Huh! Ini sangat berat!
Aku baru saja pulang dari sekolah. Sungguh! Ini adalah hari yang sangat melelahkan, saking melelahkannya ingin aku lempar tas berat ini!
Well, tadi saat pelajaran fisika terlalu banyak tugas dan sama sekali tak aku mengerti membuat aku terpaksa meminjam buku-buku mengenai fisika di perpustakaan dan membawa pulang ke rumah. Ada banyak buku yang aku pinjam. 3 di tasku, dan 4 di tanganku. Tidak terlalu tebal. Tapi karena banyak, jadi ini sangat berat.
Dan aku pulang dengan berjalan kaki. Sungguh! Ini menyiksa aku! Bagaimana aku bisa tinggi jika setiap harinya membawa banyak buku? Sudah begitu jalan masih panjang, aku berjalan pulang ke rumah dengan memutar melewati jalan raya. Seharusnya aku sampai ke rumah dalam waktu 20 menit, tapi karena aku memutar jadi aku akan berjalan selama 40 menit! Tidak apa, aku seperti ini karena pria yang yang suka.
Namanya Jungkook. Murid sekolah lain. Dia sering melewati jalanan yang sedang kulewati ini. Dia sangat tampan, tinggi, suara yang merdu dan euh, intinya dia sempurna.
Jika kau melihatnya, aku yakini kau akan suka padanya! Ingat itu!
Kali ini dia tidak terlihat dimana pun. Warung pinggir jalan, toko-toko. Tidak ada Jungkook! Dimana dia?
Padahal sekarang sudah waktunya pulang! Tapi kenapa dia tak ada? Jangan-jangan dia sakit dan tak masuk sekolah?
Baru saja aku cari. Jungkook keluar dari minimarket di kananku dengan membawa sebuah plastik. Coba kutebak, isinya adalah susu kaleng dan kopi kaleng, masing-masing jenis ada 2.
Jungkook masih berjalan dan aku masih memperhatikannnya hingga....
BRUKK!!!
Sial! Aku terjatuh karena tersandung batu besar. Aish! Memalukan!
"Kau tak apa?"
Suara itu.
Aku menoleh kekanan. Mendapati Jungkook terlihat cemas di dekatku! Kuulangi lagi, DI DEKAT KU!Astaga! Jika dari dekat seperti ini, Jungkook seperti malaikat! Jantungku berdebar-debar.
Aku masih diam menatap wajah Jungkook. Dan Jungkook masih terlihat cemas.
"Kau tak apa? Ayo berdiri!" ucap Jungkook lagi.
Aku mengangguk. Mengambil buku-buku yang jatuh dan berdiri.
Aku tersenyum dan Jungkook pun tersenyum.
"Namaku Jungkook. Kau?"
Aku tak percaya ini! Dia mengajakku berkenalan! Mimpi apa kau semalam?
"Seo In Ha." ucapku.
Jungkook mengangguk lalu mengambil sesuatu dari plastik yang ia bawa. Susu kaleng.
"Ini untukmu. Kau tak apa kan?" ucapnya memberi susu kaleng itu.
Aku menggeleng. "Tidak, terima kasih. Dan aku tidak apa." kataku. Tapi sebenarnya aku kenapa-napa. Kakiku terasa nyeri dan perih.
"Tidak apa! Ambil susu kaleng ini." ucapnya.
Aku menerima susu kaleng itu ragu. "Terima kasih." ucapku.
Dia mengangguk. "Lain kali hati-hati. Sepertinya kakimu luka. Nanti sampai di rumah langsung kau bersihkan! Takut terjadi infeksi."
Aku mengangguk senang. Dia sungguh perhatian. "Iya terima kasih."
Jungkook mengangguk. "Sama-sama. Aku harus pulang. Permisi." dia berjalan pelan sekali.
Aku senang sekali. Saking senangnya aku mengatakan. "Jungkook, i love you." secara spontan, pelan. Tidak apa, dia tidak akan mendengar.
Dia sungguh perhatian. Astaga! Kalau begini caranya, aku mau setiap hari jatuh di depannya! Jungkook! I love youuuu. Senangnya.
- I Hear You -
Jungkook senang bertemu dengan gadis itu lagi di depan minimarket ini. Apalagi saat gadis itu terjatuh di depannya, dengan spontan ia langsung mendekati gadis itu.
Jungkook membantu gadis itu dan memberi susu kaleng. Sebenernya susu kaleng itu hanya sebagai alasan agar Jungkook tahu nama gadis itu. Seo In Ha. Nama yang cantik sekali.
Kemudian, ketika ia rasa tidak ada luka serius Jungkook pergi berjalan pelan. Dan ketika itu juga, sebuah ungkapan In Ha yang pelan dan spontan itu terdengar olehnya.
"Jungkook, i love you."
Jungkook tersenyum. In Ha menyukainya. Jungkook sangat senang. Walau kata-kata itu terdengar pelan tapi masih tertangkap di telinga Jungkook dan terngiang di otak Jungkook.
Aku mendengar itu, In Ha.
Aku mendengar itu.
I love you too.- I Hear -
- END -