*Kriiinnnggggg*
Bel yang ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi juga, apalagi kalau bukan bel istirahat. Apalagi Rico yang sudah menanti bel ini, dia ingin cepat-cepat menguras habis isi dompet Ravi selama beberapa hari kedepan.
"Akhirnyaa bel jugaa.. Yok Bar, Al kita ke kelas Ravi."
"Ayokk! Sekalian gue mau tptp sama Intan haha." Jawab Bara. Tumben banget mereka ke kelas Ravi dulu biasanya juga langsung ngacir ke kantin-pikir Al
Kemudian mereka pergi ke kelas Ravi.
"Intan! Ravi mana?" Tanya Rico
"Udah ke kantin."
"Haii Tan? Kantin yuk!" Ajak Bara
"Traktir yee.."
"Beresss."
Mereka berlima pun pergi ke kantin. Sesampainya di kantin, Rico langsung mencari-cari keberadaan Ravi. Nah tuh dia si kucrut-batin Rico, kemudian mereka menghampiri Ravi.
"Woy bro!" Ucap Rico sambil menepuk pundak Ravi yang membuat suapan Ravi menggantung di udara karena kaget.
"Ehehe lo Co. Ngapain disini?" Sapa Ravi sambil cengengesan, Rico memutar bola matanya malas
"Mau nagih utang."
"Lo mau nagih utang ama sapa Co? Jadi rentenir lo ye?" Tanya Bara
"Bukan bego! Udah-udah lo semua duduk aja yang manis, nanti gue yang pesenin. Hari ini kita makan gratisss!!"
"Seriusan??! Lo yang bayarin?" Tanya Intan
"Bukan. Si Ravi yang bayar." Ucap Rico enteng
"Uhukk.. Uhuk.. Uhukk.." Ravi terbatuk karena tersedak makanan yang dia makan. Mereka semua kemudian memandang Ravi dangan tatapan berbinar-binar
"Engga engga boong itu!! Eh setan siapa yang bilang gue mau traktir?!"
"Lupa sama perjanjian kita??" Tanya Rico sarkas
"Tap--"
"Ayolah Ravvv.. Sekali-sekalii." Ucap Intan
"Tapikan Tan yang gu--"
"Kita makannya ga banyak ko Rav. Seriuss dehh." Ravi menghela nafas dan akhirnya
"Yaudah." Dalam hati Rico tertawa melihat ekpresi Ravi
***
Seminggu sudah berlalu.. Naina, Della dan juga Cindy sudah selesai dengan skorsing mereka. Bara dan Intan juga terlihat semakin dekat. Rico puas karena seminggu kemarin mengerjai Ravi, sedangkan Ravi meratapi nasib dompetnya
"Pagi Le." Sapa Intan yang baru saja sampai di bangkunya
"Pagi Tan. Kamu udah ngerjain pr biologi?" Intan mengernyit bingung
"Pr biologi?? Emang ada??"
"Ada tauu.. Halaman 52."
"Demi apa??! Mampuss!! gue belom lagi aelahh.. Gue liat buku lo dong boleh ya? ya? ya?" Pinta Intan memelas
"Iya nih.. Cepetan salin sepuluh menit lagi bel loh."
"Iya. Thankyouu cantikk."
Kemudian dengan secepat kilat Intan menyalin pr Ale. Disaat Intan sedang serius seriusnya tiba-tiba ada yang berteriak."Helloooo everybody!!! Ravi tamvan sudah datanggg!!"
"Berisik bego!" Teriak Intan
"Yailah neng pagi-pagi udah galak aje."
"DIEM!"
"Lagi ngapain emang si Intan Le?"
"Nyalin pr biologi."
"Lah? Emang ada ya? Waktu itu kan pak Denny ga masuk."
"Ada. Tugasnya ditulis di papan tulis."
"Mati. Gue belomm!! Tan tannn berdua donggg.." Ucap Ravi sambil mengguncang-guncangkan bahu Intan
"Ahh kann ke corett! Sono lo ahhh ribet tau gak!"
"Aelah Tann meditt banget sih lo.."
"Bodo."
"Lo ga kesian apa ama gue? Antara hidup dan mati nih!"
"Najis banget idup lo! Yaudah sini cepetan!"
Ravi buru-buru menarik bangku yang ada di dekatnya ke sampin Intan dan mulai menyalin pr biologi dengan kecepatan super. Sedangkan Aleya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua temannya itu.*kriiingggg* bel berbunyi bertepatan dengan Ravi dan Intan yang sudah selesai menyalin pr.
"Akhirnya selesai jugaa.. Tangan gue kriting nulis ngebut begini." Ucap Ravi
"Sama anjirr! Tulisan gue juga jadi ga berbentuk."
"Tulisan lo kan emang jelek."
"Sialan. Kaya tul---"
"Woy Rav! Bangku gue balikin gue mau duduk ntar keburu ada Pak Denny."
"Iya sab--"
"Ravi, Sita! Ngapain kalian disitu? Kembali ke tempat duduk kalian!"
"Eh bapak. Ini pak bangku saya dipake Ravi." Ucap Sita sambil menunjuk Ravi
"Ravi cepat kembalikan bangku Sita dan kembali ke tempat duduk kamu."
"Iya pak." Ravi pun mengembalikan bangku Sita dan segera ke tempat duduknya.
"Nah sekarang kumpulkan Pr kalian. Yang tidak mengumpulkan berdiri di depan kelas selama pelajaran saya berlangsung!"
Ravi dan Intan bernafas lega "Untung tadi keburu. Thanks Le."
"Sama-sama Tan."
***
Tbc
Vote & commentsnya ya jangan lupa
Thx
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat? ( Completed )
Teen Fiction"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Jangan berjanji jika kau tidak bisa menepatinya. Jangan pikirkan aku, kembalilah jika hatimu memang masih untukku."