Can we meet again?

2.7K 183 20
                                    

There I was again tonight, forcing laughter, faking smiles.

Same old tired, lonely place.

~ ~ ~

*Flashback ON*

BRUKK!
"AW!!"

Aku menjerit ketika aku tersungkur cukup keras ketanah. Seketika perih terasa disekitar lututku. Dan saat kuperiksa, lututku telah mengeluarkan darah.

Menjalani hari pertama dikota baru kini terasa menyebalkan!

Pantas saja, dasar ceroboh! Tali sepatuku belum terikat sempurna. Harusnya aku mengikatnya tak terburu-buru saat dirumah tadi. Rasa nyeri dan lututku berdarah ini karena kebodohanku sendiri.

Jika seperti ini, mustahil untukku meneruskan lari pagi walau aku ingin. Tapi mungkin, aku bisa berjalan perlahan sampai rumah.

"Butuh bantuan, Nona?"

Aku terkejut saat tangan seseorang terulur dihadapanku bersamaan dengan terdengarnya suara baritone itu.

Aku pun segera mendongak dan melihat seorang pria dengan baju olahraganya yang basah tengah berdiri dan mencoba menolongku.

Tubuh tingginya menghalangi pandanganku dari silaunya mentari.

Kemudian aku menatap mata birunya. Mendadak jantungku berdetak cepat dan pipiku terasa menghangat saat menyadari tatapan mata sebiru samudera itu.

Darimana dia dapatkan kedua mata itu?

Kedua matanya sungguh indah dan aku seakan tersihir dengan tatapan teduhnya. Dia terus menatap lavenderku sambil tersenyum manis.

Tiba-tiba dia menyetarakan tubuhnya dengan posisiku. Kami masih saling bertatapan. Dan aku masih terhipnotis dalam mata sapphire-nya.

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang