Prolog

18.9K 1K 6
                                    

Gemericik air terdengar di tengah deburan ombak, kerlip bintang bertaburan menghiasi langit, polusi cahaya tidak menghalangi pemandangan asterisma* yang dapat dilihat dengan mata telanjang.

"Gia, cepet masuk! Di luar dingin". Seruan penuh perhatian itu terdengar di telinga remaja perempuan, namun seolah malas menanggapi dia hanya bergumam pelan yang tentu saja tidak terdengar sampai dalam, "Gia, kamu denger mama?!"

"Iya, mamaa sebentar, airnya belum penuh" Gia kembali berkonsentrasi memperhatikan kucuran air dari selang untuk memenuhi kolam ikan yang dibuat ayahnya satu bulan lalu. Deburan ombak semakin kencang terdengar. Malam telah lumayan larut, tapi gadis tersebut seolah tak merasakan semilir angin yang kuat berhembus.

Andai saja dia mempunyai tubuh yang kuat layaknya anak normal, dia pasti memilih untuk membersihkan kolam ikannya di siang hari. Sinar matahari yang terik merupakan musuh alami Gia namun anehnya gadis itu sangat menyukai bagaimana sinar matahari menyentuh kulitnya yang pucat.

Matanya berkilauan memperhatikan gerakan gemulai ikan berwarna jingga, sinar bulan memantulkan cahayanya lewat air kolam yang hampir penuh. "Aku mau ikut berenang,"

"Do it" Gadis tersebut tersentak mendengar suara asing tidak jauh dari tempatnya duduk sejak tadi. Refleks Gia langsung berdiri dan mencari sumber suara, dia menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya pada seorang laki-laki yang sedang menyandarkan tubuhnya di pohon besar dekat rumah Gia.

"Kamu siapa?" Gia bertanya penasaran, pasalnya di lingkungan tempat tinggal gadis tersebut, hanya ada sedikit penduduk, dan tentu saja hampir semua dikenali oleh Gia meskipun gadis itu jarang menampakan diri di siang hari.

Laki-laki itu hanya mengangkat sebelah alisnya, "Sendiri?" Meskipun bingung, Gia tetap mengangguk, dalam hati dia bersiap berteriak jika laki-laki tersebut menunjukkan gelagat aneh. Focus Gia terpecah antara mengawasi laki-laki yang terus mendekat ke arahnya dan melihat keadaan di dalam rumah, takut-takut laki-laki tersebut merupakan komplotan perampok yang sedang dicari oleh polisi.

Laki-laki tersebut terkekeh melihat tingkah Gia yang polos, "Kamu takut?" Gia menggeleng cepat meskipun matanya menunjukkan hal yang sebaliknya.

"Ja – jangan mendekat." Kini jarak mereka tidak lebih dari satu meter, cahaya dari rumah Gia menerangi laki-laki tersebut "it's okay, aku bakal ngapa-ngapain kamu," Gia menyipitkan matanya curiga, hal ini kembali membuat laki-laki tersebut terkekeh.

"Ka – Kamu berdarah," kepala laki-laki itu meneleng bingung, "Sudut bibir kamu." Cicit Gia pelan, dugaan bahwa laki-laki tersebut merupakan komplotan perampok semakin kuat di benak Gia.

"Ellio"

"Huh?"

"Namaku"

Gia mengangguk, tapi jelas matanya menggambarkan kebingungan.

"Giaa, kalo kamu ga masuk, mama bakal kunci pintunya sekarang" Mata Gia menyorot khawatir pada Ellio, pasalnya dia baru menyadari bahwa di baju laki-laki tersebut pun terdapat darah.

"Gia!" Mamanya kembali berseru dari dalam rumah.

"Ka-Kamu mau masuk? Biar aku obatin."

Ellio menggeleng, "Cepat masuk atau kamu akan tidur di luar".

"Aku bisa obatin kamu"

"Aku percaya" Suara derap langkah terdengar dari rumah.

"Gia, nanti kamu sakit kalau kelamaan di luar," Gia menoleh ke arah mamanya yang kini telah berada di ambang pintu.

" Ma, tadi ada –" Kalimatnya terputus saat tidak menemukan Ellio lagi dihadapannnya.

"Ada apa? Cepat masuk, mama udah ngantuk dari tadi nungguin kamu," Mama Gia berjalan masuk kembali sambil menguap, "Jangan lupa matiin keran airnya, Gia, kolamnya udah penuh." Gia celingukan mencari Ellio. Dia bersumpah tadi melihat Ellio, kemana dia? Apa tadi merupakan halusinasinya? Atau justru tadi merupakan hantu laut yang sering diceritakan tetangganya? Dengan cepat Gia mematikan keran air dan berlari memasuki rumah.

Dikejauhan Ellio tertawa melihat tingkah Gia, kepolosannya sungguh membuat dia terhibur.

----

Glosarium

*Kumpulan bintang yang membentuk pola, biasanya untuk petunjuk arah.

Love LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang