Part 5

791 34 4
                                    

DISCLAIMER: THIS IS MINE! DON'T COPY IT. YOU'RE NICE TO BE GOOD READER. GIVE COMMENT AND VOTE IT IF YOU WANT THIS STORY TO BE CONTINUE TILL END. ^_^


-


Senyumanku hilang seketika. Kaget. Aku mendapatkan wajah datarnya telah menyambut tatapanku yang baru saja kualihkan dari benda-benda indah di atas sana. Perlahan dia tersneyum tipis dan berpaling ke coklat hangat di tangannya. Sambil mengaduk-aduk minumannya itu, dia berkata, "Benar, masa SMA memang indah. Hmm... siapa namanya?" tanyanya.

"Seohyun, Seo Joo Hyun. Dia satu angkatan denganku."

Sooyoung melihatku lagi, "Yeoja?" tanyanya, aku mengangguk.

"Mantan kekasihku..." jawabku lebih jelas. Aku memang bermaksud menceritakan semuanya pada Sooyoung. Aku butuh tempat yang bisa kupercaya. Terlebih Sooyoung pernah merasakan cinta walau tidak sedangkal pengalamanku dengan Seohyun.

Lama dia menatapku dan tak merespon ucapanku. Apa dia kaget?

"Pantas saja kalian tampak akrab..."

Aku mengernyit mendengar ucapannya. "Maksudku... dari cerita prolog-mu tadi saja aku bisa merasakan bahwa kalian cukup dekat." Jelasnya, aku tersenyum dan mengangguk.

"Ya, kau benar. Kami cukup dekat, walau hanya satu tahun menjalin hubungan, karena akhirnya dia di jodohkan oleh namja yang lebih baik untuknya." Aku mulai bercerita lagi. "Tapi, dia datang setelah tiga belas tahun lamanya dan menceritakan padaku bahwa keadaan rumah tangganya tak pernah utuh dan dia selalu sakit. Aku kasihan dengannya. Rumah tangganya hancur setelah bertahun-tahun menikah."

"Apa kau masih mencintainya?"

Aku tak bisa menjawab pertanyaannya. Aku bungkam. Kenapa, kenapa harus menanyakan hal itu? Perlukah kau tau apa yang ada di dalam hatiku?

"Sudahlah, tidak perlu di jawab. Aku mengerti perasaanmu oppa..." lirihnya sambil menatap langit kembali. "Aku tahu rasanya mencintai orang yang sangat kita sayangi..." tambahnya.

Aku tak kuat lagi. Kenapa, kenapa menahan dan mengatur hati itu sangat susah? Aku jadi sesak. Aku jadi bimbang dan kacau. Apa, apa yang sebenarnya hatiku ini rasakan...?

"Soo..." panggilku.

Sooyoung menoleh kearahku dan kulihat wajahnya terkaget. Ya, aku sedang menangis saat ini. Sesak sekali menahan gejolak di dalam hatiku. "Boleh aku memintamu untuk memelukku?" pintaku.

Aku ingin sekali merasakan ada seseorang yang bisa menegakkan dan menguatkan hatiku yang sedang gundah gulana penuh kekacauan dan di rundung ribuan kebimbangan.

Kulihat dia ikut menitikkan air mata dan mengangguk kecil. Detik selanjutnya dia memelukku erat. Kami berpelukan di bawah langit bertabur bintang. Memberi kehangatan di tengah dinginnya malam. Sooyoung benar-benar sahabat yang bisa di andalkan dalam semua sikon yang aku rasakan. Aku selalu tenang bila dia memelukku seerat ini.

***

Keesokan paginya, aku bangun dan langsung masuk ke kamar mandi. Hari minggu ini terasa sangat indah saat aku sudah melihat Sooyoung bersibuk ria di dapur. Maka kupercepat acara bersih-bersih tubuhku dan setelah berpakaian rapi, aku melangkah keluar kamar. Aku berjalan menuju dapur, rasanya sudah tak sabar melihat Sooyoung.

"Oppa!"

Aku menoleh dan terkaget mendapatkan sosok yeoja lain di sofa ruang tamuku. "Seohyun..." gumamku. Dia hanya tersenyum, tapi aku masih terpaku di tempat. Pagi-pagi begini dia sudah berkunjung?

THAT MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang