Part 1

768 47 6
                                    

"Kenalin namaku Alysa Virgonia. Biasa dipanggil Lysa." ucapku saat berada di kelas untuk memperkenalkan namaku.

"Lysa kamu bisa duduk di bangku itu." seru Pak Guru lebih tepatnya lagi Pak Bandi sambil menunjuk bangku itu.

"Hai Lysa..!! Kenalin namaku Alex Willion. Biasa dipanggil Alex." ucap Alex yaitu teman sebangkuku saat ini.

"Siapa.. Siapa..? " tanyaku sekali lagi.

"Alex Lys.. Masak kamu nggak dengar sih ! " jawab Alex.

"Siapa tanya.. Gue nggak tanya nama Lo ya.. So.. Whatever lah siapa pun Lo, gue nggak peduli bahkan nggak mau tahu." jawabku dengan sadisnya.

Setelah pulang sekolah, Aku nggak langsung pulang ke rumah melainkan mampir dulu ke mall, cafe sampai larut malam.

Banyak telfon berdering dari HP ku dan itu dari ibuku. Aku nggak mau mengangkat telfon itu.

"Kenapa baru kali ini ibuku nyariin aku ? Kemarin-kemarin kemana aja ?" gumamku dalam hati.

Aku baru pulang ke rumah jam 10 malam.

"Lysa.. Kamu darimana sih ? Ibu dari tadi telfon kamu nggak diangkat-angkat. Udah malam gini baru pulang." bentak ibuku dan marah-marah kepadaku.

"Kalau aku pulangnya malam-malam, terus gimana sama ibu ? Aku baru kali ini ya.. Pulang jam segini. Nah kalau ibu apa dari dulu pulangnya selalu malam. Dan aku nggak pernah marah ke ibu soal itu." jawabku dengan emosi meluap-luap.

"Diam kamu Lysa.. Berani sekali kamu sama ibu yang udah melahirkan dan merawatmu. Ibu lakukan ini juga demi kamu supaya kebutuhanmu terpenuhi." sahut ibu dengan emosi yang semakin meledak-ledak.

"Apa bu ? Demi Aku ? Tapi nggak dengan pulang malam juga bu.. Ibu harusnya intropeksi dulu diri ibu !! Baru ibu marah-marah sama aku. Ahh.. Udah lah bu, aku capek, mau naik ke atas dulu, tidur. " jawabku dan langsung meninggalkan ibu.

"Lysa.. Kurang ajar kamu. Dinasihati malah pergi gitu aja." teriak ibu.

Esoknya
.
.
.
Tok.. Tok.. Tok...
.
Suara pintu yang berusaha untuk membangunkan Lysa dari tidur nyenyaknya tapi Lysa nggak mau bangun juga.

"Non Lysa bangun udah pagi saatnya ke sekolah..!" teriak pembantu itu yang bernama Inem.

Bi Inem pun turun ke bawah untuk lapor ke juragannya.

"Nyonya maaf non Lysa belum bangun juga." ucap bi Inem.

"Kamu nggak buka pintu kamarnya Lysa ?" tanya bu Hana ( ibunya Lysa ).

"Pintu kamarnya dikunci nyonya." jawab bi Inem.

Bu Hana mengambil kunci cadangannnya di sebuah laci dan membuka pintu kamarnya Lysa.

"Lysa ayo bangun udah pagi. Nanti kamu telat lohh." teriak bu Hana.

"Ahh.. Males bu masih ngantuk." jawab Lysa sambil menutup telinganya dengan guling.

Bu Hana langsung mengambil guling itu dan menyiram Lysa dengan air minumnya.

"Ibu apa-apaan sih ? Nyiram aku segala ." ucap Lysa.

"Makanya kamu bangun ! Sekarang kamu mandi, makan, terus sekolah. Cepetan Lysa..! Kamu bener-bener bikin darah ibu naik aja." bentak Bu Hana geregetan melihat tingkah laku anaknya.

Lysa segera mandi dan makan. Hari ini dia terlambat ke sekolah. Gerbang sekolahnya sudah ditutup tapi dia nekad untuk memanjat gerbang sekolah. Pak Bandi mengetahui ini semua dan langsung menghukum Lysa.

"Lysa kamu nihh belum apa-apa udah terlambat ke sekolah dan sekarang malah manjat pagar lagi. Pokoknya ibu kamu akan bapak telfon dan bapak suruh ke sekolah biar tahu kelakuan anaknya ." seru Pak Bandi.

"Ya ... Namanya saya masih ngantuk pak. Maklum donk pak. Terserah bapak dehh mau telfon ibu kek siapa kek. Lysa nggak peduli." jawab Lysa dan langsung meninggalkan Pak Bandi.

"Eh Lysa mau kemana ?" teriak Pak Bandi.

"Mau ke kelas pak. Bosen di sini ." jawab Lysa. Pak Bandi hanya geleng-geleng melihat tingkah laku Lysa.

Pak Bandi serius dengan kata-katanya . Dia akan menelfon ibunya Lysa supaya datang ke sekolah.

Gimana readers cerita kali ini ? Penuh dengan konflik ya ? Lysa berani banget sama ibunya sendiri.
Jangan sampai kita kayak Lysa ya. Padahal ibunya kan kerja buat memenuhi kebutuhannya Lysa juga.
Tapi nggak bisa nyalahin Lysa juga sih . Bu Hana kan harusnya bisa bagi waktu antara pekerjaan dan keluarganya. Bukan cuma sibuk dengan pekerjaannya aja.
Okey guys.. Please vote and comentnya yes ?
Langsung lanjut ke cerita berikutnya..
.
.
.

Maafkan Anakmu IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang