The Scent of Life

2.6K 215 30
                                    

YunJae fanfiction, oneshot!, boyslove, rate PG.

Please don't steal any content of this fanfiction.

Disclaimer: This is a work of fiction. Fictional story about fictional representations of real people. None of them are true. No profit was made from this work.

Enjoy the read!

.

.

.

.

.

.

.


"Hei, apa yang kau gambar?" Junsu bertanya, melongok ke belakang, kedua mata bulatnya terpaku pada kertas Kim Jaejoong. Jaejoong menatap Junsu sebentar, lalu kembali memberi warna pada gambarnya dengan krayon, kemudian Jaejoong merasa cukup dengan warna merah, dia menaruh krayon merahnya kembali pada tempatnya dengan rapi, kemudian mengambil warna hijau muda dan mewarnai bagian lainnya-mengabaikan anak laki-laki yang menunggu jawaban.

"Hei!" Junsu setengah berteriak ketika menyadari Jaejoong tidak berniat menjawab.

"Tidakkah gambarku jelas? Ini bunga," jawab Jaejoong, nadanya sedikit tinggi, jarinya menunjuk gambar bunga besar berwarna merah yang ditaruh di pot.

"Anak laki-laki tidak menggambar bunga," Junsu bergumam, matanya bertemu dengan mata tajam Jaejoong.

"Kenapa tidak?" Jaejoong kali ini menghentikan tangannya. Tatapannya yang yakin membuat keberanian Junsu sedikit menguap.

Junsu terdiam, tidak ingat pernah dengar alasan yang tepat. Tidak mudah menjelaskan hal sejenis ini bagi anak berusia tiga belas tahun sepertinya,"S-semua orang juga tahu kan.... Bunga untuk perempuan saja,"

"Tidak pernah ada yang bilang begitu padaku."

Junsu lagi-lagi tidak menemukan kata-kata untuk membalas Jaejoong. Dia, sebagai murid sekolah menengah hanya mengetahui hal-hal umum yang sewajarnya harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan tanpa tahu sebab yang jelas. Dan di sini dia berhadapan dengan Kim Jaejoong, anak aneh yang selalu bertindak sesuai keinginannya sendiri-melakukan banyak hal yang tidak terpikirkan oleh teman-teman sekelasnya.

.

.

.

.

.

"Kim Jaejoong menggambar bunga?" seru Yoochun dengan wajah terkejut yang dibuat-buat, lalu tertawa sambil memukul-mukul pundak Junsu.

"Hei!" Junsu menepis tangan Yoochun, kembali mengomel, "aku serius! Anak itu benar-benar aneh! Coba kau pikir, demi Tuhan, dia sudah duduk di kelas delapan tapi sama sekali tidak bisa membedakan yang mana yang harus dilakukan laki-laki dan yang mana yang dilakukan perempuan! Entah dia bodoh atau memang gila!"

"Tapi kau juga tidak dapat membalas kata-kata terakhirnya kan?" Changmin meledek, Yoochun tertawa bersamanya.

"Bukan begitu! Aku memutuskan untuk tidak lagi bicara dengan anak itu! Selamanya!" Junsu menegaskan tepat ketika mereka sampai di jalan raya, menyusuri trotoar melewati berderet-deret toko.

"Dia sedikit seram, tapi ada sesuatu yang spesial darinya," Yoochun berkomentar, "lalu selain itu, dia tidak pernah dekat dengan siapapun,"

"Hm, tapi aku rasa hubungannya dengan Yunho tidak begitu buruk. Aku pernah melihat mereka bicara beberapa kali." Changmin bilang ketika dia ingat pernah secara tidak sengaja melihat Yunho berbicara dengan Jaejoong beberapa hari yang lalu di perpustakaan, saat itu tidak ada orang lain selain mereka berdua--bertiga kalau dengan Changmin-Changmin tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi sepertinya bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Jung Yunho, teman dekat Changmin, Yoochun dan Junsu. Mereka selalu bersama sejak masuk taman kanak-kanak. Di antara mereka, Yunho paling bisa diandalkan. Dia dewasa, tangguh, dipercaya orang-orang, dan punya segala hal yang diharapkan pada seorang anak laki-laki. Hal itu membuatnya selalu menjadi pemimpin secara alami. Hari ini dia tidak masuk sekolah karena terserang flu musim panas. Tadi pagi sebelum berangkat sekolah; Junsu, Yoochun dan Changmin sempat mengunjungi rumah Yunho. Kebetulan keluarga Yunho sedang menjenguk kerabat dekat yang juga sedang sakit di kampung, mereka baru akan pulang besok sore. Yunho sendirian di rumah. Junsu, Yoochun dan Changmin terus mengejeknya 'menyedihkan' atau 'sudah sakit harus sendirian', walaupun begitu dalam hati mereka mencemaskannya dan mereka datang untuk memastikan kalau Yunho baik-baik saja. Mereka bahkan membuatkan bubur yang cukup untuk dimakan sampai siang nanti. Sekarang sehabis mandi dan ganti pakaian di rumah masing-masing, mereka pergi mengunjunginya lagi.

The Scent of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang