Chapter 16

1K 86 0
                                    

Malamnya aku pulang ke Apartement ku yang kumuh itu. Aku membanting hebat pintu Apartement ku itu. Tanpa bosa-basi dengan mood yang meledak-ledak, aku langsung berjalan kearah kulkas dan mengambil sebuah botol minum yang muat untuk air sebanyak 1 liter itu. Sial, pikiranku mulai kacau balau lagi. Ternyata selama ini aku berteman dengan anak yang ayahnya paling ku benci sejagat raya ini. Ini benar-benar, ah sial, membuatku gila.

Aku butuh refreshing sekarang. Ya, aku sangat membutuhkan refreshing sekarang. Aku bangun lagi dan menelpon selena. Dalam nada sambung ke dua, selena langsung mengangkatnya.

"Sup?" Aku mendengar suara dentuman lagu itu dari ponselku yang berasal dari selena itu. "Get away from me!" Bentak Selena, dan aku mendengar suara dentuman musik itu mulai mengecil. Sepertinya selena sudah pergi ketempat yang lebih tenang.

"Where are you now?"

"In a party, why?"

"Where?"

"Ashton's."

"Okay, I'll be there."

"Seriously? Bukannya kau tidak suka berpesta malam? Ini sangat liar disini. Jika kau datang ku yakin kau pasti dipaksa untuk meminum."

"Well, aku tidak peduli. Aku kesana sekarang." Kataku paksa dan menutup ponselku. Aku langsung berlari kecil mengambil jaketku dan keluar dari Apartement ku yang kecil ini. Motorku melaju kencang menuju tempat Ashton yang tidak terlalu jauh blok rumahnya dari gedung apartement ku yang kumuh itu.

Aku mendengar suara dentuman musik dari kejauhan 5 meter dari depan rumah Ashton. Aku masuk kedalam area rumah ashton dan memarkirkan motorku kesembarang tempat. Aku turun dan menyisir poniku kebelakang sejenak. Aku melangkah dan menaiki 3 anak tangga teras rumah ashton itu. Pintu terbuka, dan aku melihat sangat padat didalam rumahnya itu. Aku melihat kesemua sisi ruangan, ada yang sedang berkumpul, ada yang bermain kartu, ada yang sedang melakukan make out, ada yang sibuk dengan ponselnya itu, dan banyak aktivitas lain yang membuat rumah ini padat. Aku terhenti sejenak saat aku masuk kedalam rumah. Namun tangan seseorang menepuk bahu ku. Ya, Luke.

"Lily?" Kata Luke dari arah belakangku, spontan aku berbalik dan menoleh kearah Luke. Aku tersenyum kecut dan Luke mengajak ku bergabung dengan yang lainnya. Aku melihat Matthew, Manu Rio, Sixtine, Maddi dan beberapa laki-laki yang tidak ku kenal namanya itu. Aku duduk ditengah-tengah mereka semua. Tak lama dari itu, Ashton juga datang dan mengambil 4 botol bir besar dan beberapa gelas untuk kami. Ia menaruhnya dimeja hadapanku. Namun sedetik kemudian, aku merasakan ponselku bergetar berkali-kali. Aku melihat kearah ponsel dan terdapat nama Shawn yang muncul dilayar ponselku. Tidak berpikir panjang lagi, aku langsung menekan tombol merah dan mematikan ponselku itu agar Shawn berhenti untuk mengejarku. Apa anak ini gila? Betapa sejenisnya ia dengan ayahnya itu yang sama-sama tidak tau malu sudah merusak kehidupan orang.

Aku memasukan ponselku kedalam saku jaketku dan ku raih botol hijau besar dihadapanku. "Lily, seriously?" Kata Luke yang duduk disampingku yang merangkulkan tangannya itu disoffa tepat dibelakangku.

"Yeah." Kataku tanpa menengok kearahnya. Ku tuangkan hingga penuh, dan ku teguk semuanya untuk menghilangkan sejenak cerita kehidupanku yang suram ini. Aku merasakan bahwa alkohol itu sudah memanas di dadaku. Sial, ini panas sekali. Aku menuangkan lagi dan lagi hingga Ashton mengambil 3 botol besar lagi karena aku menghabiskan 2 botol besar. Sial, aku benar-benar mabuk sekarang.

Aku tertidur disoffa, tepat dibahu Luke aku tertidur. Jam 2 pagi aku terbangun dengan perasaan yang kacau balau itu. Aku menghidupkan ponselku itu dan memeriksa jam berapa sekarang. 90 panggilan masuk yang sedari tadi masuk kedalam nomorku ini. Siapa lagi kalau bukan Shawn?

Between Us // Thomas Brodie. SangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang