaranya begitu lembut dan merdu untuk di dengar.
"Bagaimana kalau ke McD kemudian ke Time Square?" Tawarku, semoga dia mau.
"Boleh boleh, lagi pula aku juga masih lapar." Jawabnya.
Ava's POV
Aku tak menyangka, kalau Shawn begitu sopan dengan wanita, sikapnya yang lembut membuat hampir semua orang tersihir oleh senyuman khas nya, termasuk aku.Dia mengajakku ke McD pagi ini, kami pun sarapan untuk kedua kalinya disana bersama dengan menu pagi. Sebenarnya tadi aku hanya sarapan sedikit, jadi kalau Shawn mengajakku makan, perutku tak akan buncit karenanya.
Sekitar pukul 12 siang, Shawn nengajakku ke New York Times Square dan menjajal beberapa street food disekitar sana, seperti wisata kuliner.
"Va, mau roti bagel itu?" Kata Shawn sambil menunjuk orang yang sedang menjual roti bulat seperti donat itu.
"Waahh, menarik sekali, ayo kita coba." Sahutku antusias, dia memang manis sekali.
"Pak, 2 ya?" Kata Shawn memesan.
Bapak yang berjualan itu memberikan 2 roti bagel berukuran sedang kepada kami, kemudian Shawn membayarnya dan kami menikmati roti itu bersama.
Tak terasa hari telah sore, Shawn pun akhirnya mengajakku ke rooftop apartemennya, "Shawn, it's beautiful." Kataku sambil memandangi gedung gedung pencakar langit yang menjulang sudah sejajar dengan tinggiku.
"Tentu. Setiap matahari akan tenggelam, aku selalu pergi kesini." Tambahnya sambil berjongkok membenarkan tali sepatunya.
Tiba tiba, ponsel ku berbunyi, dan ternyata ada panggilan dari kak Matt. Shawn yang telah selesai membenarkan sepatunya kini sedang menatapku bingung.
"Ava, sekarang sudah sore, waktunya kamu pulang, besok mom dan dad akan pulang, kamu harus bersiap siap." Kata kak Matthew dari ujung sana.
"Baiklah kak, tapi by the way aku kan sudah besar, tahun depan umurku sudah 17 tahun, jangan memanjakanku okey?" Jawabku risih, memang terkadang kak Matt suka over protective terhadapku, yang mana aku tidak menyukai itu.
"Baiklah, tapi cepat pulang ya?"
"Baik kak." Jawabku singkat, aku pun menutup telfonnya.
"Dari Matt ya?" Gumam Shawn tiba tiba.
"Iya Shawn, dia suka bersikap over protective terhadapku, aku tidak suka diperlakukan seperti anak kecil, lagian tahun depan juga umurku sudah 17 tahun." Timpalku kesal.
Shawn's POV
Wajahnya yang kesal membuatku tersenyum geli, saat kesal dia terlihat menggemaskan sekali.Sebelum dia memintaku untuk mengantarnya pulang, aku menawarinya terlebih dahulu.
"Baiklah, bagaimana kalau aku pulang kau pulang?" Tawarku sambil tersenyum melihat mata coklat terangnya itu.
"Baiklah." Jawabnya singkat.
Selama perjalanan, kami hanya terdiam dan tidak berbicara apa apa, karena kulihat Ava sudah hampir tertidur saat itu, dia kelelahan.
"Ava, kau mengantuk?" Kataku yang membuat Ava tersadar diri lagi.
"Iya." Jawaban singkat yang keluar dari mulutnya itu membuat ku terkekeh. Selain ia sangat jujur, wajah datarnya juga membuatnya semakin lucu.
Setelah berkendara sekitar 15 menit, kami pun sampai di rumah Ava yang bertingkat 3 itu, rumahnya sangat besar.
"Thanks for today Shawn." Pamitnya sambil menyungginggkan senyum manisnya kepadaku, dia membuka pintu mobilku pelan.
"Sama sama, kapan kapan kita jalan jalan lagi ya." Ujarku sambil keluar dari mobil.
Spontan aku memeluknya, aku sebenarnya tidak sadar apa yang sedang aku lakukan saat itu, aroma segar di tubuhnya membuatku nyaman di pelukannya. Dia mungkin sudah blushing saat ini.
"Shawn...." Katanya singkat setelah aku lepaskan pelukanku ke Ava.
"Iya?" Jawabku.
"You're a good boy." Timpalnya lagi, kini, wajahnya sudah semerah tomat.
"I know." Balasku dengan menyengir.
Aku berbalik memunggunginya, setelah mobil ku sudah berada tepat di depan ku, aku berbalik dan melambaikan tangan ke Ava dan dia membalas lambaian tanganku.
Ava's POV
Mungkin hari ini adalah my best day ever, ya, Shawn Peter Raul Mendes telah berhasil mengunci hatiku, senyumannya yang tulus, perkataannya yang sopan, kebaikannya, ketampanannya, membuatku merasa kalau dia adalah the one ku, padalah kita baru bertemu 1 hari yang lalu."Hai Va, tadi kulihat kau berpelukan dengan Shawn ya?" Kata Jack tiba tiba yang sedang menghadangku di depan pintu kamar ku.
"Get away from me." Balasku sarkastik, karena mataku sudah hampir terpejam.
"I won't if you not answering." Tambahnya lagi dengan senyuman menggodanya.
"Jack, get off!" Teriakku kasar, memang si Jack bikin aku bete.
"Okay fine." Ia lalu melangkahkan kaki ke kanan dan meninggalkanku.
Finally, a nap.
Aku lalu membuka pintu kamarku dan masuk ke kamar bercat putih dan kuning ku itu, memang warna kesukaanku adalah kuning.
Kemudian aku berganti baju, mandi dan langsung merentangkan tubuhku yang terasa sangat lemah itu ke kasur tercinta ku.
Ddrrtt.. Drttt..
2 detik setelah mataku terpejam, ponsel ku berdering, kuambil benda persegi panjang itu di meja dengan malas.
One message from Shawn.
From Shawn : Are you sleep yet?
To Shawn : Not yet Shawn
From Shawn : Kay then, sleep well
To Shawn : thanks shawn
Read
Aku lalu menaruh iphone ku ke meja dan melanjutkan kegiatan tidur ku. Tak sampai 5 detik, aku sudah terlelap dengan guling yang berada di pelukanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You - Shawn Mendes (Completed)
FanficAva. Seorang gadis polos yang lahir di Indonesia, dan tinggal di New York bersama kedua kakak kandungnya dan kedua orang tuanya. Ava adalah gadis yang sangat beruntung memiliki kedua kakak yang terkenal dan berbakat. Apalagi teman dekat nya. Ya, Sha...