Sera Masumi

1.5K 68 3
                                    

Shiho's POV

"Kenapa kau membohonginya?" Tanya Shuuichi dengan wajah serius.

"Bohong tentang apa?" Tanyaku balik.

"Tentang kita sudah berpacaran."

"Tidak kok. Aku tidak berbohong."

"Apa maksudmu?"

"Aku benar-benar mencintaimu Shuuichi." Shuuichi terlihat benar-benar kaget setelah mendengar ucapanku.

"Hmmphh... Baiklah kalau begitu." Kemudian Shuuichi menuju pintu keluar.

"Kau mau pergi lagi?" Tanyaku.

"Aku mau keluar sebentar." Ucapnya lalu menutup pintu dan pergi meninggalkanku.

Aku kembali merebahkan tubuhku ini ke kasur. Ahh, kenapa aku berbohong kepada mereka berdua. Kenapa rasanya aku ingin sekali melihat Shinichi tersiksa. Dan kenapa aku mengatakan cinta kepada Shuuichi, padahal aku tidak mencintainya.

'Coba saja kehidupanku ini seperti di novel. Aku bisa hidup bahagia tanpa perlu menderita sedikitpun.' Ucap batinku ini.

Aku bangkit dari tidurku dan menuju beranda yang ada di apartemen Shuuichi yang berada di lantai 2 ini. Pemandangan siang ini cukup indah. Matahari bersinar terang. Angin bertiup sepoi-sepoi. Aku melihat beberapa anak kecil sedang bermain di taman. Melihat mereka mengingatkanku saat aku masih menjadi Ai Haibara dulu.

Aku mengingat-ingat lagi saat dimana Shinichi melindungiku dari organisasi dulu, Saat melihat dia dengan tenang menyelesaikan sebuah kasus, dan yang paling membuatku rindu adalah saat melihat wajah Shinichi yang kesal. Entah kenapa aku tersenyum saat mengingat kejadian tersebut.

Shinichi's POV

Aku pulang seperti seorang pecundang yang gagal membawa tuan putrinku pulang bersamaku. Tunggu dulu, tuan putri? Apa aku menyukainya? Ah, rasanya tidak mungkin aku menyukai seorang wanita yang menyeramkan sepertinya. Lagipula tidak mungkin dia menyukai seorang penggila misteri sepertiku ini.

Hari sudah sore ketika aku sampai di rumah. Kedua orang tuaku sudah kembali ke Amerika karena ada urusan mendadak. Tapi ketika aku masuk ke dalam rumah, aku melihat Heiji sedang duduk di ruang tengah. Heiji yang menyadari kedatanganku langsung beranjak dari kursinya dan mendekatiku.

"Kudo! Kami semua sudah mencari, tetapi tetap saja kami tidak menemukannya. Kami juda sudah bertanya kepada kenalan Miyano, tetapi semuanya bilang tidak tahu."

"Aku sudah bertemu dengannya tadi."

"Lalu dimana dia sekarang?"

"Dia tidak mau pulang bersamaku." Jawabku dengan penuh kesedihan

"Apa! Kenapa dia tidak mau pulang ke rumahmu? Dimana dia sekarang? Biar aku yang membawanya pulang." Balas Heiji dengan nada kesal.

"Tidak Hattori. Kau tidak bisa memaksanya. Sekarang dia tinggal bersama dengan Akai-san di apartemennya."

"Kenapa dia lebih memilih tinggal bersama Akai-san?"

"Karena sudah berpacaran." Ujarku dengan kepala tertunduk. Heiji yang tadinya banyak bertanya langsung diam membisu setelah mendengar penjelasanku. Kemudian dia kembali duduk di sofa sambil menggenggam kedua tangannya. Akupun menyusulnya duduk di sofa tersebut. Tak lama kemudia dia mulai kembali membuka mulutnya yang berisik itu.

"Hei Kudo. Ada yang ingin kutanyakan padamu." Ucapnya dengan suara yang berat.

"Apa itu?" Jawabku santai.

"Kau.. Apa kau menyukai Miyano?" Tanya Heiji dengan serius. Sontak aku langsung membantah pertanyaannya tersebut.

"Tidak! Tidak mungkin aku menyukai perempuan seperti dia!."

"Lalu kenapa kau bersikeras untuk mengajaknya pulang padahal rumah ini bukan miliknya!"

"Aku.. Aku hanya ingin membalas budi padanya karena sudah membuat penawar APTX4869. Itu saja"

"Tidak! Kau bukan hanya ingin membalas budi padanya, Tetapi kau juga mencintainya." Entah kenapa emosiku terpancing karena perkataan Heiji.

"Terserah kau mau bilang apa. Biar kuberi tahu satu hal, Aku tidak mungkin menyukai Miyano!" Ucapku lalu meninggalkan Heiji dengan perasaan sangat kesal.

"Mau kemana kau?" Tanya Heiji.

"Ke tempat dimana kau tidak bertemu dengan orang yang menyebalkan sepertimu!" Ucapku kemudian memebuka pintu lalu menutupnya dengan membantingnya.

Ketika aku sudah di luar rumah, aku bingun mau pergi kemana. Yah kupikir tidak ada pilihan lain selain pergi ke sebuah kafe. Mungkin segelas jus akan terasa nikmat di hari yang amat panas ini. Sesampainya di kafe terdekat aku langsung memesan jus lemon. Baru saja aku duduk, aku dikejutkan oleh sebuah tangan yang menyentuh pundak belakangku. Ketika kutolehkan kepalaku ke belakang, aku sedikit kaget ketika melihat wajah yang kukenal.

"Kudo! Apa kabarmu? Lama tidak bertemu ya." Ujar Sera dengan senyumnya yang lebar.

"Sera! Apa yang kau lakukan disini? Bukannya kau sudah kembali ke Amerika?" Tanyaku.

"Ah kalau soal itu, aku ke Jepang cuma untuk berlibur sebentar sebelum menjalani pelatihan pertamaku sebagai agen FBI." Jelas Sera.

"Oh begitu ya." Balasku singkat.

"Apa-apaan ini. Kita sudah lama tidak bertemu dan kau malah seperti tidak ingin berkata apa-apa padaku."

"Ahh.. Bukan begitu, mood ku hanya sedang buruk saja."

"Kalau begitu ceritakan saja padaku. Mungkin aku bisa memberimu solusi."

"Hmm.. Tidak. Ini bukan masalah yang besar."

"Yah sebenarnya aku juga punya banyak masalah."

"Dan kau ingin menceritakannya padaku."

"Tidak. Aku bisa mengurus masalahku sendiri."

"Hooh. Sikapmu sudah bertambah dewasa ya."

"Tentu saja. Aku tidak sepertimu yang selalu terlihat seperti anak kecil." Kami terus bergurau di kafe tersebut. Tak terasa hari sudah sore, dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke rumah kami masing-masing. Berhubung Apartement Sera searah dengan rumahku, jadi kami pulang bersama. Tanpa sadar siang ini aku tidak memikirkan masalahku dengan Shiho lagi.


Shiho's POV


"Yah mungkin aku harus jujur pada Kudo." Ucap batinku.

Sore itu aku memutuskan untuk menjelaskan yang sebenarnya kepada Shinichi. Aku berencana untuk memaafkannya. Dan jika dia mau mengizinkanku kembali tinggal di rumahnya, aku akan kembali tinggal di rumahnya.

Tetapi, sebelum sampai di rumah Shinichi, aku melihat dia sedang berjalan berduaa dengan seorang perempuan. Dan juga aku sepertinya mengenal perempuan tersebut. Niatku yang awalnya untuk berbaikan dengan Shinichi jadi batal. Seketika rasa marahku kembali kambuh setelah melihat dia Shinichi dengan perempuan lain.

"Akan kungingat ini Kudo-kun." Ucap batinku terbakar oleh rasa marah.


-TBC




Perangkap Bernama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang