3 (Everything has changed)

285 37 21
                                    

Please do not judge. I write on my own. I love my mind ok.

***

El berdiri kaku diatas sebuah lahan tandus dan melihat kondisi sekelilingnya. Sepi, dimana semua orang? Lama El berpikir dan akhirnya ia menemukan sesuatu, sebuah taman yang ada di depannya merupakan taman yang dulu ia kunjungi saat kecil. Sangat jelas terbayang di dalam pikirannya tempat itu menjadi sebuah kenangan manis dirinya saat masih kecil. Ia tertawa kecil melihat bunga mawar yang tumbuh mengelilingi taman. Bunga mawar yang menjadi satu-satunya bunga yang tumbuh di taman itu. Dulu ia sering menyuruh Carlos untuk memetik salah satu dari bunga itu, lucunya Carlos sempat membuat tangan El tertusuk duri mawar itu.

Tiba-tiba saja seorang gadis kecil muncul dari arah jalan raya menuju taman kecil tersebut menggunakan sebuah sepeda merah yang lucu. El menatap sepeda itu dari jarak beberapa meter. Sepertinya ada sesuatu, namun El hanya menghiraukannya. Beberapa saat setelahnya, seorang bocah laki-laki kemudian berlari mengikuti gadis yang bersepeda sambil berteriak.
"Tunggu aku."

Gadis itu semakin mempercepat laju sepedanya sembari tertawa riang. El menatap aneh gadis kecil yang mengayuh cepat sepedanya melewati El yang berdiri di pinggir jalan. Ada yang tidak beres.

Tidak. Ini aneh.

"Ber.. hu.. hen..hu..tiii.." teriak bocah lelaki itu terengah-engah mencoba menghentikan gadis kecil yang melaju cepat dengan sepedanya melampaui bocah itu.

El berlari mengikuti gadis kecil itu dan tepat saat El berhenti. Gadis kecil itu terjatuh dari sepedanya. El melihatnya menangis tersedu-sedu menatap darah pada lututnya. El mematung sejenak di tempatnya, jelas sekali disini ada yang tidak beres. El hendak menolong gadis kecil itu, perlahan ia mulai berlari kearahnya dan-

Seorang lelaki tiba-tiba saja mendahului dirinya untuk menolong gadis itu. Seketika langkah El terhenti. Dari jarak 5 meter terlihat jelas ia mengamati kedua orang yang ada dihadapannya. Lelaki itu.. Gadis kecil itu.. Dari sudut pandang mata lelaki itu El perhatikan sangat tidak asing baginya.

Dia.

El mendekati mereka perlahan, berjalan dengan langkah kecil.

4 meter.

3 meter.

Lebih dekat.

Semakin mendekat, hingga akhirnya lelaki itu tampak menaikkan pandangannya, El cukup terkejut karenanya. Arah mata lelaki itu lurus kerah El.

"H-hai."Eli menyapa lelaki itu dengan ragu.

Detik berikutnya raut wajah lelaki itu tampak mengernyit dengan kedua mata tajam.
Terdengar suara langkah kaki dari belakangnya.

"El!"

El memutar tubuh kemudian menemukan-

"Dad? "

Apakah itu benar ayahnya? Sosok lelaki tua yang selama ini ia rindukan?

El melihatnya berlari menuju gadis kecil itu. Tunggu. Dimana lelaki yang tadi? Mengapa semua menjadi kacau seperti ini.

"El?"

"Daddy. Hik..hik.."gadis itu terisak-isak.

Daddy? Apa yang- Astaga.

Keringat El bercucuran dari dahinya. El merasa sangat tidak baik. Nafasnya tersengal seketika terbangun dari mimpi anehnya, ia hanya mematung diatas kasur nya.

Tempat itu.

Orang asing itu -dengan tatapan yang sudah akrab di matanya.

Dan ayahnya.

The Next Of Twilight Saga : AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang