***
Nathan's
Ada beberapa kendala di perusahaan ku yang membuatku benar-benar harus fokus pada perusahaan saat ini. Karena aku tidak bisa menyusun materi di waktu yang bersamaan, aku menyuruh Abigail untuk menyusunnya. Namun karena ia sudah selesai dari tadi, tampaknya ia bosan dan mengantuk. Saat ini aku melihatnya sedang tertidur dengan posisi duduk. Kepalanya tampak menoleh ke arah ku. Jika dalam posisi ini, wajahnya sangat terlihat polos.
Pukul 7:36 PM.
Sudah hampir larut, aku harus membawanya pulang kalau tidak mungkin ayah nya akan memarahi ku lagi seperti waktu itu. Aku pun menepuk-nepuk pipinya pelan, berharap ia akan bangun.
"Abigail...bangun..." ucap ku masih sambil dengan menepuk pipinya. Dia benar-benar tidak membuka matanya sedikit pun. Ia hanya merubah posisinya agar lebih nyaman, dan kini ia menyandarkan kepalanya dipundak ku.
"Wah... benar-benar putri tidur," gumam ku. Aku memikirkan cara untuk membangunkannya, dan terlintas sebuah ide sedikit gila.
Cup!
Aku mencium keningnya, dan....dia langsung membuka matanya. Abigail mengerjapkan matanya beberapa kali lalu langsung mengangkat kepalanya yang semula bersandar pada pundak ku. Kemudian ia menatap ku lama. Apakah dia menyadari kalau ia terbangun karena ulahku barusan?.
"Maaf pak, saya ketiduran." ucap Abigail sambil menegakkan posisi duduknya.
"Ayo kita pulang," jawab ku sambil berdiri. Abigail tampak tersenyum lalu menggapai tangan ku untuk membantunya berdiri.
"Ayo!" jawabnya bersemangat.
Setelah mengunci ruangan ku, aku dan Abigail langsung berjalan menuju arah parkiran. Ia terlihat segar dibanding saat aku membangunkannya. Matanya terus mengarah pada sekitarnya, seperti orang yang sedang mengawasi sesuatu.
"Kampus lumayan ramai ya kalau malam." ucapnya.
"Banyak mahasiswa yang ikut kelas malam. Biasanya mereka orang yang sangat sibuk kerja disiang hari." jawab ku.
Evelyn tampak mengangguk, "Hmmm... pak, apa tidak apa-apa kita jalan berdua seperti ini?" tanyanya, tampaknya ia mulai khawatir ketika beberapa mahasiswa yang lewat menatap kepadanya. Apalagi, disini juga banyak mahasiswi yang baru saja keluar dari perpustakaan.
"Emangnya kenapa?"
Baru setelah aku bertanya, sekelompok mahasiswi mendekatiku dan Abigail. Mereka tampak menatap Abigail dari atas sampai bawah dengan pandangan merendahkan, dan Abigail tampaknya sangat membenci hal itu. Terbukti ketika Abigail hanya menatap mereka dengan sinis.
"Kalian belum pulang?" tanya ku pada mereka. Yap, mereka adalah mahasiswi yang berada di semester yang sama dengan Abigail, tetapi sepertinya mereka berada di kelas yang berbeda dengan Abigail.
"Belum pak, baru aja kita selesai belajar di perpustakaan. Oh iya, ada hubungan apa bapak dengan Evelyn? kalian dekat sekali." jawab salah satu dari mereka. Aku dan Abigail saling menatap.
"Apa kalian berkencan?" tanya yang lain dengan nada sinis.
Heh. Dasar murid tidak sopan, kenapa mereka berani sekali secara terang-terangan menanyakan hal itu pada ku dan Abigail?. Apalagi Abigail tampak sedikit bergeser menjaga jarak dari ku. Namun aku menariknya kembali dan merangkulnya lalu tersenyum pada lima orang gadis yang ada dihadapan kami.
-
Evelyn's
"Kok bapak bilang ke mereka sih?!" protes ku setelah kami berada di dalam mobil. Karena tujuanku memintanya menjadi pacarku hanya untuk menghindari Leo, bukan untuk mereka. Apalagi, sangat kuyakin besok pasti pernyataan Pak Nathan sudah menyebar di jurusan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Student that I Love
Romance"Dia telah menjadi perhatian ku semenjak memasuki awal semester, bahkan ia telah menjadi alasan ku untuk tetap menjadi dosen hingga aku menomor dua kan pekerjaan ku sebagai Direktur Utama. Dia adalah gadis cantik yang cerdas dan tentu saja, lucu."...